抖阴社区

23. Free Love

1.7K 200 70
                                        

Tidak lama berselang. Setelah menemani joohyun untuk memeriksakan kandungannya dan meminta dokter untuk surat terbang. Joohyun dan tiffany pun kembali ke korea tanpa seulgi.

Tentu hal tersebut membuat sang pria uring-uringan untuk beberapa hari. Bahkan joohyun dibuat bingung olehnya, mengapa seulgi mendadak menjadi sangat menuntut dan tidak sekali pria itu merengek jika ditinggal joohyun. Bukannya yang seharusnya begini adalah dia?

Seperti beberapa hari yang lalu, seulgi bahkan merajuk karena joohyun sibuk dengan persiapan kepulangannya.

"Hyunna... kamu beneran pulang? Engak mau bareng aku aja gitu setelah masalah ini selesai hmm?" rengen seulgi yang sudah mengikuti joohyun kesana kemari yang sibuk untuk melakukan packing.

"Ini yang hamil siapa sih.. Kok kamu jadi sangat manja..." gumam joohyun yang masih sibuk melipat bajunya.

"Hyuuun....." rengekan seulgi makin terdengar namun terpotong oleh suara bel yang berbunyi dari pintu depan.

"Itu omma.. Hush sana, bukakan pintu" usir joohyun kepada seulgi untuk menghentikan rengekan sang pria beruang itu. Bahkan sepertinya joohyun yang hamil mulai jengkel dengan perilaku calon suaminya itu.

"Aku engak mau...." tolak seulgi.

"Seulgi... cepat! Kasihan omma menunggu didepan. Kalo kamu nolak beneran ku tinggal hari ini loh ya" perintah joohyun tentu langsung membuat seulgi diam dan melaksanakan tugasnya. Setelah seulgi pergi untuk membukakan pintu untuk tiffany, joohyun hanya bisa mengelus pelan perutnya yang masih datar itu sambil tersenyum hangat.

"Itu lihat appamu.. Kelakuannya bikin kamu mual yaa, nak? Soalnya mama mual ini.." ucap joohyun bergurau seakan sang calon anak yang masih berukuran kacang polong itu memahaminya.

Joohyun jadi teringat dengan konsultasi pertama mereka dengan dokter tentang kondisi kehamilannya. Tentu joohyun cukup bersemangat dengan hal ini. Namun tetap si pria beruang lah yang lebih bersemangat, bahkan seulgi tidak bisa tidur dikarenakan menanti waktu konsultasi.

Joohyun sangat ingat malam itu sebelum dia melakukan konsultasi. Seulgi yang malam itu sedang memeluk joohyun dari belakang yang sedari tadi mencium tengkuk dan bahu joohyun.

"Yang..." ucap seulgi dekat dengan telinga joohyun.

"Hmmm?" Ucap joohyun dengan nada malas dan mata tertutup, walau ya dia cukup menikmati kecupan dari seulgi.

"Anak kita semoga cewek.."

"Masih lama..."

"Tapi aku pengen cewek.."

"Kamu yakin bisa jagain anak cewek? Engak inget kelakuan kamu sama cewek cewek yang juga anak orang? Mau anak ceweknya digituin?" Tantangan joohyun ke seulgi yang benar benar mengganggu proses tidurnya.

"Ihi yang.... Kok nyindir... aku beneran minta maaf perihal kelakuan bodoh aku..."

"Jangan lupa temuin airine loh ya. Awas kamu."

"Huh.."

Karena merajuk, seulgi pun melepas pelukannya dan memunggungi joohyun. Joohyun pun menyadari bahwa sebenarnya sang pria ini sebenarnya tidak ingin ditinggal. Tapi mau bagaimana lagi, joohyun memilih pulang sebenarnya untuk menenangkan dirinya sendiri. Tentu, agar seulgi bisa lebih mandiri menghadapi 'masalah' yang dia lakukan. Joohyun berpikir jika dia selalu mengarahkan seulgi untuk menyelesaikan masalahnya, sang pria tidak akan mampu untuk menjadi individu yang lebih dewasa.

Joohyun pun mengelah nafas dan kemudian mencoba membalikan tubuh seulgi menghadap ke dirinya.

"Coba hadap sini dulu..."

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang