¶¶ÒõÉçÇø

ELEOS✔ [TERBIT]

By Amnillh_

1.6M 99.8K 14.4K

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA😃 [SUDAH TERBIT] °°° •The Velouiz Geng Series 1• Eleos Arsenio Serd, laki-laki ga... More

1.Eleos Arsenio Serd
2.Reana Alivia
3.SMA Serdroic
4.Angka 3
5.Awal Dari Segalanya
6.Ketua OSIS Seram
7. It's Velouiz Time
8.Hari Tersial Rea
10.Antara Rea dan Lea
11.Tas Eleos
12.Target Selanjutnya
13.Majikan
14.Lean
15. Manusia Teraneh
16.Masalah Rea
17.ID Line Rea
18.Aden Kasep
19.Kemarahan Lea
20.Kayak Di Drakor
21.Rea Yang Malang
22.Pacarnya Gimana?
23.Teman
24.Jatuh Cinta
25.Mau Jadi Pacar Gue?
26.Ditolak
27.Serdroic Diserang
28.Kekalahan Velouiz
29.Definisi Papa Idaman
30.Kakak Bos
31.Sad Story Rea
32.Selamat Ulang Tahun Reana
33.Can't You See Me?
34.Rea Mau
35.Suara Itu
36.Lari Pagi Bersama
37.Penjelasan Rea
38.Kecewa
39.Sesak
40.Eleos Khawatir
41.Serin atau Lea?
42.Jangan Minta Maaf
43.Rumah Terkutuk
44.Eleon Yang Absurd
45.Jangan Terluka Rea
46.Iblis Berwujud Manusia
47.Break
48.Diculik?
49.Bangsat Lo!
50.Diracuni
51.Mabok Garam
52.Kecelakaan
53.Penjelasan Rea (2)
54.Mari Berdamai
55.Semoga Bahagia Rea [End]
???
New Story!!
♡Vote Cover+Info♡
♡Open Pre-Order♡
♡Trailer Eleos♡
♡Info Penting♡
♡PO Diperpanjang♡

9.Pembantu

33K 2.4K 141
By Amnillh_

Jangan lupa vote dan komen ya sebelum membaca☺

•••

Rea terbaring di kasur dengan wajah lelahnya, seharian ini ia mendapat kesialan berturut-turut, dari mulai terlambatnya ia, ban motor ojek kempes, gerbang ditutup, dihukum membersihkan aula yang sangat besar sendirian, dihukum oleh Eleos membersihkan markas mereka, namun Rea kabur dari Eleos dengan bantuan Thalassa tentunya.

"Huft capek banget" keluh Rea seraya menutup matanya, namun ia langsung teringat bahwa ia harus kembali bekerja mulai hari ini karena sudah mengambil cuti 3 hari.

Rea pun bersiap untuk ke Kafe dulu dengan jalan kaki.

•••

"Reana akhirnya kamu kerja lagi!" pekik seorang gadis yang melihat kehadiran Rea di Kafe itu.

"Aduhh leher Rea sakit Ta" keluh Rea.

Dita—teman Rea selama ia bekerja di Kafe itu. "Hehe maaf Na aku kangen kamu sih, aku kesepian di Kafe sendirian" curhat Dita.

"Kan banyak orang disini Ta, kok kamu kesepian sih?" tanya Rea polos.

Dita lalu memutar bola matanya malas, inilah resiko berbicara dengan makhluk polos. "Maksud aku gak ada teman curhat gitu" ujarnya.

"Yaudah ayuk kita kerja lagi nanti dimarahin bos" Dita lalu mengangguk lalu ia kembali ke kasir dan Rea menuju kebelakang.

"Reana! Tolong anterin ini ke meja nomor 5!" pekik Dita lalu Rea segera Mengantarkan pesanan itu.

Rea lalu menghampiri Dita. "Ta kalau bisa yang bikinin pesanannya Rea aja deh Dita di kasir aja gak usah kemana-mana oke?" ujar Rea.

