Seokjin menatap langit-langit kamarnya hampa. Semalaman, Seokjin tidak bisa tidur lagi, masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa Taehyung adalah seorang pekerja malam. Seokjin masih sulit memercayainya. Seokjin setengah mati berharap bahwa Taehyung hanya berbohong, tetapi yang Seokjin lihat kemarin terlalu meyakinkan. Bahkan, Taehyung sampai memanggil namanya dan memeluknya.
Seokjin terduduk lemah. Seokjin merasa terlalu lelah dengan semua ini, tetapi Seokjin tidak pernah menyesal telah menyukai Taehyung. Sampai sekarang pun, Seokjin masih menyukai Taehyung walaupun Taehyung tidak mungkin mencintainya.
Seokjin tidak tahu harus melakukan apa dan bersikap bagaimana di depan Taehyung. Seokjin tidak jijik padanya karena dia seorang pekerja malam, tetapi Seokjin terlalu menyukainya sampai tidak mampu menatapnya.
Seokjin membentur-benturkan kepalanya ke lutut, berharap bahwa semalam tidak pernah terjadi apa-apa. Mendadak, semua kenangannya selama bersama Taehyung terputar di otaknya. Seokjin benar-benar tidak mau percaya.
Tiba-tiba, ponsel Seokjin berdering. Jungkook meneleponnya. Seokjin kemudian cepat-cepat mengangkatnya.
"Seokjin? Lo, kok, nggak kuliah?" seru Jungkook dari seberang. "Kenapa, Seokjin? Lo sakit?"
Belum sempat menjawab, Seokjin sudah keburu terisak.
"Seokjin? Lo kenapa? Ada apa?" tanya Jungkook panik sementara isakan Seokjin semakin menjadi-jadi.
"Jungkook...," kata Seokjin, dan selanjutnya kronologi kejadian semalam mengalir seperti air bah. Di ujung sana, Jungkook diam membisu, tak bisa berkata-kata.
"Dia... Pelacur?" kata Jungkook lambat-lambat, tak percaya. Seokjin makin terisak. "Seokjin! Lo tunggu, ya! Gue langsung ke kost lo sekarang!"
Jungkook memutuskan sambungan telepon sementara Seokjin kembali tersuruk di antara bantal-bantalnya.
Jungkook sekarang sudah berada di kost Seokjin, memegang tangan Seokjin erat-erat. Jungkook benar-benar tak habis pikir dengan cobaan yang sepertinya dialami Seokjin tanpa berkesudahan. Jungkook pikir sudah cukup kenyataan bahwa Taehyung adalah seorang penderita HIV positif, sekarang ditambah kenyataan bahwa Taehyung menderita penyakit itu gara-gara hubungan sex dengan seorang pelacur. Jungkook jadi semakin menyesal kenapa kemarin-kemarin dia malah memberi semangat pada sahabatnya itu.
"Seokjin... Maafin gue, ya," kata Jungkook membuat Seokjin menatapnya lemah.
"Kenapa, Kook? Emangnya kamu salah apa?" tanya Seokjin bingung.
"Karena kemaren gue udah bilang yang nggak-nggak. Soal takdir itu," jawab Jungkook hati-hati. Seokjin tersenyum menatap sahabatnya itu.
"Nggak apa-apa, Jungkook. Bukan salah kamu," balas Seokjin pelan.
Jungkook menatap Seokjin lama. Jungkook tahu kesedihan Seokjin hanya dengan melihatnya. Hati Seokjin sudah hancur, tetapi pemuda itu berusaha mati-matian untuk tegar.
"Terus... lo mau gimana?" tanya Jungkook, kembali berhati-hati.
Seokjin terdiam sebentar, dia tersenyum dengan sisa-sisa kekuatan yang dimilikinya.
"Aku nggak bisa ngejauhin dia, Kook. Perasaanku masih sama, bahkan setelah aku tau kalau dia itu pelacur. Aku nggak bisa lantas benci sama dia," ujar Seokjin lirih.
"Jangan maksain diri, Jin," kata Jungkook. "Dia pasti ngerti."
Seokjin menggeleng. "Aku mau nemenin dia sampai dia pergi. Itu udah keputusanku," jawab Seokjin tegas. Jungkook menatap Seokjin sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH ABOUT FOREVER [TAEJIN VER.] ?
Teen FictionSummary: Seberapa berharga, sih, satu detik itu? Tik. Sebentar saja dia langsung berlalu. Tik. Satu detik pergi lagi. Tak ada harganya. Tapi tunggu sampai kau sadar waktumu hampir habis. Tik. Kau ingat selama ini jarang beramal. Tik. Kau teringat mi...