"Hae-Chan." Ucap Jaemin
"Nana kau sudah bangun? Kau mau apa? Minum? "
Jaemin hanya menggeleng dan melihat sekitar mencari sosok Jeno berada
"Dimana Jeno hyung, Chan? "
"Di kelas. "
"Siapa yang membawaku kemari? "
"Aku menemukanmu tidak sadarkan diri di lorong saat aku baru tiba Na, kau pagi pagi sudah membuatku cemas. "
"Bukankah Jeno hyung juga berada disana? Lalu mengapa kau tidak masuk ke kelas? Kau membolos Chan? "
"Jen- ah tidak tidak, aku sudah meminta izin untuk menjagamu disini, dan saat aku menemukanmu tadi pagi, kau hanya sendiri, Na. "
"Chan, emm aku yakin sebelum aku benar benar tak sadar Jeno hyung yang menopang ku, Chan. "
"Ah sudah, aku tidak tau Na. "
*Flashback
Haechan baru tiba disekolah dan melihat Jeno tengah menggendong seseorang yang dia yakini itu ada Jaemin, Haechan segera menghampiri mereka.
"Jen kenapa? " Jeno menoleh pada Haechan yang sudah berada di sampingnya
"Diserang Mark dan teman-temannya. "
"Aigoo, kenapa sekarang dia menyerang Jaemin? "
"Jaemin menyerahkan dirinya untuk melindungi ku. " Haechan membelalakan matanya saat mendengar ucapan Jeno, Jaemin baik sekali, sampai dia rela mengorbankan dirinya untuk hyungnya, walaupun kondisi hubungan mereka sedang tidak baik sekarang.
"Yasudah ayo ku bantu. "
"Tak usah Chan. "
Akhirnya mereka tiba diruang kesehatan.
Jeno menidurkan Jaemin diranjang ruang kesehatan
"Hati-hati Jen. "
"Chan bisakah kau menjaga Jaemin disini, aku akan ke kelas. "
"Mengapa tidak kau sendiri? "
"Kau tau kan aku dengan Jaemin sedang tidak baik-baik saja? Dan jangan bicara apapun tentang aku yang membawa Jaemin kemari, bilang saja kau yang menemukannya. "
"Egomu terlalu tinggi Jen, yasudah biar aku yang menjaga Jaemin disini. "
"Akan aku izinkan kalian berdua ke ibu Wendy. "
"Iya"
*End
***
"Na kau yakin akan kembali ke kelas? "
"Yakin Chan, ini kita sudah berada didepan kelas, tidak mungkin kita kembali ke ruang kesehatan lagi. "
"Yasudah, kalau kau merasa tidak enak atau sesak lagi, kau harus segera berbicara padaku atau siapapun! "
"Iya Chan. "
"Permisi " Ucap Jaemin ketika memasuki kelasnya diikuti oleh Haechan dibelakangnya
"Jaemin sudah sehat? Bukankah tadi sedang diruang kesehatan? " Tanya ibu Wendy
"Sudah bu. "
"Yasudah silahkan duduk ditempat masing-masing! "
Jaemin menarik kursi dan meletakkan tasnya, pandangannya tak lepas dari Jeno yang menatap ke depan
"Hyung." Jeno tak menjawab
"Terimakasih hyung, entah aku bermimpi atau tidak, tapi aku berterimakasih karena kau sudah menghampiri ku tadi. " Lagi lagi Jeno tak menjawab ucapan Jaemin, matanya masih tetap menatap ke depan.
"Mungkin aku bermimpi hyung, saat kau menolongku tadi, tapi aku sangat se-"
"Diam Jaemin! " Bentak Jeno membuat Jaemin menundukkan kepalanya.
"Jadi anak-anak, karena pekan ujian telah berakhir dan pengambilan hasil nilai juga sudah berakhir ini saatnya kita mengadakan camping. " Ucap bu Wendy membuat semua murid di kelas tersebut bersorak ria.
"Kita akan melaksanakannya dua hari lagi, jadi besok kalian akan diliburkan, dan siapkan diri kalian untuk camping lusa. " Lanjut bu Wendy.
"Hyung kau ikut tidak? " Jeno memutar bola matanya malas, dan hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku sangat tidak sabar menunggu hari itu tiba hyung. " Jaemin menghela napasnya kemudian menyunggingkan senyumnya.
***
Hari ini dimana hari yang paling ditunggu-tunggu, hari dimana Jeno, Jaemin dan teman-temannya akan melakukan camping di dalam hutan di kaki gunung.
"Jeno kau sudah membawa semua peralatan mu? Pakaian, makanan? Ah iya yang paling penting, obat-obatan, sudah? " Tanya Taeyong yang sedang membantu Jeno berkemas.
"Sudah hyung. "
"Kau harus hati-hati Jen, tidak boleh sampai kenapa-napa, jika kau sakit, kau harus berbicara pada siapapun dan meminta bantuan. "
"Iya hyung, cerewet sekali. " Taeyong mengusap rambut Jeno gemas.
"Nana semua sudah kau siapkan? " Tanya Jaehyun
"Sudah hyung. "
"Obatmu?"
