抖阴社区

7 Detik Sebelum Biru
  • Reads 17,576
  • Votes 1,420
  • Parts 12
  • Reads 17,576
  • Votes 1,420
  • Parts 12
Ongoing, First published Oct 25, 2021
Di sebuah persinggahan batas kota tepi jalan, raut wajah Tama lagi-lagi terlihat berbeda dari sebelumnya. Gerimis terus saja mengetuk kaca mobil, setiap suara ketukannya mengiring rasa tak menentu yang sebentar lagi akan membuncah bak hati yang tak tentu arah.
Perasaannya tiba-tiba berubah jadi melankolis, Tama termangu lalu dalam hati berucap, "ada apa dengan dunia ini? Kenapa penuh dengan kemunafikan?"

Seketika suara gemuruh petir menyambar langit, laki-laki berparas rupawan itu menengadah. Bunyi klakson mobil yang sahut-sahutan menggetarkan telinganya, jelang beberapa detik tubuhnya terpental jauh ke dimensi berbeda, hanya ada cahaya putih dan juga keheningan. Tama merasakan selama tujuh detik tak sadarkan diri, dan saat matanya kembali terbuka, dia tengah terbaring menatap langit yang mengharu biru.

"Apakah aku sudah ada di surga?" ucapnya datar.
All Rights Reserved
Sign up to add 7 Detik Sebelum Biru to your library and receive updates
or
#300tekad
You may also like
PERFECT BAD COUPLE (TERBIT)  by DianYustyaningsih
93 parts Complete
Beberapa detik tatapan mereka beradu. Athur menajamkan tatapan saat Milla terus menatap matanya. "Jangan berani tatap gue!" "Kenapa? Mata lo sakit?" Bukan mundur. Milla malah semakin maju. "Jangan lihat mata gue!" tegas Athur memalingkan wajah. "Oo jadi lo itu sakit mata? Atau mata lo ada beleknya ya? Dih jorok." "Diam!" Milla tersenyum menantang. Ia pindah posisi di depan Athur sehingga cewek itu semakin leluasa menatap mata Athur. Milla mempertajam penglihatan. Ia penasaran, memang ada apa di mata Athur. "Mata lo baik-baik aja. Gak merah tuh," ucapnya bak seorang dokter spesialis mata. Athur menunduk menatap mata Milla penuh amarah. "Minggir." Satu kata keluar penuh penekanan. Bukan Milla jika segera mundur saat ada hal yang menyenangkan. Milla malah semakin maju dan menatap mata beriris hitam pekat itu. "Jangan-jangan mata lo katarak ya. Atau malah mata lo punya virus menular jadi orang lain gak boleh lihat mata lo," ucap Milla bernada berlebihan. Sampai-sampai ia membelalakan mata, membuka mulut serta meletakkan kedua tangan di pipi. Emosi yang sejak tadi Athur kendalikan kini sudah di ujung tanduk. Baru kali ini ada orang yang berani menatap matanya. Bahkan sedekat ini. Apalagi baru kali ini kata-kata dingin Athur tidak mempan. Saat semua orang menunduk ketika Athur mengedarkan pandangan. Milla berbeda. Saat semua orang takut untuk berbicara dengan Athur. Milla berbeda. Dan saat semua orang diam ketika Athur berbicara. Milla berbeda. Tatapan Athur lurus pada mata Milla. "Gue akan buat lo nyesel berani tatap mata gue!" tegasnya bernada mengancam.
Ashita 2  :   your Memory Of Darkness  by hasanalaili
60 parts Complete
Pada suatu hari terdengar langkah kaki kecil yang berjalan di tengah hutan seorang diri di tengah malam Tak ada yang menemani kecuali sosok yang berada di belakang nya untuk menangkapnya hidup - hidup Hingga dia menemukan sebuah anak terbuang yang di biaskan mati bergitu saja Ikut berjalan bersama nya melewati hutan itu yang tak tahu apakah dia manusia atau bukan Itulah lirik sebuah lagu yang menjadi kunci dari sebuah misteri dari masa lalu yang hilang ( Kakoto Ashita ) Hampir setahun sudah berlalu sejak kejadian yang membuat Ashita masih terus mencari jawabannya atas segala bertanya tentang siapa dirinya yang kini berkerja sebagai guru magang yang telah menjalani kehidupan dengan tenang dan bahagia Namun dia menyadari jika kehidupan tenangnya Telah terusik oleh kenangan masa lalu nya yang kini menerro dirinya dan keluarga kecilnya Dengan kepindahan nya ke sebuah kabupaten yang terpinggirkan yang ternyata menyimpan serangkaian kengerian yang bermula dari sebuah desa kecil setelah mendapat informasi jika desa itu merupakan desa di mana dirinya tinggal sewaktu kecil nya dulu untuk berusaha menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan desa itu setelah kepergiannya malah membuatnya mengalami serakaian mimpi terburuk nya Terlebih lagi dia di repotkan oleh keluarga besarnya yang berebut hak asuh atas dirinya dengan sejumlah kegilaan dan beberapa anak - anak yang mengalami berbagai masalah yang pelik Dan munculan seseorang yang mengaku sebagai atasan mendiang ayahnya untuk meminta dirinya kembali menjadi tentara bayaran untuk menyelidiki kasus yang pernah di selidiki oleh ayahnya Inilah petualangan seorang anak untuk mencari jati diri nya sendiri di kala dunia yang penuh kekejaman dan kekejian
