Catatan awal :
Warning!!!
Explicit Sexual Content 🔞
Penggunaan bahasa di ff ini cukup formal ya, pakai (saya, Anda) karena menyesuaikan karakter orang-orang Sekte Gusulan yang memang memandang tinggi sopan santun. Kecuali Wei Ying, Wang Yibo dan beberapa murid Gusulan (pakai aku--kau, terkadang).
··················•••X•••··················
"Wei Gongzi, ini saya Lan Shizui. Saya datang untuk mengantarkan HanGuang-Jun."
"Wei Gongzi."
" ... "
"Gongz---" Belum selesai Shizui mengucapkan kalimatnya, tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar.
"Eum ... Wei Gongzi?"
Seorang lelaki manis serupa dengan Xiao Zhan mengejutkan Wang Yibo. Wajah itu, proporsi tubuh itu, benar-benar sangat mirip dengan Zhan Ge-nya. Hanya saja, penampilan dan rambut panjangnya itu sama sekali bukan style seorang Xiao Zhan, menurut Yibo.
Apakah dia yang bernama Wei Gongzi itu?
"Lan Zhaaann!!!" seru lelaki di hadapannya.
Lelaki itu menghambur memeluk tubuhnya begitu erat. Terdengar sesenggukan dan rengekan seolah sedang menangis tersedu-sedu.
Wang Yibo menatap Lan Shizui dan menggunakan isyarat mata seolah meminta penjelasan. Namun, Lan Shizui hanya tersenyum lembut melihat Hanguang-Jun yang terlihat bingung dan Wei Wuxian yang tengah berakting berlebihan.
Sialan, apa-apaan ini?! Yibo mengumpat tanpa suara.
"Aku tahu kau akan kembali, aku tahu kau tidak bisa hidup tanpaku, aku tahu kau sangat mencintaiku, aku sangat tahu itu ... tapi kau sudah membuatku hampir gila karena menghilang begitu lama. Tetua Qiren bahkan hampir setiap hari koma bangun lagi, koma bangun lagi, tapi tidak mati-mati. Uhhhuuuu ... kau menyebalkan, kenapa kau tiba-tiba menghilang tanpa jejak, hah?! Kau sudah bosan denganku atau kau memiliki selingkuhan di luar sana? Jawab aku Lan Zhan?! Kenapa kau diam saja?" oceh lelaki yang masih memeluknya ini.
Pening tiba-tiba mendera kepala Wang Yibo. Makhluk jadi-jadian yang mirip Xiao Zhan di depannya ini tingkat kecerewetannya melebihi ibunya di rumah. Dari sekian panjang kalimat yang terucap darinya, hanya satu yang dia tangkap yaitu kenapa kau diam saja? Selain itu Wang Yibo tidak ingat apa saja yang diucapkan lelaki berparas manis ini.
"Eum, Wei Gongzi. Hanguang-Jun sepertinya mengalami kejadian buruk sebelumnya. Hanguang-Jun tidak mengingat kami saat bertemu beberapa hari yang lalu. Hanguang-Jun seperti lupa ingatan, jadi bisakah Wei Gongzi tidak memborongnya dengan berbagai pertanyaan yang tidak Hanguang-Jun pahami," ujar Shizui menjelaskan keadaan Lan Wangji pada Wei Wuxian.
"Benarkah?!" Wei Ying berseru.
"Oh, ya! A-Yuan! Sudah berapa kali aku katakan padamu untuk tidak memanggilku begitu, kenapa kau masih saja memanggilku Wei Gongzi, hah?!" gertak Wei Ying sembari menatap tajam Shizui yang langsung menunduk; sedangkan Wang Yibo hanya menatap interaksi keduanya dengan raut datar.
Apa yang sebenarnya mereka bicarakan? Kenapa lelaki di hadapannya itu meminta Shizui untuk tidak memanggilnya Wei Gongzi? Aneh. Seharusnya dia senang karena dipanggil dengan begitu terhormat.
"Maafkan saya, Wei Gongzi. Tapi panggilan ini terasa lebih nyaman daripada Ba ... tidak, tidak. Lebih baik saya tetap memanggil Anda Wei Gongzi saja, " Lan Shizui menjawab takut-takut.