"Kamu gak keberatan Na?" Rea lalu tersenyum dan menggeleng.

"Makasih ya Na, nanti aku bilangin ke bos deh kalau kerjaan kamu lebih banyak dari aku, biar gaji kamu naik juga" ucap Dita.

"Gak usah Ta, biarin aja gaji Rea seperti biasa" ujar Rea lalu dia meninggalkan Dita karena banyak yang harus dikerjakannya.

Tring

"Selamat dat—" sapaan Dita berhenti saat ada pengunjung yang memasuki Kafe dan mereka semua tampan.

Keenam cowok itu lalu menghampiri sebuah meja yang berada diujung. "Nah ini nih Kafe yang gue bilang mantep minumannya!" celetuk Igam.

"Bener kan lo?" tanya Langit memastikan.

Igam lalu mengangguk semangat. "Selain itu bro pelayan nya cantik-cantik dah" ujar Igam semangat.

"Really?" tanya Jo yang diangguki Igam.

"Tau dari mana?" tanya Eleos.

"Ya tau lah, dulu gue suka nongki bareng cewek gue sama sahabatnya, cantik-cantik loh!" ujar Igam sambil tersenyum membayangkan.

"Wuahh kenapa lo gak ajak gue!" sungut Alfan.

"Yee waktu itu gua kan kagak kenal elu" balas Igam.

Dita berjalan menghampiri mereka dengan malu-malu, pasalnya ia jarang menemui pengunjung yang datang beramai-ramai udah gitu pada ganteng lagi, siapa yang gak melting coba.

"Emm mau pesan apa?" tanya Dita sembari menunduk.

Reflek mereka semua menatap Dita yang membuat Dita sedikit malu. "Adanya apa?" tanya Langit.

Dita lalu memberikan buku pesanan ke mereka. "Gue pesan yang paling enak deh" celetuk Alfan.

"Gue juga" ujar Eleos.

"Gue juga!" seru Langit.

"Me too " ujar Jo.

"Gue Americhano" ucap Igam.

"Lo apaan Al?" tanya Alfan pada Alando.

"Serah" ujarnya.

"Minuman serah ada yak?" tanya Alfan polos.

"Bego! Maksudnya itu terserah njir" balas Igam.

"Yaudah samain ae dia" ucap Alfan yang diangguki Dita.

"Dita kan?" tanya Igam yang membuat Dita lalu menatap Igam dengan terkejut.

"Loh Kak Igam?" kaget Dita.

Igam lalu berdiri menghampiri Dita, lalu ia memegang pipi Dita dan beralih menatap tubuhnya dari bawah sampai atas. "Nah kan! Dita!" ujar Igam sambil memeluk Dita.

Dita lalu terdiam ia juga kaget bertemu dengan Igam. "Beneran Kak Igam?" lalu Igam mengangguk.

"Lo masih kerja disini ternyata gue kira udah berhenti" ujar Igam.

"Caca masih kerja disini?" Dita lalu menggeleng. "Udah lama dia gak disini Kak" Igam lalu tersenyum sedih.

"Dia masih sekolah di SMA Galang kan?" Dita lalu mengangguk dan membuat Igam sedikit tersenyum.

"Yaudah deh Kak aku mau buatin pesanannya dulu ya, nanti kita bicara lagi" ujar Dita lalu ia berbalik meninggalkan Igam.

"Siapanya lo?" tanya Alfan.

Igam lalu menatap Alfan sekilas. "Teman lama" ujarnya lalu kembali duduk.

"Yang bener?" tanya Eleos curiga.

"Yaelah gak cayaan amat si bos" ujar Igam.

"Cantik tuh, gue gebet boleh gak?" tanya Alfan sambil menaik-turunkan alisnya.

Igam lalu menampol Alfan. "Udah ada yang punya!" balasnya.

"Oh gue kira masih single"

Saat ini Rea sedang menyiapkan beberapa pesanan yang diminta Dita tadi. "Ta ini pesanannya, kamu yang antar apa Rea?" tanya Rea.