Menepilah Cinta by mariniqudriyahaf
17 parts Complete Mature
Seketika, tubuh Sam terasa sangat ringan, ruhnya seolah-olah melayang perlahan terangkat oleh baling - baling seperti milik doraemon, sejenak meninggalkan jasadnya yang tiba-tiba kaku. Beasiswa? Jepang? Tinggal disana berapa lama? Dengan siapa Nisa nanti disana? Bagaimanakah keamanan di sana? Siapa yang akan menjaganya? Ah, Sam sendiri tidak tahu apa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di kepalanya. Antara bangga dan khawatir, antara terharu dan sedih bila harus berpisah dari gadis ayu di depannya saat ini. Bukankah Jepang itu negara asing, baik bagi Sam atau Nisa sendiri. Jepang bukan daerah yang bisa ditempuh dengan kereta, mobil, bis, angkot, ojek atau taxi online, bahkan sepeda ontel, yang biasanya Sam naiki saat Ayah Nisa memintanya mengantar buku atau bekal Nisa, apabila ketinggalan, ke sekolah. Jepang itu negeri asing yang berbeda segalanya dengan kehidupan Nisa di sini. Negeri yang tak Sam kenal, terutama masalah keamanannya, makanannya, orang-orangnya. Apakah Nisa akan aman tinggal disana? Makanannya? Amankah sholat di sana? Apakah .... "Pak Sam... Pak Sam... Hellooow,,, Yuhuu" Nisa melambaikan tangannya membuyarkan lamunan Sam. Raut wajah cantiknya berubah menjadi cemas ketika melihat Sam mendadak pucat. Ruh Sam yang sempat terlepas, kembali ke jasadnya semula. "Hm... Jadi bengong gitu. Kenapa? Pak Sam ga seneng ya Nisa ke Jepang?" Tanya Nisa dengan nada sedih. Matanya mendadak sayu, senyumnya hilang. "Oh... Pak Sam seneng kok mbak. Pak Sam malah bangga kalo mbak Nisa bisa ke Jepang" "Alhamdulillah, gitu dong Pak Sam. Setelah ayah dan ibu, Support Pak Sam lah, yang selama ini selalu menyemangati Nisa." Nisa kembali ceria, sumringah menunjukkan senyum lebar. Ah, senyum itu... senyum yang sama yang dimiliki kekasih hatinya. Kekasih hati yang telah terpatri di hati Sam selamanya.
TAK BISA MELAWAN TAKDIR  by Jholonthong
6 parts Complete
Prolog: Tak Bisa Melawan Takdir Langit sore merona jingga saat Bayu membantu seorang wanita tua menyeberang jalan. Lalu lintas kota ramai, kendaraan melaju dengan ritme sibuk khas perkotaan. Namun, di tengah perhatiannya yang tertuju pada keselamatan si wanita tua, sebuah tubuh menabraknya dari samping. "Aduh! Maaf!" suara perempuan terdengar panik. Bayu terhuyung sedikit sebelum menoleh. Seorang gadis berdiri di depannya dengan wajah penuh kebingungan-Tania. "Aku nggak sengaja! Aku buru-buru dan-" Klakson keras memotong ucapannya. Keduanya menoleh bersamaan. Dari kejauhan, sebuah truk besar bermuatan penuh melaju dengan kecepatan tinggi. Jaraknya terlalu dekat, remnya berbunyi memekakkan, tetapi laju kendaraan itu tidak berhenti. Mata mereka membelalak. Lalu segalanya menjadi gelap. --- Bayu terbangun dengan napas tersengal. Udara di sekitarnya terasa sejuk dan beraroma tanah basah. Dia mencoba mengangkat tubuhnya, namun yang ia lihat bukan jalanan kota, melainkan langit biru yang bersih, tak ada gedung-gedung tinggi atau suara kendaraan. Di hadapannya, sebuah kastil megah menjulang, dengan bendera berkibar di puncaknya. "Apa ini...?" gumamnya. Ia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Pakaiannya berbeda-jubah kebesaran berwarna biru dengan sulaman emas menghiasi dadanya. Tangannya gemetar saat ia menyentuh permukaan kain yang terasa mahal. Kemudian, suara langkah cepat menghampiri. "KAMUU?" Bayu menoleh, dan seketika matanya membesar. Tania berdiri di depannya, mengenakan gaun anggun berwarna putih gading, dengan sulaman halus di bagian lengan dan pinggangnya. Rambutnya lebih panjang, tersisir rapi dengan hiasan kecil di atas kepalanya. Namun, yang paling mengejutkan bukanlah penampilannya-melainkan ekspresi wajahnya. "Kau juga di sini?" tanyanya pelan, suaranya bergetar.
You may also like
Slide 1 of 10
PERFECT BAD COUPLE (TERBIT)  cover
Larasati- Napas Dari Masa Lalu cover
A path of young swordman cover
Tulang Wangi (END) cover
Ashita 2  :   your Memory Of Darkness  cover
Menepilah Cinta cover
BLACK LIFE [DewTee] cover
The Forbidden Rose [END] cover
TAK BISA MELAWAN TAKDIR  cover
Hati Merajut Memori cover