"A-Yuan, A-Yuan. Kau sudah mulai belajar membantah sekarang, ya? Siapa yang mengajarimu untuk tidak mendengarkan perintah orang yang sudah merawat dan membesarkanmu?!"
"Tapi Wei Gongzi ... yang merawat dan membesarkan saya itu Hanguang-Jun," Lan Shizui membantah, tapi dia berkata sejujurnya dengan suara lirih.
Hidung Wei Wuxian kembang kempis. Dia tidak terima karena Shizui tidak mengakui dirinya sebagai sosok yang juga telah merawatnya sejak bayi. "Lan Zhan itu suamiku, kau bahkan memanggilnya papa waktu kecil."
"Tapi Wei Gongzi, itu sudah lama berlalu ...." lan Shizui tetep kekeh disertai malu karena diingatkan kembali akan kejadian sewaktu dia masih kecil.
Sementara itu Wang Yibo mengeryitkan dahi dan membatin keheranan. Suami? Papa? Hanguang-Jun dipanggil papa? Tunggu! Bukankah aku sekarang dianggap Hanguang-Jun, itu berarti di sini aku sudah bersuami dan punya anak?
Hah?
"Baiklah ... kita bicarakan ini besok, dan aku pastikan Lan Zhan akan menghukummu!" Wei Wuxian berujar sembari melemparkan tatapan peringatan.
"Lan Zhan!! Aku sangat merindukanmu ...."
Lamunan Wang Yibo buyar. Tanpa sadar dia telah termenung memikirkan banyak hal sejak menyaksikan dua orang di depannya saling berdebat. Dia terkejut setengah mati karena si Wei ini tiba-tiba memeluk lehernya erat-erat dan mencium bibirnya ganas.
What the hell?!! Bibirku ternoda! Zhan Ge!!!
Laki-laki ini sudah mengambil ciuman pertama yang sudah jaga dengan sepenuh hati dan segenap jiwa raga.
Wang Yibo sebelumnya memang sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa meskipun dikenal menjadi seorang casanova tingkat dewa dan sering berhubungan dengan banyak wanita, tetapi dia tetap menjaga ciuman pertamanya untuk seseorang yang berarti bagi yaitu Xiao Zhan. Namun kini, pupus sudah impiannya. Si Wei yang mirip dengan Xiao Zhan ini dengan seenak jidat malah mencuri start.
Melihat kedua orang tuanya berciuman panas, rona kemerahan seketika menghiasi kedua sisi pipi Lan Shizui. Kepalanya menunduk dalam-dalam dan perlahan undur diri dari hadapan mereka.
Ciuman itu terlepas sesaat setelah Lan Shizui menghilang dari pandangan. Wang Yibo merasakan nyawanya mungkin saja sudah keluar dari raga. Tatapan mata dan otaknya seketika kosong.
Sebuah hisapan kuat tiba-tiba mendarat di jakun dan itu membuat kesadarannya kembali. Namun, belum sempat Yibo mengatakan sesuatu, Wei Ying sudah menyeret pergelangan tangannya masuk ke dalam rumah tersebut.
Tubuhnya terhempas ke atas ranjang kayu yang memiliki permukaan keras. Rasa nyeri yang menyerang punggung belakang membuatnya merintih kesakitan.
"Akhh!" Yibo spontan berseru saat tiba-tiba benda pribadinya diremas kuat oleh lelaki yang tengah merangkak di atas tubuhnya.
"Shit!" umpatnya saat lelaki bernama Wei Wuxian itu dengan kuat mendorong tubuhnya agar terbaring sepenuhnya pada dipan kayu tersebut.
Wang Yibo merasakan lagi. Remasan kuat di area pribadi yang membuatnya ingin mengumpat keras-keras dan mengabsen seluruh isi kebun binatang ataupun meraung bak singa jantan kelaparan.
Sialan! Ini namanya pelecehan seksual. Jika kubiarkan terus, bisa hilang harga diriku sebagai lelaki paling tampan se-China karena makhluk mirip Zhan Ge ini menguasaiku.
"Hentikan!!!"
"Lan Zhaaan!" Wei Ying membalas berseru dengan nada yang terdengar manja.