Dita lalu menghampiri Rea. "Udah jadi ya? Kamu aja deh, aku masih ngitung ini soalnya" lalu Rea mengangguk.

"Ke meja nomor 7 ya" Rea lalu mengangguk lagi.

Belum sampai ia di meja itu dia langsung berbalik melihat tenyata seorang yang dihindari Rea menduduki kursi itu.

"Mati Rea!" umpatnya sambil bersembunyi dibalik tembok.

"Loh Na belum dianterin?" tanya Dita yang melihat gelagat Rea.

Rea lalu menatap Dita kaku. "Kamu aja deh yang nganterin Ta" ucap Rea.

"Loh kenapa Na?" Rea hanya tersenyum kikuk menanggapi.

"Aku gak bisa Na, masih belum selesai ini, nanti kalau nunggu dulu keburu dingin minumannya" ujar Dita yang membuat Rea mengangguk lemas, terpaksa harus ia yang mengantar.

Rea berjalan dengan lambat sambil menunduk setelah sampai di meja itu Rea lalu memberikan pesanannya dengan cepat agar bisa segera pergi dari sana.

Eleos menatap Rea curiga, ia seperti mengenal bentuk rambut Rea yang sedikit keriting dan hitam legam.

Lalu Eleos menarik rambut Rea membuat Rea sedikit mendonggak, matanya bertemu dengan mata tajam Eleos. 'Mampus deh' batin Rea.

"Ternyata gue benar" ujar Eleos sambil tersenyum miring, senyuman yang membuat orang merinding.

"Nape El?" tanya Langit namun tak ditanggapi nya.

Rea lalu berdiri dan tersenyum kikuk lalu ia hendak pergi dari sana namun tangannya dicengkeram kuat oleh seorang, siapa lagi kalau bukan Eleos.

"Kenapa lo kabur?" tanya Eleos datar.

Rea tak bisa menjawab bibirnya terlalu kelu untuk berbicara.

"Jawab gue!" Ujar Eleos datar tapi terdengar mengerikan.

"E-itu kak, apa emm itu—" bibir Rea terlalu susah untuk membuat alasan.

Tak sengaja mata Rea menatap seorang disana, keningnya mengernyit kemudian matanya membelalak terkejut.

"Iga sapii!" seru Rea menatap Igam.

Igam yang kaget pun langsung menatap Rea dan sama terkejutnya. "Anak ayam!" seru Igam lalu berdiri lagi.

"Gilaa ini beneran anak ayam!?" Rea mengangguk saat Igam menatapnya.

"Iga sapi kok bisa ada disini!?" tanya Rea.

"Emang gak boleh?"

Rea lalu mendekati Igam. "Jahat. Kemana aja sih selama ini! Rea kira iga sapi udah ditelan bumi!" omel Rea pada Igam sambil memukul dadanya Igam.

Eleos, Alando, Alfan, Jo, dan Langit hanya cengo melihat mereka, seolah mereka berlima hanya menonton drama dua orang didepannya.

"Gue masih idup kali Re" balas Igam.

"Kalau masih hidup kenapa gak pernah kesini lagi? Udah lupa pasti sama Rea!" rajuk Rea.

"Gak mungkin lah gue lupa sama lo" ujar Igam.

"Terus kenapa gak pernah kesini? Rea, pikachu, michin sama Dita nungguin Iga sapi mampir kesini lagi loh, tapi gak pernah datang!"

"Ya maaf gue sibuk Re" balas Igam tak enak.

"Sibuk apa?" tanya Rea membuat Igam tak tau harus menjawab apa.

"Sibuk kelahi dia" celetuk Alfan.

Igam menatap Alfan tajam. "Diem lu bangsul!" ucap Igam.

Alfan lalu menatap Igam santai. "Kan emang bener gue, ye kan Ngit?." Langit mengangguk membenarkan.