PERFECT BAD COUPLE (TERBIT)

93 parts Complete

Beberapa detik tatapan mereka beradu. Athur menajamkan tatapan saat Milla terus menatap matanya. "Jangan berani tatap gue!" "Kenapa? Mata lo sakit?" Bukan mundur. Milla malah semakin maju. "Jangan lihat mata gue!" tegas Athur memalingkan wajah. "Oo jadi lo itu sakit mata? Atau mata lo ada beleknya ya? Dih jorok." "Diam!" Milla tersenyum menantang. Ia pindah posisi di depan Athur sehingga cewek itu semakin leluasa menatap mata Athur. Milla mempertajam penglihatan. Ia penasaran, memang ada apa di mata Athur. "Mata lo baik-baik aja. Gak merah tuh," ucapnya bak seorang dokter spesialis mata. Athur menunduk menatap mata Milla penuh amarah. "Minggir." Satu kata keluar penuh penekanan. Bukan Milla jika segera mundur saat ada hal yang menyenangkan. Milla malah semakin maju dan menatap mata beriris hitam pekat itu. "Jangan-jangan mata lo katarak ya. Atau malah mata lo punya virus menular jadi orang lain gak boleh lihat mata lo," ucap Milla bernada berlebihan. Sampai-sampai ia membelalakan mata, membuka mulut serta meletakkan kedua tangan di pipi. Emosi yang sejak tadi Athur kendalikan kini sudah di ujung tanduk. Baru kali ini ada orang yang berani menatap matanya. Bahkan sedekat ini. Apalagi baru kali ini kata-kata dingin Athur tidak mempan. Saat semua orang menunduk ketika Athur mengedarkan pandangan. Milla berbeda. Saat semua orang takut untuk berbicara dengan Athur. Milla berbeda. Dan saat semua orang diam ketika Athur berbicara. Milla berbeda. Tatapan Athur lurus pada mata Milla. "Gue akan buat lo nyesel berani tatap mata gue!" tegasnya bernada mengancam.