Aku bilang akan kembali awal september, tapi biar aku sajikan ini terlebih dahulu. Pembalasan. Ada yang masih menunggu dan membaca ini?
Taehyung menarik Taeri dalam pelukannya. Erat. "Jangan berubah jadi monster," kata Taehyung tiba-tiba ketika melihat Taeri yang sekarang sudah berbeda. Dia dapat merasakannya.
Senyum. Taeri memeluk Taehyung balik. Menepuk-nepuk punggungnya. "Lalu—kau yang mau jadi monsternya?" tanya Taeri balik. Jawaban yang tidak dipikirkan oleh Ok Taehyung. Langsung terdiam.
"Kau bisa membantuku langsung jika mau, Taehyung. Lumuri tanganmu dengan warna merah yang indah. Cair dan pekat. Bau anyir dari darah mereka ketika mengelijang meregang nyawa. Pasti indah sekali," kata Taeri pelan-pelan, seperti sedang membacakan puisi yang paling dia sukai.
Ok Taehyung bahkan tidak benar-benar tahu apa yang dia inginkan dan rasakan. "Bisakah aku berharap? Tetap menemukan Kim Taeri yang sekarang setelah semua ini selesai?" tanya Taehyung lembut. Dekapannya semakin erat. "Kalau iya—aku akan membasahi tanganku dengan darah mereka," katanya telah membuat keputusan.
Siapa sangka wanita yang pernah membuatnya takut kehilangan Jimin, menjadi satu-satunya yang paling dia inginkan sekarang. Sama seperti Taeri, pria yang pernah membuatnya cemburu karena dekat-dekat dengan Jimin, malah yang berada di sisinya sekarang.
"Aku tidak akan menjadi monster, Taehyung ...," bisik Taeri yang malah berusahas eseduktif mungkin. Tidak ada kesedihan atau ketakutan.
"Aku adalah iblisnya di sini," tambah Taeri pada akhirnya dengan senyuman asimetris. Menyeringai. Licik dan penuh muslihat.
Tidak perlu menunggu waktu lama, sebab seseorang yang dia inginkan sudah datang. Taeri memberikan senyuman terbaik untuk menyambut tamunya.
"Lee Ciara! Selamat datang!" seru Taeri sambil membuka tangannya. Berjalan mendekat lalu memeluk. Memberikan ciuman di pipi kanan dan kiri. Terlihat cukup akrab.
Lantas Taehyung diam membeku. Tidak seperti yang dia pikirkan. Dia pikir yang akan datang adalah Ok Seokjin atau Ryu Yoonki, tetapi tidak keduanya. Taeri sudah memperhitungkan semuanya, kedua pria itu sedang sibuk-sibuknya. Butuh waktu sampai tahu adik manis mereka sedang berdarah-darah di salah satu rumah Taeri. Belum lagi pasti sempat menuduh orang lain, membuat spekulasi sampai sadar siapa yang melakukannya. Tentu si cantik Kim Taeri. Dirinya.
"Terima kasih sudah datang!" kata Taeri riang sambil menyuruh Ciara duduk. Model paling terkenal dan sedang naik daun. Dan ya—istri Ok Namjoon. Pernikahan yang masih segar. Beberapa hari lalu.
"Eunbyul, tolong buatkan minuman untuk tamu spesial kita," kata Taeri. Keduanya duduk. Taeri menatap Ciara dari atas sampa bawah. Cantik. Indah. Pantas saja Namjoon suka. Wanita yang paling dicintai Namjoon saat ini. Mungkin bisa dibilang dunia Ok Namjoon.
Tubuh Taehyung masih membeku. Berdiri. Butuh waktu untuk memproses apa yang sedang terjadi. Lantas Taeri menoleh pada Taehyung, memberikan senyuman. "Tuan Ok, silakan duduk. Kau pasti sudah mengenal Lee Ciara. Ya, aku berhasil membawanya. Yeay! Dia sangat tertarik dengan Ominous ketika aku ceritakan tentang novel Tuan Choi yang itu," ucap Taeri sambil mempersilakan Taehyung duduk secara tidak langsung.
Apa yang sebenarnya terjadi? Lantas Taehyung duduk di sana.
"Oke, aku sangat senang sebab sebagai asisten, sudah berhasil melakukannya. Ketika Choi Jimin mengatakan setuju untuk difilmkan, aku senang sekali!" jelas Taeri pura-pura tertarik.
Taehyung tahu Taeri berbohong. Kebohongan pertama. Jimin tidak setuju untuk difilmkan atau dibuat series.
"Lalu—aku menyarankan namamu sebagai pemainnya. Model Lee Ciara dan debut film dengan naskah milik Choi Jimin. Pasti luar biasa. Tuan Ok langsung setuju dan tidak sabar. Dia bahkan datang buru-buru. Kau bisa melihat dia sampai berkeringat," kata Taeri menyapu keringat Taehyung dengan tisu yang ada d meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keep Lying and I'll Help You ?
Mystery / ThrillerIni bukan cerita manis karena di awali dengan muslihat, dijalani dengan kepura-puraan, bersama sebuah pengkhianatan. Bukan juga cerita romansa biasa. Ada darah yang berceceran di kedua tangan mereka. Akhirnya? Tentu duka sudah menunggu sambil tertaw...