"Badan kerempeng gini emang bisa kelahi?" ujar Rea meremehkan.

"Sembarangan lo Re, gini-gini atlet taekwondo gue" ujar Igam sombong.

"Iyalah tu, Rea pergi dulu ya byee!" Rea hendak pergi namun tangannya ditahan oleh Eleos.

"Gue belum selesai ngomong sama lo" ujarnya.

Rea menatap Eleos takut, lalu matanya beralih menatap Igam. "Iga sapi bantuin Rea dong" bisik Rea pada Igam.

"Kenapa?"

"Kak Eleos mau kasih hukuman ke Rea, Rea takut" bisik Rea lagi.

Igam menatap Eleos yang juga sedang menatapnya tajam seolah tak mau Igam mencampuri urusannya.
"Maaf Re gue gak bisa, dia bos besar gue, sorry" ujar Igam membuat Rea cemberut.

"Rea minta maaf kak karena kabur, itu ada alasannya kok" ujar Rea membela diri.

Eleos menatap Rea curiga. "Apa alasan lo?" tanya Eleos.

Rea lalu berpikir untuk mencari alasan yang tepat. "Itu Rea kelupaan ngunci pintu rumah, jadi Rea buru-buru pulang kerumah, sekalian ngasih makan Hello kak" ujar Rea.

Eleos mengernyitkan dahinya. "Hello?"

"Iya Hello, nama kucing aku kak" balas Rea.

"Pfftt" Alfan, Langit, dan Jo menahan tawa. "Gue kira Hello nama sodaranya anjir!" celetuk Langit.

"Namanya unik" ujar Alfan.

"Masih hidup dia Re?" tanya Igam.

"Ya masih lah! Rea kan rawatnya seperti anak sendiri" ujarnya membuat mereka hampir tertawa, bahkan Alando yang diam sedari tadi tersenyum karena ucapan Rea.

"Malika kali ah!" ujar Alfan.

"Bukan Malika kakak, tapi Hello! Dia kucing Rea" balas Rea.

"Udah berapa tahun umurnya" tanya Langit. "Baru 6 tahun kak, nanti bulan agustus dia ulang tahun yang ke tujuh tahun loh! Rea gak sabar pengen rayainnya!" ujar Rea gembira.

Eleos menatap Rea heran, bagaimana ada seorang gadis yang begitu polos dan childishnya luar biasa seperti Rea ini. "Loh dirayain juga ulang tahunnya?."  Rea mengangguk membenarkan ucapan Alfan.

"Tahun kemaren Hello dapat banyak kado dari tetangga sama sahabat Rea"

"Nanti gue dateng ke acara ultahnya boleh?" tanya Alfan.

Rea mengangguk semangat. "Boleh dong! Bawa hadiah ya!" ujar Rea membuat Alfan tersenyum gemas melihat tingkahnya.

Eleos memutar bola matanya malas, daritadi ia tampak seperti makhluk tak kasat mata. Hanya dia sembari menyeruput minumannya.

"Ekhem!" deham Eleos keras membuat mereka menatap ke arah Eleos. "Eh nape bos seret ya tenggorakannya?" tanya Igam.

"Oh kalau habis minum kopi ini memang agak seret kak, makanya Rea jarang minum kopi ini walau rasanya enak, biar gak seret lagi minum air es aja. Tunggu Rea ambilin ya!" ujar Rea, lalu dia segera menuju kebelakang.

Eleos terdiam padahal niatnya hanya agar mereka tidak mengacangi dirinya lagi, padahal dia tak ada bilang bahwa tenggorokannya seret.

Rea lalu datang dengan segelas air dingin ditangannya. "Nih kak!" Rea memberikan kepada Eleos namun ditolaknya.

"Gak usah" ujarnya. Lalu Rea memberengut. "Loh biar tenggorokannya gak seret minum ini kak" ujar Rea.

"Gak mau" tolak Eleos lagi.

"Minum gak!" ujar Rea memaksa.

