抖阴社区

2. Kehilangan

52.3K 5.1K 47
                                        

-Masih tentang kehilangan yang berharap bisa menemukan titik terang🥀

Seperti biasa. Aldevano dan kedua sahabatnya lebih suka menghabiskan waktu di markas yang telah mereka bangun bersama setelah dua tahun lebih belakangan ini. Hari ini markas terasa sepi. Hanya mereka bertiga di sana. Biasanya markas selalu ramai dengan kumpulan anak motor lain. Perkarangan markas hanya ada tiga motor sport di sana. Tentu milik Aldevano, Saka dan Saga. Anggota yang lain belum datang.

Aldevano Hernandes adalah ketua geng motor Black Angels. Bukan geng motor yang selalu buat onar atau cari musuh dan cari masalah. Geng yang dipimpin oleh Aldevano lebih memilih bersahabat dengan geng motor lainnya. Mereka tidak suka dengan keributan. Tapi jika ada yang ingin menantang, mereka tidak akan segan untuk mengadakan perlawanan. Tapi banyak di antara mereka yang segan dengan kedudukan Aldevano di Black Angels, sehingga tidak ada yang berani mengusik ketenangan mereka yang ada di Black Angels tersebut.

Aldevano menyesap rokok yang terselip di kedua jarinya. Dengan punggung ia sandarkan pada dinding. Ia duduk selonjoran di atas karpet. Setiap asap rokok yang ia hembuskan, terbang membawa perasaan kacau yang selalu membelenggunya setiap saat. Semua terjadi begitu saja tanpa bisa ia cegah. Kehilangan jejak orang yang ia sayang merupakan luka yang teramat dalam. Waktu terus berjalan. Namun sang kekasih tidak pernah ia temui lagi. Alara seperti hilang di telan bumi. Namun Aldevano selalu berharap bisa dipertemukan lagi dengan gadis itu.

Saka dan Saga hanya bisa diam mengamati Aldevano yang termenung di bawah sana. Mereka berdua tidak bisa melakukan apapun untuk Aldevano. Ingin membantu, tapi mereka tidak punya petunjuk. Ke mana mereka harus cari Alara? Mereka pernah ikut mendatangi rumah megah nan besar itu, tidak seorang pun ada di sana. Rumah bak istana itu selalu terkunci rapat. Sebagai anak yang terlahir kembar. Saga dan Saka sempat terpikir satu hal. Apakah Alara masih ada di bumi? Di dunia ini?

Aldevano mendesah kecewa. Kenangan bersama gadisnya selalu berputar dalam benak kepala. Ia harus cari ke mana lagi? Ia benar-benar kehilangan. Aldevano kembali menyesap rokok yang sempat ia diamkan karena tengah berpikir di mana keberadaan gadisnya saat ini.

Aldevano membuang rokok yang masih tersisa. Ia semakin gelisah. Ia merindukan gadis itu. Teramat sangat rindu. Dua bulan lebih bukan waktu yang sedikit. Waktu tersebut terasa selama seribu tahun Aldevano jalani tanpa Alara di sisinya. Satu hal yang pernah ia pikir. Apakah Alara tidak pernah merindukan dirinya? Kenapa gadis itu tidak pernah muncul lagi di depannya? Padahal hubungan mereka baik-baik saja selama ini. Tidak ada masalah. Lantas apa yang membuat Alara pergi dan hilang tanpa jejak?

"Ara, kamu di mana?" Helaan napas yang berat keluar dari mulut Aldevano. Ia mengusap wajah dengan frustasi. Ia tidak tahu harus cari ke mana lagi. Tidak ada sedikit petunjuk pun untuk menemui gadis kesayangannya itu.

"Udah, Al. Lo jangan mikirin Ara terus. Pikirin kesehatan lo. Lo bisa sakit kalo gini terus. Jangan siksa diri lo karena kehilangan Ara," ujar Saka yang duduk di atas kursi kayu.

Aldevano mendongak menatap sahabatnya itu. "Gue mau gak mikirin Ara. Tapi gue gak bisa. Isi kepala gue cuma dia. Dia yang selalu berputar di otak gue," lirihnya pelan, namun bisa terdengar oleh Saka dan Saga.

Saka menatap iba Aldevano yang terlihat semakin kacau. Harus dengan apa ia bantu supaya sahabatnya itu bisa seperti dulu lagi? Ia rindu dengan keceriaan Aldevano yang selama ini hilang bersama Alara. Tidak ada canda tawa di antara mereka. Semua berubah dengan seiring waktu.

"Kita mau bantu lo. Tapi kita gak punya petunjuk. Jujur. Gue gak suka lo yang kayak gini. Ke mana Al yang gue kenal dulu? Al yang dingin tapi selalu ceria sama kita. Gue rindu kehangatan kita yang dulu," celetuk Saga membuat Aldevano menunduk.

Alara Bianchi (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang