抖阴社区

Ardiana - 06

7.4K 652 24
                                        

Terlihat Ardi sedang termenung di ruangan mamanya, sudah lebih dari 1 bulan Claresta meninggalkan semuanya keluarga, sahabat, markas, dan kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat Ardi sedang termenung di ruangan mamanya, sudah lebih dari 1 bulan Claresta meninggalkan semuanya keluarga, sahabat, markas, dan kantor. Semuanya sudah terpecah belah, dari Annaya yang ternyata sedang mengandung anak Angga hingga David yang sudah spt patung hidup.

Semuanya terasa hampa tanpa adanya Claresta, Ardi hanya bisa menghela nafas kasar dan bersabar untuk menghadapai ini semua.

Tokk tokk tokk...

Terdengar suara ketukan pintu yang menyadarakan Ardi dari lamunannya, Ardi beranjak dari duduknya dan langsung membuka pintu ruangan tsb.

Saat sudah terbuka terlihat seorang wanita seumuran dengan mamanya sedang berdiri di hadapannya, Ardi tak mengenal wanita ini, ia menatap heran ke arah wanita tsb.

"Permisi apakah benar ini ruangan nyonya Claresta?" tanya wanita tsb, Ardi mengangguk.

"Yaa, benar. Ada perlu apa?" balas Ardi menatap wanita tsb curiga, wanita itu tersenyum saat menyadari tatapan curiga dari Ardi.

"Ahh, perkenalkan nama saya Nancy Isabella Grimes!" ucap wanita bernama Nancy itu memperkenalkan diri, Ardi tersenyum tipis saat sudah mengetahui nama wanita tsb.

"Saya Ardiana, putri bungsu nyonya Claresta! Mari masuk nyonya," ucap Ardi mempersilahkan Nancy untuk masuk, Nancy tersenyum saat melihat sifat Ardi begitu mirip dengan Claresta.

"Sebelumnya ada apa yaa?" tanya Ardi saat sudah duduk di sofa, Nancy tersenyum lalu mengeluarkan sebuah berkas dan satu buah amplop berwarna cokelat.

"Ini titipan dari almarhum mamamu, dia meminta agar kau membukanya tepat diulang tahunmu yang ke 17! Aku akan menunggu kedatanganmu di Roftoop Clarest's Company," ucap Nancy dengan senyum yang sulit diartikan.

"H-hah? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," balas Ardi yang tak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh Nancy.

"Ahh, sepertinya saya ada urusan! Kita lanjut kapan-kapan, saya permisi!" ucap Nancy dan langsung pergi begitu saja, saat sudah berada di depan Nancy berpapasan dengan Ardana dan Arga.

Namun, sepertinya kedua pria itu tak mengenali Nancy. Nancy melenggang pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Lo kenal dia bang?" tanya Arga menatap Ardana namun, Ardana menghedikan bahunya pertanda ia tak tahu.

"Gue juga gak tahu, ayo masuk!" balas Ardana dan Arga mengangguk lalu mengikuti langkah Ardana.

Ardana masuk ke dalam ruangan mamanya dan melihat Ardi tangah melamun sambil memperhatikan murid yang sedang berlalu lalang, Ardana mendekat ke arah Ardi dan langsung memeluknya dari belakang.

"Kenapa? Hm? Masih mikirin mama?" tanya Ardana yang mengerti situasi hati adiknya ini, Ardi hanya berdehem tanpa menatap Ardana.

Ardana menghela nafas saat tahu bahwa adiknya masih saja sedih, ia juga sedih namun, ia harus tegar demi adiknya.

Ardiana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang