Pertunjukan kecil yang sudah direncanakan, dan diharapkan dapat berjalan dengan baik nyatanya tetap bisa mengalami masalah. Apa ia akan bermain solo? Atap tetap bersama temannya?
***
Buku pertama, jadi maaf aja.
[ Discontinued ]
Beberapa Minggu telah dilewati y/n selama di sekolahnya, seperti biasa ia sedang berkeliling sekolah di jam istirahat makan siangnya.
Ia mengunjungi perpustakaan dan berniat membaca buku yang sekiranya menarik baginya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di perpustakaan y/n segera mencari buku yang menarik baginya dan menuju ke bangku kosong untuk membaca.
Y/n membaca sekitar dua sampai tiga buku sambil mendengarkan musik melalui earphone nya, menikmati alunan musik santai dengan sebuah buku yang tak begitu tebal berisikan hal-hal yang membuatnya tertarik dan terhanyut dalam suasananya.
Y/n melirik jam tangannya lalu mulai merapihkan buku yang diambilnya dan bersiap meletakkannya kembali, di lorong salah satu rak ia tak sengaja menubruk seseorang hingga keduanya terjatuh.
"Aw.. Maaf maaf, aku tidak melihatmu". Ujar orang itu lalu mengambil buku yang terjatuh dari pegangan tangannya tadi.
"Euh.. tidak maaf, aku yang salah, aku kurang fokus". Bantah y/n
Sebuah tangan terulur y/n memperhatikan sekilas sebelum menyadarinya dan meraihnya.
"Sekali lagi maaf, aku harus membawa buku-buku ini ke ruang guru". Ucap orang itu lagi.
"Oh, baiklah, akan ku bantu". Tawar y/n.
"Eh.. Tak apa, buku ini berat". Tolak orang itu namun y/n segera mengambil separuh dari buku-buku yang dibawa orang itu.
"Biarkan aku membantumu, aku juga merasa bersalah karena menabrak mu". Ucap y/n lagi.
Orang itu mengangguk lalu berjalan berdampingan dengan y/n menuju ruang guru.
Hening terjadi diantara mereka sampai akhirnya orang itu membuka mulut dan mencairkan suasana.
"Oh ya, aku Wilbur Soot, kau bisa memanggilku Wilbur". Orang itu memperkenalkan dirinya sembari berjalan.
"Ouh.. panggil saja aku y/n, eum.. ku dengar dari teman-temanku kau siswa paling terkenal di sekolah ini ya". Ujar y/n memandang lelaki disampingnya.
"Ya.. begitulah, mereka menganggap ku begitu hanya karena terkadang aku tampil di beberapa acara sekolah". Respon Wilbur.
"Benarkah? Sebagai apa?". Tanya y/n ingin tau.
"Sebagai penghibur, biasanya aku akan memainkan gitarku ketika aku di minta tampil, terkadang bersama saudaraku dan terkadang tidak". Jelas Wilbur.
Y/n ber oh ria lalu lanjut berjalan menuju ruang guru.
Sesampainya mereka para guru menyambut hangat kedatangan mereka namun lebih kepada Wilbur, karena ia dikenal baik di para guru mungkin.
Selesai mengurus keperluannya Wilbur mengajak y/n untuk keluar dan membelikannya softdrink di kantin, tepat sebelum keluar ruang guru mereka berpapasan dengan seorang siswa berambut merah muda.
Wilbur menyapa nya dan siswa itu menyapa balik dengan dingin dan menatap tajam pada keduanya.
Y/n memperhatikan sekilas kebelakang ketika mereka telah melewatinya.
"Itu saudaraku, Technoblade dia memang dingin dan kadang kasar pada siapapun jadi maklumi lah tapi terkadang dia juga baik kok". Ucap Wilbur yang menyadari y/n memperhatikan Techno.
"Eh.. ah, ow.. begitu". Y/n agak terkejut mendengarnya karena perhatiannya tertuju pada Techno tadi.
Wilbur tertawa melihat gelagat y/n lalu meneruskan langkahnya.
Di kantin Wilbur membelikan dua buah softdrink untuk y/n dan satu lagi untuk dirinya.
Ia juga menawarkan y/n untuk ikut bersamanya dalam sebuah ekstrakulikuler musik sepulang sekolah, Wilbur bilang ia bisa langsung mendaftarkan y/n untuk turut ikut jika berminat.
Y/n pun menyetujuinya dan berterima kasih pada Wilbur, mereka kembali ke kelasnya masing-masing setelah selesai berbincang.
* * *
Sepulang sekolah para siswa yang mengikuti kegiatan ekstra tetap berada di sekolah sedangkan yang tidak dapat langsung kembali ke rumahnya masing-masing.
Wilbur menemani y/n menuju ruang musik tempat mereka akan melakukan kegiatan ekstra bersama.
Ruangan mereka bertempat di aula, tak banyak yang ada disana namun cukup untuk sebuah kegiatan.
"Nah.. baiklah y/n, apa yang bisa kau mainkan?". Tanya Wilbur sambil mengambil gitarnya dari sebuah kursi.
"Eum.. biola? Ku rasa, entah atau piano?". Jawab y/n ragu.
Y/n dapat bermain musik namun di karenakan kesibukannya akhir-akhir ini membuatnya agak sedikit lupa cara memainkan dua alat musik kegemarannya.
"Benarkah? Jika begitu kau mungkin akan cocok dengan Techno". Ucap salah satu orang disana.
"Techno? Entahlah, aku-". Y/n melihat sekelilingnya dan menemukan Techno di pojok ruangan tanpa satu pun instrumen musikal yang berada di tangannya atau di dekatnya.
"Coba saja, barangkali perkataannya benar, kau bisa meminjam milik sekolah dulu y/n". Saran Wilbur.
Wilbur pergi keluar sebentar mengambil salah satu instrumen musik yang bisa ditemukannya sedangkan y/n menunggu sambil berbincang dengan yang lain.
Dari yang didengarnya, Techno tak suka memperlihatkan barang pribadinya, salah satu alasannya kenapa ia sama sekali tak membawa satupun alat musiknya.
Namun itu membuat y/n menjadi bingung, instrumen apa yang dapat dimainkan Techno?
Wilbur kembali tak berselang lama, ia membawakan sebuah violin berwarna putih lalu memberikannya pada y/n.
"Cobalah!". Ucapnya.
Y/n mengambilnya dan mencoba memainkan sebuah lirik musik yang dapat dimainkannya, River flows in you karya Yiruma.
Y/n memainkannya dengan sangat lembut, setiap senar yang di gesekkannya membawa berbagai macam pikiran menenangkan bagi pendengarnya.
Semua orang di ruangan itu terhanyut dalam permainan musiknya, begitupun Techno yang diam-diam memperhatikan namun tak terlihat menikmati.
"Kau sangat hebat y/n! Kau sangat pandai!". Ujarnya.
Yang lain pun mengiyakan dan turut memberikan apresiasinya untuk y/n.
"Wah wah.. kalau begitu, kau akan cocok dengan Techno, selama ini hanya Wilbur yang bisa bersama dengannya itu pun terkadang". Ucap salah satu siswa lainnya.
Y/n tersenyum dan memandang Techno yang masih saja terdiam di pojokan ruangan, Techno bangkit lalu pergi meninggalkan ruangan.
Y/n heran padanya, apa ia tidak suka dengan permainannya? Atau ada alasan lain, y/n tidak terlalu memikirkannya.
Tidak semua orang dapat mengerti alur pikiran orang lain, namun musik membuat siapapun dapat mengerti apa alur yang diceritakannya.