"Kenapa kau berteriak padaku? Harusnya kau senang. Biasanya juga aku tidak hanya memegangnya, tapi memainkannya, mengurutnya, mengemutnya, menghisapnya, dan memasukkannya dalam lubangku. Dan kau justru senang bahkan ketagihan saat aku melakukan itu," Wei Ying dengan binal menyuarakan kalimat protesnya.
Sementara kedua manik Wang Yibo melebar mendengar perkataan Wei Wuxian yang terbilang vulgar itu. Dia segera mendorong tubuh lelaki yang menindihnya itu menjauh. "Hei, tenanglah," dengan lembut Wang Yibo berujar menenangkan Wei Wuxian.
"Dengarkan aku dulu." Wang Yibo bangkit mendudukkan diri dengan Wei Wuxian yang masih berada di pangkuannya.
"Aku bukan Lan Zhan, Hanguang-Jun atau siapa pun itu yang kau sebut suamimu. Aku ini Yibo, Wang Yibo. Aku bukan orang yang kau maksud, aku---"
"Hei! Apa yang kau lakukan?! Berhenti berusaha melepas celanaku!" Kalimatnya terputus, digantikan dengan seruan keras karena kelakuan Wei Wuxian yang tiba-tiba menarik celananya.
Wei Wuxian memutar malas matanya. "Lan Zhan diamlah dan biarkan aku bekerja. Kenapa hari ini kau rewel sekali? Kau baru pulang dari perjalanan panjang, pasti kau lelah. Aku sudah baik hati berniat memijat tubuhmu dan membuatmu segar kembali, jadi jangan menolak!"
"Ayolah, hentikan! Kau mau memperkosaku atau bagaimana?"
"Tch!" Wei Ying mendecak. "Kau ini bicara apa? Seharusnya kau yang melakukan itu padaku sekarang, apa kau tidak merindukan tubuhku setelah sekian lama kau menghilang, heum??" ujar Wei Wuxia dengan nada menggoda.
Perlahan Wei Wuxian menanggalkan satu per satu lapisan pakaian yang dikenakan. Dengan gerakan yang dibuat se-sensual mungkin, dia berusaha membangkitkan gairah Wang Yibo.
Namun, Wang Yibo bukanlah Lan Zhan. Dia justru menatap horor pemandangan di depannya itu. Jika Lan Zhan yang menghadapi situasi seperti ini maka dia tidak akan segan-segan untuk membanting tubuh setengah telanjang Wei Wuxian, melucuti pakaian yang tersisa dan menggagahinya.
Kepala Yibo berpaling, mencoba untuk tidak memperhatikan makhluk aneh yang tengah menelanjangi dirinya sendiri itu. Sebuah telapak tangan hangat terulur membuat wajahnya kembali menatap pemandangan vulgar yang membuat matanya iritasi.
Oh, ayolah! Ini pertama kalinya dia melihat tubuh telanjang seorang laki-laki selain dirinya. Ah, tidak! Lebih tepatnya ini kedua kalinya karena waktu itu dia pernah mengintip Xiao Zhan telanjang bulat di kamar mandi.
Tapi ....
Sial! Kepalaku terasa pening hanya dengan melihatnya telanjang seperti itu.
Sepasang manik Wang Yibo membulat sempurna saat sosok di depannya itu dengan binal memainkan benda pribadinya sendiri sembari mengalunkan desahan yang membuat telinga Wang Yibo pengang.
"Lan Zhan ...."
Wang Yibo terpaku, tubuhnya menegang sementara kepalanya tidak dapat lagi berpaling. Matanya menatap intens bagaimana jari-jari lentik Wei Wuxian keluar masuk memainkan lubangnya. Erangan dan desahan semakin mengalun kuat, menggema di seluruh ruangan, membuat bulu kuduknya berdiri. Hawa panas menyebar cepat di kepala Yibo, rasa penasaran dan hormon seksualnya bersatu mengantarkan dahaga gairah yang membuatnya harus meneguk ludah berkali-kali.
Berpaling Yibo, jangan menatapnya! Itu perintah otaknya, tapi sayang ... tubuhnya sama sekali tidak mau menuruti perintah tersebut.