Akirnya Eleos pasrah lalu minum dengan sedikit air dingin itu, jujur ia tak terlalu suka air dingin kecuali jika dalam keadaan panas.

Eleos lalu menatap Rea lekat. "Jadi pesuruh gue" ujarnya datar.

"Pesuruh?" ulang Rea tak mengerti.

"Iya"

"Apa itu pesuruh?" tanya Rea bingung.

"Babu Rea babu!" ujar Langit.

"Babu itu apa lagi?" tanya Rea membuat mereka geram.

"Pembantu Re, awas nanya apa itu pembantu gue geplak palalu!" sahut Igam.

"Ohh." Rea ber oh ria.

"Hah? Pembantu! Ogah ah gak mau Rea!" tolak Rea mentah-mentah.

"Atau mau lo gue hajar sama geng gue" ancam Eleos membuat Rea meneguk ludahnya kasar.

'Demi mimi peri di atas kayangan pohon! Mending jadi pembantu dari pada dihajar sama geng ngeri itu' batin Rea.

"Y-yaudah jadi pembantunya berapa hari kak?" tanya Rea.

"Seminggu" ujar Eleos.

"Lama banget! Sehari aja deh" tawar Rea.

"Dua minggu" ucap Eleos lagi.

"Kok makin nambah! 5 hari aja deh" tawar Rea lagi.

"Tiga minggu" ujar Eleos menjadi-jadi.

"Kok makin lama kak!" protes Rea.

"4 minggu" ujar Eleos lagi.

"Ihh kakak ini gimana sih!"

"5 minggu" ujar Eleos lagi.

"Rea gak terima ini, kok nambah terus!" protes Rea tak terima.

"6 minggu"

"Kakak!" seru Rea emosi.

"7 minggu"

"Udah Rea terima atau bisa-bisa si bos nyuruh lo jadi pembantu sampe setahun loh!" bisik Igam.

"7 minggu atau gue hajar?" tanya Eleos santai.

Rea lalu menggerutu dalam hati, harusnya ia pilih yang satu minggu tadi, sudahlah nasi sudah menjadi bubur. "Yaudah 7 minggu jadi pembantu" putus Rea ogah-ogahan.

Eleos tersenyum puas. "Bagus" ujarnya.

Rea memberengut kesal, usai sudah rencana nya untuk hidup dengan damai di SMA Serdroic.

"Btw Rea digaji gak kak?" tanya Rea membuat mereka semua menahan tawa.

Eleos menatapnya datar. "Namanya hukuman tidak ada yang mendapat keberuntungan." balas Eleos.

"Yaahh capek dong Rea bantu-bantu tapi gak dapat upah, mending kerja dirumah orang dapet uang, payah!" gerutu Rea.

Eleos tak memperdulikan Rea, ia fokus memainkan hp nya walau telinganya masih mendengar celotehan Rea.

"Nasib Rea sial banget jadi pembantu tapi gak digaji, huaaaa" keluh Rea.

***

Jangan lupa vote ya readers yang baik hati, aku harap kalian tinggalkan jejak disini😁

Spam komen sebanyak-banyaknya untuk next part oke👌



Salam cinta
Araa

Continue Reading

You'll Also Like

63.9M 3.2M 61
[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.] Ini tentang Antares Sebastian Aldevaro si Iblis pencabut nyawa berwujud dewa dalam mito...
213K 12.1K 54
Alleta Nadeleine, gadis cantik yang harus pindah sekolah karena mengikuti papanya yang bekerja. Namun, siapa sangka di sekolah barunya ini membawanya...
3.5M 146K 51
Greeysia Ghea Loovany, seorang gadis yang di kenal dengan sikap jahatnya yang suka membully dan menganiaya musuhnya juga berkata kasar hingga ia dij...
1.9M 83.3K 53
(Follow dulu sebelum membaca) ALASKAR adalah nama Geng yang diketuai oleh seorang Badboy yaitu Karen Nathaniel Pratama. Ketika seluruh sekolah mende...