"Sorry. Gue bener-bener kacau untuk saat ini. Gue gak bisa kayak dulu lagi. Bahagia dan keceriaan gue hilang begitu saja setelah Ara gak ada lagi di sisi gue," lirih Aldevano dengan rasa bersalah. Semuanya sudah berubah. Kehilangan gadisnya membuat ia tidak bisa menjalani hari seperti dulu lagi.
Saga dan Saka hanya bisa lempar pandang dengan helaan napas yang berat. Sampai kapan Aldevano akan selalu begitu? Mereka benci posisi ini. Mereka ingin semoga Alara cepat kembali ke pelukan Aldevano. Mereka ingin seperti dulu lagi. Mereka benar-benar rindu canda dan tawa yang pernah menghiasi kehidupan mereka belakangan ini.
Bunyi deru motor berdatangan membuat ketiganya menoleh. Perkarangan markas sudah terisi sepenuhnya dengan motor sport dengan berbagai warna. Semua motor tersusun rapi. Mereka yang datang lebih dari ratusan langsung berjalan menuju pintu markas. Menghampiri ketua dan anggota inti yang tengah duduk di dalam sana.
"Malam Pak Ketua. Malam kembar," sapa seorang cowok yang berambut pirang. Dia adalah Kim Harry. Seorang cowok blasteran Korea. Ia mendekat dan duduk di atas karpet bersama anggota yang lain.
Aldevano dan si kembar mengangguk balas sapaan Harry. Markas yang semula sepi jadi ramai seketika dengan kedatangan mereka. Aldevano sedikit merasa lebih baik. Ingin melupakan tentang Alara untuk sejenak. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan di mata para anggotanya. Ia harus terlihat kuat.
"Mana yang lain? Gak ke sini?" tanya Aldevano seraya mengedarkan pandangan. Anggota yang datang hanya ratusan. Biasanya lebih dari itu. Markas akan penuh sampai ke perkarangan, karena tidak muat di dalam.
"Mungkin bentar lagi datang, Al," jawab seorang cowok yang memiliki bola mata biru yang tengah duduk di samping Saka. Dia adalah Gerry Anugrah. Murid SMA Pelita. Mereka semua tidak satu sekolah.
Aldevano mengangguk mengerti. Ia bangkit berdiri. Berjalan menuju lemari. Ia keluarkan dua gitar dari sana. Untuk mengusir rasa bosan. Ia sering bernyanyi bersama anggotanya. Jadilah gitar selalu tersimpan rapi di sana.
Aldevano kembali mendekat. Ia berikan satu gitar lagi pada Saka. Cowok itu sama hebat dengan dirinya dalam bermain alat musik itu. Yang lain hanya jadi pengisi vokal. Terkadang menggunakan sofa dan meja untuk mereka pukul. Yang penting nyanyi dengan meriah.
"Request lagu apa kali ini?" Aldevano duduk di pinggir sofa seraya mengedarkan pandangan pada mereka semua yang ada di sana. Ia petik senar gitar sambil menunggu jawaban dari anggotanya itu.
"Gimana kalo lagu yang kek gini, ku belikan bakwan malah dia yang jadian... Itu yang pernah gue denger," celetuk Harry yang tengah memegang ponsel. "Ada yang tau?"
"Tau tau... Di sekolah pada lagu itu. Skuy lah kita coba," jawab Gerry seraya mengingat nada lagu yang sering ia denger itu.
Aldevano mencari lagu yang dimaksud oleh anggotanya. Ia berpikir sejenak dengan tangan yang terus memetik senar gitar. "Yang lirik pertama, dulu kamu pernah jalan-jalan sama aku, bukan?"
Semua yang di sana bersorak heboh dengan acungan jempol. "Nah. Pak Ketua emang pinter. Skuy lah. Ngamen-ngamen!"
Aldevano dan si kembar tertawa kencang. Mereka semua memang bisa buat mood jadi membaik. Saka dan Aldevano mengangguk setelahnya. Keduanya memetik senar dengan serentak.
"Yok mulai yok! Tu wa ga pat!" Aldevano dan Saka bersemangat. Mereka yang lain mulai bertepuk tangan dengan seirama.
"DULU KAMU PERNAH JALAN-JALAN SAMA AKU..." Suara Aldevano dan Saka menggema di ruang markas. Begitu juga dengan anggota Black Angels semua yang ada di sana, nyanyi dengan heboh.
"BELI INI ITU SEMUA PAKEK UANG KU!" Sambung Gerry dan Harry dengan kencang seraya menggoyang lengan anggota yang ada di samping mereka.
"SETELAH KU TAU KAMU BUAT STORY BARU," jawab Saga dan yang lain. Mereka memukul sofa dan meja dengan heboh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alara Bianchi (TERBIT)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE!! Alara Anindiya Bianchi, gadis polos penyuka es krim dan hal yang berbau dengan kucing. Seperti boneka kucing. Hidupnya yang awalnya sempurna jadi berubah drastis sejak ia kehilan...
2. Kehilangan
Mulai dari awal