"Ini." Tangannya menunjukkan kotak yang berisikan obat-obatnya.
"Yasudah ayo kita berangkat, Jeno sudah berada di mobil. " Jaemin mengangguk.
***
"Kalian jaga diri baik-baik, hati-hati disana ya. "
"Iya hyung. "
Kemudian Jaehyun melajukan mobilnya.
***
"Wah udaranya sejuk sekali. " Ucap Jaemin menarik napasnya dalam dan memandangi sekitarnya
"Bu Wendy meminta kami untuk satu tenda berisikan tiga orang, jadi kita harus menjadi satu tenda, aku tidak menerima penolakan dari Jeno. " Ucap Haechan
Jeno hanya menatap Haechan tajam, membuat Haechan dan Jaemin terkekeh.
"Yasudah ayo kita berdirikan tenda kita. " Ajak Haechan
Kemudian Jeno, Jaemin, dan Haechan dan murid lainnya membuat tendanya masing-masing.
***
Hari sudah mulai sore dan bu Wendy menyuruh mereka untuk beristirahat dan berbagainya. Tak terkecuali Jeno yang sedang duduk menyendiri di salah satu batu di dekat tendanya.
"Hyung kenapa sendiri? " Jeno tak menjawab ucapan Jaemin, dan Jaemin duduk disebelah Jeno.
"Hyung aku merindukan eomma dan appa. " Kata-kata itu sanggup membuat Jeno menoleh pada Jaemin dan membuat hatinya kembali sakit.
"Hyung, kau membenciku ya? " Jaemin menoleh pada Jeno, membuat Jeno yang tadinya menatapnya kini memalingkan pandangannya kearah lain.
"Pasti kau membenciku hyung, tapi aku minta maaf karena kata-kataku beberapa hari lalu membuat hubungan kita seperti ini-"
"Maaf juga karena aku terlalu mencampuri urusanmu hyung, tapi jujur ini aku lakukan karena aku sayang kepadamu hyung, aku tidak ingin melihatmu terluka-"
"Aku merasa sangat tidak berguna sekarang hyung, tapi jika aku boleh jujur hyung, aku benar benar ingin menjemput eomma dan appa-"
"APA MAKSUDMU JAEMIN!! " emosi Jeno memuncak, menarik kerah baju Jaemin dan membuatnya terjatuh di tanah.
"Hyung, apa kau sangat membenciku hyung? Bagaimana caranya agar kau bisa kembali tersenyum lagi hyung? Apa dengan aku mati kau akan kembali tersenyum, hyung? "
"TUTUP MULUTMU JAEMIN!! " Jeno hampir saja melayangkan pukulannya pada Jaemin jika saja tidak ada Haechan yang tiba-tiba datang dan menahannya, sedangkan Jaemin sudah memejamkan matanya.
"Jeno sadarlah, dia adikmu, Jen. Kami disini untuk bersenang-senang, hentikan semua ini, Jen. " Jeno melepaskan tangannya yang mencengkram kerah baju Jaemin.
"Pergi dan jangan ganggu aku lagi Jaem. " Lirih Jeno
"Aku tidak akan mengganggumu, hyung. Maaf. " Ucap Jaemin kemudian meninggalkan Jeno dan Haechan.
"Chan." Lirih Jeno saat air matanya turun begitu keras, Haechan yang melihatnya langsung membawa Jeno dalam pelukannya.
"Aku hanya tak hiks suka saat hiks Jaemin bilang dia hiks ingin hiks mati, Chan. " Tangis Jeno pecah dalam pelukan Haechan.
"Aku tau Jen, kau hebat,dan kau boleh menangis sepuasmu sekarang Jen. " Haechan mengusap punggung Jeno.
***
Malam pun berganti pagi, Jaemin benar-benar mendiamkan Jeno dan tak ingin membuat Jeno terganggu, sampai malam berikutnya datang pun Jaemin benar-benar tak mengusik Jeno sama sekali.
Haechan yang melihatnya hanya menghela napasnya, tidak bisa berbuat apapun pada pasangan adik kakak itu.
"Nana kau mau kemana? " Tanya Haechan ketika melihat Jaemin berjalan menuju keluar area perkemahan.
"Aku akan ke kamar mandi, Chan. "
"Hari sudah gelap Na, mau aku antar? "
"Tidak usah Chan, aku sendiri saja. "
"Hati-hati, Na. "
Hampir satu jam lebih Jaemin pergi, namun tidak ada tanda-tanda kehadiran Jaemin kembali.
"Chan kau tau Jaemin dimana? Ditenda tidak ada. "
"Tadi dia bilang akan kekamar mandi, Jen. "
"Sejak kapan? " Haechan menoleh pada Jam ditangannya
"Sekitar satu jam yang lalu, Jen. "
"Chan, Jaemin belum kembali. " Jeno panik
"Astaga iya Jen, dimana dia? "
"Aku akan mencarinya,langit sangat gelap sekarang, aku yakin hujan akan turun, Jaemin tidak kuat dengan dingin. "
"Kita lapor pada bu Wendy dan Park saem terlebih dahulu, Jen. "
TBC.