Selasa, 15 Mei 2021
Saat ini kelas 11 IPS 4 sedang mengalami jam kosong. Namun bukannya senang, murid-murid disini malah merasa bosan. Hal itu dikarenakan bagi mereka, jam kosong bukan lah hal baru untuk di alami.
Di kelas yang berada di lantai 2 paling ujung ini, perumpamaan jam kosong itu sama seperti obat pil yang harus di minum 2x sehari.
Jika kemarin pelajaran ekonomi dan PKN yang kosong, maka sekarang adalah giliran pelajaran Akuntansi dan Geografi.
Oleh karenanya, di tengah-tengah hujan yang deras ini, lelaki cantik itu pun lebih memilih untuk berjalan menuju bangku kekasihnya yang berada di pojok belakang. Daripada harus diam termangu di tempatnya sebab chairmatenya yang sudah jatuh ke alam mimpi sejak tadi.
"Jungkook, nanti pulang bareng kan?" Tanya Jimin sambil menduduki bangku kosong di samping Jungkook.
"Yah, gua lupa ngasih tau lo ya? Gua udah janjian sama temen-temen gua. Mau nongki di warkop babeh belakang sekolah" ucap Jungkook dengan raut wajah menyesalnya karna lupa untuk memberitahukan hal penting tersebut kepada Jimin.
Mendengar hal itu, Jimin pun kemudian menelungkupkan kepalanya dengan kedua tangan di atas meja. Kehilangan semangatnya sebab tak tau harus pulang dengan siapa nanti.
"Terus nanti Jimin pulang sama siapa ya?" tanya Jimin pada diri sendiri.
Pasalnya, Jimin sama sekali tak memiliki kakak ataupun adik untuk dirinya mintai tolong di saat tak terduga seperti ini. Sedangkan papa nya, sudah pasti beliau pergi bekerja, jadi sangat tak memungkinkan baginya untuk menyempatkan waktu menjemput anak semata wayangnya itu. Dan mama nya? Wanita cantik itu tak mahir dalam mengendarai kendaraan roda empat atau bahkan roda dua sekalipun, jadi meskipun masih ada sebuah mobil yang terparkir di garasi rumah mereka, hal itu tetap saja tak akan membantu.
"Minta mang Ojak jemput aja?" Ucap Jungkook.
"Gabisa... Jimin kan kemaren belom bilang sama dia. Pasti dia udah punya janji lain" Jimin mengetuk-ngetuk kan tangannya ke atas meja untuk membantunya berkonsentrasi dalam berpikir.
"Yaah maaf ya Jjim" ucap Jungkook sungguh menyesal. Jika saja ia telah memberitahukan hal ini kepada Jimin kemarin malam, maka pasti Jimin bisa meminta tukang ojek langganannya itu untuk menjemputnya. Dan Ia jadi tak perlu bingung begini.
"Hmm gapapa, nanti Jimin pulang naik angkot aja" ucap Jimin.
"Yakin lo? Nyokap lo kan ga ngizinin buat pulang sendirian?" Tanya Jungkook khawatir.
"Ya abis gimana? Mama juga kan ga mungkin bisa jemput Jimin"
"Nebeng aja sih sama yang lain" usul Jungkook. Tapi hal itu malah mengundang gelengan kepala dari Jimin.
"Ngga ah Jimin kan ga deket sama mereka. Jimin ga enak" ucap Jimin.
Memang. Selain Jungkook, Yoongi, dan teman tongkrongan Jungkook. Jimin sama sekali tak dekat dengan siapapun di sekolah ini atau bahkan di kelas nya sendiri. Bukan karna Jimin di jauhi atau apa. Tapi itu lebih karna dirinya sendiri yang tak ingin dekat dengan siapapun.
"Yeh yaudah lah terserah lo aja"
"Hmm.. huuahhmmmhh" ucap Jimin membuka lebar mulutnya, menguap.
Saat hujan turun adalah waktu yang paling tepat untuk pergi tidur. Tak hanya bagi Jimin, tapi hampir semua orang merasakan begitu.
Melihat Jimin yang menguap dengan kelopak matanya yang terlihat semakin lama semakin sayu, Jungkook pun kemudian mengelus lembut kepala Jimin yang masih bertumpu di atas meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
13 : Day by Day | Kookmin [?]
Fanfiction"Jungkook jadi pacar Jimin ya??" - Jimin "Yaelah Jjim, kan gua demennya sama cewe" - Jungkook "Tapi kan Jimin cantik Kook" - Jimin "Ya tapi lo kan laki Jimin! -_-" - Jungkook * * Bercerita tentang kisah kedua sahabat yang menjalin kasih hanya unt...