Tak terasa sudah hampir 1tahun lebih 1 semester saja aku bersekolah disini. Hari ini jaemin ada pertandingan basket melawan kelas 11 lainnya. Aku bersama chenle dan haechan datang ke area lapangan guna menyemangati semuanya, pertandingan berkahir dengan damai dan meriah yang dimenangkan oleh kelasku, jelas saja menang 2 jagoanku disana mueheheeheh(っ˘ω˘ς ) becanda (¬_¬) jangan di gebukin.
Meskipun aku menyukai jeno tapi tetap saja jika disuruh memilih aku lebih memilih jaemin meskipun keduanya sama sama menarik dimataku, semakin lama aku bersama jaemin perlahan semakin memudar juga perasaanku yang dulu sempat ada untuk jeno, eum... tidak memudar sih, tapi lebih ke kadang ada dan kadang tidak, tergantung mood ku sepertinya haha.
Pertandingan telah usai, ku lihat tim basket kelasku sedang berada dipinggir lapangan semua, kami ber3 buru buru turun dari bangku penonton dengan modus membawa minuman untuk mereka, tadinya aku hanya akan membawanya untuk jaemin tapi karena takut semakin dicurigai yang lainnya kecuali haechan jadinya kubawakan saja semuanya. Ya haechan sudah tau soal hubunganku, dia mengintrogasiku waktu itu karena curiga dengan sikap jaemin yang berbeda kepadaku. Alhasil kami berdua malah curhat soal hubungan masing masing.
"Haii capek banget ya semuanya, nih gue bawaan minum" ucapku dengan memandang semua anggota tim jaemin yang sedang duduk bersila di pinggir lapangan di ikuti oleh aku, chenle dan juga haechan.
Jaemin hanya tersenyum dan mengerti maksud dari kata "semuanya" itu. Kemudian mengambil botol aqua yang kubawakan tadi, 1 per 1 botol itu mulai berkurang karena diambil oleh masing masing orang.
"Capek ya mark" ucap haechan sambil menyeka keringat yang berjatuhan dari wajah mark dengan sapu tangan.
"Iya nih untung menang" jawab mark dengan sedikit mengacak rambut haechan dan sebuah senyuman kecil.
"Menang dong kan yang nyemangatin aku"(づ ̄ ³ ̄)づ ucap haechan sambil memeluk mark dengan manja.
"Iya lah kalo gak ada kamu gak mungkin kayanya aku bisa nyetak skor"
"Udah dong jangan peluk peluk gini malu di liat orang" tambah mark.
"Eh iya yah nanti ada yang iri lagi sama kita" ( ͡° ͜ʖ ͡°) julid haechan.
"Hah iri? Siapa?" Tanya mark.
"Ya aku gak tau, orang iri mana bakal nunjukin kalo dirinya iri"( ͡ᵔ ͜ʖ ͡ᵔ) sambil melihat kearahku.
Demi apa jika tidak sedang dilapangan akan ku cakar habis dia (ఠ益ఠ) wajahku seketika berubah menjadi merah padam ketika lirikannya mengarah padaku, tanganku mengepal menahan emosi yang tak bisa ku luapkan ini.
Aku hanya memalingkan muka kesamping tubuhku, menghindari pemandangan yang dibuat secara sengaja itu, kesal dengan haechan yang terus menggoda ku dan ya sepertinya pribahasa "sudah jatuh tertimpa tangga pula" memang diciptakan untuku, bukannya menghindari pemandangan yang menyebalkan tadi, aku malah disuguhi oleh pemandangan baru antara chenle dan jisung,
"Capek ya jie" ucap chenle yang sedang mengelap ngelap keringat di wajah jisung, dengan posisi jisung yang duduk dengan kaki lurus kedepan tangannya menahan tubuhnya dibelakang, kakinya juga sedikit terbuka menyediakan ruang untuk chenle mengusap keringatnya.
Haechan yang menyaksikan kesialan ku hanya tertawa sejadinya tanpa memperdulikan sekitar. Aku yang bingung harus marah atau tidak hanya bisa diam menahan emosi yang kini benar benar hampir meledak.
" Loh ada yang lucu?" Tanya jeno pada haechan.
"Ada jen hahahah" jawab haechan menertawaiku tanpa henti.
"Ya tuhaaannnnn gini amat punya hubungan di privat dan teman laknat"tangisku dalam hati.
"Haechan sialan"

KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [JaemRen/Noren]??
FanfictionMengandung ? dan?? BXB??[END]Renjun seorang pria dari china yang harus pindah dan bersekolah di korea kemudian bertemu dengan jaemin yang sudah sejak lama Menjadi secret admirernya bahkan jauh sebelum renjun pindah ke korea. Tapi ternyata salah sat...