Sebuah erangan melengking dan panjang mengakhiri permainan solo Wei Wuxian. Cairan kental itu menyembur ke dada dan sekitar perutnya, menyajikan pemandangan yang belum pernah dilihat Yibo sebelumnya. Indah, tetapi sedikit menggelikan. Wei Wuxian mengangkat tangannya ke depan wajah, memamerkan jari lentiknya yang masih berlumuran cairan kemudian memasukkan ke dalam mulut. Dia menjilati jarinya seperti tengah menikmati es krim yang akan segera meleleh.
Tatapan Wang Yibo berubah berapi-api, kilatan gairah di matanya sudah tak dapat dibendung lagi. Saat Wei Wuxian merangkak menindih tubuhnya, Yibo tidak bisa lagi menolak. Bukan, lebih tepatnya Yibo tidak ingin menolak.
Raut wajah sensual yang ditampilkan Wei Wuxian membuatnya teringat pada sosok Xiao Zhan. Oleh karena itu, Wang Yibo membiarkan hormon dan gairah seksual menguasai diri, menuntun tangannya untuk menyusuri punggung halus Wei Wuxian dengan lembut.
Napas hangat yang keluar dari bibir Wei Wuxian menerpa wajahnya. Dengan sigap tangannya berpindah menarik kepala Wei Ying agar lebih menunduk, dan mempertemukan kedua belah bibir Wei Wuxian dengan bibirnya.
Hati Wang Yibo sebenarnya meronta-ronta, memaksa pemilik tubuh untuk tidak melakukan ini, tetapi tubuh dan pikirannya berkata lain. Dengan sigap kedua telapak tangannya yang besar itu menangkup bongkahan sintal Wei Wuxian.
Ciuman keduanya bukan lagi ciuman panas biasa, tetapi telah melibatkan lidah dan pertukaran saliva. Wang Yibo menikmati ini. Tingkah nakal Wei Wuxian ini membuatnya membayangkan sisi liar dari sosok yang dia cintai, Xiao Zhan.
Tubuh Wei Wuxian bergerak, menggesekkan kedua benda pribadi yang telah bertemu. Meskipun masih terhalang layer yang membalut tubuh Yibo, tetapi Wei Wuxian menekan dengan kuat hingga membuat Yibo benar-benar lepas kendali. Dia segera membalik keadaan, menanggalkan lapisan terluar bajunya dan melemparnya asal.
Jari-jemari Yibo bergerilya, menyentuh dan merasakan halusnya kulit sosok Wei Wuxian dengan gerakan yang teramat sensual. Desahan demi desahan pun terlontar dari bibir lelaki di atasnya, dan celah bibir yang terbuka itu dimanfaatkan Yibo untuk memasukkan lidahnya kembali. Mengabsen deretan gigi Wei Wuxian dan mengajak sang pemilik untuk bertarung saling membelit lidah.
Luar biasa, Yibo mengucapkan itu dalam hati. Dia telah terbuai dengan keahlian Wei Wuxian dalam hal ini.
"Lan Zhan, berhenti bermain-main. Cepat masukkan, aku sudah tidak tahan," rengek Wei Wuxian meminta untuk segera digagahi dengan menampilkan ekspresi wajah sayu.
Pertahanan Wang Yibo hancur. Yang terlintas dibenaknya saat ini adalah Xiao Zhan, maka dari itu dia segera mempersiapkan miliknya untuk masuk ke dalam bagian tubuh Wei Wuxian.
"Lan Zhaaann ... masukkan semuanya, jangan menyisakan seinci pun," pinta Wei Wuxian dengan nada rendah menggoda.
Baru saja benda itu menempel pada gerbang selaput lembut Wei Wuxian, sebuah ketukan di pintu ruangan mengejutkannya. Wang Yibo menarik kembali miliknya dan terduduk dengan wajah tegang.
Batin Yibo berteriak hebat, melepaskan segala kegundahannya.
ARRRGGHHH! Sial! Apa yang baru saja aku lakukan?!!
|
To be continue »»»
Zora Lin, 16 April 2020
Revisi : Februari 2022
Re-publish, 18 Mei 2022
Note:
Jangan lupa, kritik dan sarannya, ya. Supaya dapat diperbaiki jika masih masih terdapat banyak kesalahan.
Thank You ....