抖阴社区

24. Wouldn't Mean A Thing (END)

2.1K 217 61
                                    

Hey. Last chap okay? :)

Enjoy~

.

.

.

.

.

.

Selamat membaca :]

Kita kembali ke hari saat joohyun akan kembali ke korea. Seulgi benar benar merajuk dikarenakan hal ini. Bahkan ketika menjemput tiffany dan mengantarkan mereka ke bandara, seulgi tidak berhenti menggumam keadaan joohyun dan dirinya jika joohyun tidak harus pulang.

"Ini yakin kamu pulang sekarang yang?" tanya seulgi yang kini memandang joohyun yang berada di sebelah kursi supir. Lampu merah sedang menyala sehingga seulgi bisa sedikit lebih lama memandang wanitanya yang terlihat selalu cantik itu.

"Tiket ku dan omma sudah ditangan, seulgi... koper koper pun sudah berada di bagasi mobil ini. Apa kamu tidak ingat mengangkatnya tadi? Berhentilah merengek kau akan segera menjadi appa..." ucap joohyun mengelah nafas sedikit dan mengelus tangan bebas seulgi yang berada di atas tuas persneling.

"T-tapi.... A-aku khawatir padamu...." ucap seulgi sambil menunduk. Melihat tangan mungil joohyun yang mengelus punggung tangannya. Melihat perilaku imut seulgi membuat joohyun tersenyum hangat. Dia angkat tangannya dari tangan seulgi dan mengelus rahang sang pria, sebelum maju dan mencium pipi seulgi. Mencoba menenangkan beruang yang kelewat manja itu.

"You'll be fine and I'll be fine, honey.. Ada omma yang menjagaku.. Hmmm..." mendengar ucapan joohyun membuat seulgi menatap kedua mata hangat milik joohyun. Dia tersenyum sedikit sebelum mendekatkan dirinya dan mengecup bibir joohyun dengan lembut.

Mereka terlalu hanyut di dalamnya sampai mendengar suara deheman dari kursi belakang.

"Bisakah kalian hentikan? Aku belum terbiasa melihat anakku seperti ini. Dan ayolah, kalian hanya berjarak sebentar. Joohyun bukan akan pergi perang, seulgi... itu lampu merah akan selesai, cepat jalan."

Ya. tiffany menegur pasangan muda yang sedang kasmaran itu. Membuat seulgi tersenyum kikuk sambil tertawa kaku. Sedangkan joohyun menolehkan wajahnya ke arah sang omma dan memberikan tatapan tidak percaya bahwa ommanya mengganggu moment dirinya dengan sang calon suami.

"Apa? Tidak suka omma tegur, hyunna?" tantang tiffany pada sang anak yang melotot ke arahnya. Joohyun pun berbalik dan melipat tangannya di depan dadanya. Entah mengapa dia merasa sedikit merajuk, mungkin bawaan bayi.

Mobil seulgi masih melaju pada jalan menuju airport. Mereka berbincang banyak hal, dari tentang pekerjaan, rencana pernikahan dan banyak lagi.

"Oh ya! Aku sudah menghubungi noonaku, dia dan ibuku akan menjemput kalian saat sampai di korea" ucap seulgi menginformasikan hal yang membuat joohyun terkaget sedikit.

"I-ibu mu?" menatap sang pria beruang dengan tatapan kagetnya. Dari sudut mata seulgi dia bisa melihat mata lebar joohyun yang lucu.

Memang ya... kalo bucin rasanya terlihat indah.

"Iya.. aku sudah menginformasikan noona ku bahwa tunangan ku akan pulang bersama ommanya. Ternyata mommyku bersama noonaku saat itu. Alhasil aku dimarahi karena tidak pernah bercerita tentang hal ini padanya dan dia ingin bertemu denganmu. Katanya wanita seperti apa yang akhirnya bisa menaklukkan anak nakal sepertiku.. Haha.." jelas seulgi kepada joohyun yang kini sudah mengerutkan alisnya.

"T-tapi, sayang.. Aku tidak tahu wajah Ibu dan noonamu, begitu juga sebaliknya... bagaimana mereka dapat mengetahui aku?" tanya joohyun heran menghasilkan senyuman lebar di mulut seulgi.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang