抖阴社区

Hi Shitty Bro-Boss!

1.3K 206 5
                                        

Choi Jin Ki tampak berbicara serius dengan koleganya. Pria di hadapannya ini memandang dengan raut wajah yang tak sedap. Semenjak kepergian Soobin, hubungan keduanya seperti tiada hari tanpa beradu urat. Han Taek Gi, pemilik perusahaan ELF Corp sekaligus ayah dari Han Ji Soo, ia masih belum terima dengan tindakan semena-mena keluarga Choi.

Ia merasa jika mereka tak serius ingin menjalin kerja sama, juga, seperti tengah mempermainkan perasaan putri bungsunya.

"Bagaimana? Enak?" Tanya Taek Gi.

Jin Ki hanya diam. Mengalami inflasi berat seperti ini bukanlah bagian dari visi misinya. Tapi ia juga tak mau terus-terusan dipojokkan dengan cara picik. Dipandangnya pria berjanggut putih itu dengan kedua tangan mengepal keras.

"Aku akan menemukan anak itu, segera." Ujarnya singkat. Taek Gi terkekeh remeh. Ia pun beranjak meninggalkan ruangan tanpa berucap sepatah kata.

"Sekretaris Kang!" Pekiknya.

Dengan agak tergopoh, Taehyun berjalan masuk. Perasaannya tak enak. Dibukanya pintu berbahan mahoni itu, tampaklah sosok Jin Ki yang kini berdiri tegap menatapnya lurus.

"Arah selatan, cari dia--" pria itu berjalan mendekat lalu berhenti bersebrangan.

"Kuberi kau waktu 10 hari, dapatkan bajingan itu segera." Ucapnya dingin, lalu pergi meninggalkan Taehyun.

Esoknya, Taehyun memulai pencarian. Ia pergi seorang diri. Benar-benar sendiri. Di dalam pikirannya hanya ada Soobin. Ia marah tapi juga merasa khawatir. Taehyun memang tak terlalu mengenal pemuda itu hingga ke akarnya, tapi, ia paham jika alasan Soobin menghilang itu karena dia sedang dilanda stress yang berkepanjangan.

Ia tahu jika Soobin dijodohkan dengan Ji Soo, ia pun juga tahu jika Soobin pergi ke psikiater untuk melakukan treatment. Tapi ia tak tahu, apakah saat ini Soobin masih bernafas atau tidak.

Tak terasa, hari pun mulai gelap. Taehyun tiba di daerah Gyeonggi, ia memutuskan untuk menginap di sebuah hotel yang terbilang cukup murah. Mau bagaimana lagi, ia tak beri pesangon barang sepeser pun.

"Aku sudah menyebar selembaran di berbagai jejaring sosial media, tapi kenapa belum ada informasi juga hingga saat ini?" Taehyun mengusap wajahnya gusar. Hatinya dilanda rasa gelisah luar biasa.

"Jika aku kembali tanpa membawanya, bisa habis. Ya Choi Soobin! Kenapa kau menyiksaku seperti ini?!" Taehyun berjalan mondar mandir.

Maniknya memandang maps, posisinya sudah cukup jauh dari Seoul. Arah selatan? Demi alis tebal Rock Lee, Korea Selatan itu luas!
Taehyun berusaha menenangkan dirinya. Ia coba menimbang dan memikirkan hal tersempit.

"Dia penyendiri dan tak suka bising. Dia juga suka daerah yang bersih dan lindung. Tunggu, di negara ini cukup banyak tempat seperti itu--" Taehyun memainkan telunjuknya di layar ponsel.

"Tapi... aku bisa coba ke sini dulu kan?" Ia menandai wilayah Jecheon dan Yeongju.

Setelah cukup lama menggunakan kapasitas otaknya, ia pun memutuskan untuk beristirahat.

***

Dua orang pemuda berpenampilan nyentrik tampak berjalan berdampingan di sepanjang perjalanan menuju pasar. Beomgyu dan Kai, mereka sedang menjalankan tugas dari Yeonjun untuk mencari lampu hias dan beberapa ornamen tambahan.

"Kau tahu, belakangan ini hyung jadi lebih jinak. Apa karena Soobin hyung ya?" tanya Kai.

"Bisa jadi. Aku juga terkejut saat melihat hyung membiarkan orang lain memeluknya, setiap hari lagi. Kucing itu kan paling anti dengan skinship. Hei, aku bahkan pernah menyaksikannya menghajar seseorang, alasannya? Seseorang itu mencolek dagunya ,"

"Eh, benar kah? Kapan?" Kai terlihat penasaran.

"5 tahun yang lalu, saat kami sedang bermain di taman. Wajar memang jika dia marah, karena Yeonjun hyung juga tak mengenal orang itu sama sekali. Tapi, kalau sampai menghajarnya hingga babak belur... uhh."  Beomgyu bergidik sendiri.

"Ah, aku tak bisa membayangkannya. Tapi, kalau kau tahu hyung bisa mengamuk seperti itu, kenapa kau selalu menguji kesabarannya? Apalagi masalah ice cream kemarin, tak takut kah?"

"Hohoho... TENTU SAJA TAKUT! Siapa juga yang mau terkena bogem mentahnya? Hanya saja, aku suka melihat ekspresinya. Lucu. Lagi pula aku yakin, ia tak akan sampai hati memukulku." ujar Beomgyu percaya diri. Kai hanya memasang wajah julid sambil membatin, 'Belum saja...'

Keduanya terlihat asik memilih-milih warna lampu pijar untuk taman mini di halaman kafe. Beomgyu mendadak menyuruh Kai untuk membeli minuman karena tenggorokannya terasa kering. Pemuda pirang itu pun menurut.

Setelah mendapatkan apa yang dicari, ia memutuskan untuk duduk di bawah lampu jalan. Dari kejauhan ia bisa melihat Kai yang sedang ikut mengantri menunggu pesanannya.

"Brengsek! Tolong, pria itu mencuri dompetku!" Teriak seseorang.

Beomgyu terperanjat kaget, atensinya teralihkan. Tak jauh darinya, tampak seorang pria mengenakan topi sedang berlari dengan kecepatan luar biasa ke arahnya. Tanpa pikir panjang, ia menggeser salah satu kakinya hingga pria itu jatuh terjungkang. Orang-orang yang berada di sana segera menangkap pria tersebut. Tak lama, seorang pria lainnya berjalan mendekat dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Terima kasih! Ya! Ishh..." segera saja ia merebut barang yang diambil pria itu. Pengujung pasar mengamankan pelaku pencopetan tersebut dan langsung menghubungi polisi.

Beomgyu terdiam membeku memandangi sosok yang ada di hadapannya saat ini. Hidung mancung, bibir yang sehat, tubuhnya segar dan bugar, lalu... Kedua matanya terlihat berbinar tampan.
Merasa diperhatikan, ia menoleh.

"Sekali lagi, terima kasih ya karena sud-- hei! Kau tak apa?" Tanya sosok itu. Beomgyu terkejut dan mulai tersadar.

"A-ah iya, huh? Kau bilang apa tadi?" Tanya Beomgyu linglung. Ia terkekeh melihat pemuda yang lebih tinggi darinya ini.

"Terima kasih karena sudah menolongku. Kang Taehyun..."

"Hooo... Choi Beomgyu." Keduanya berjabatan tangan dan saling melempar senyum.

"Gyu!" Pekik Kai yang agak berjalan cepat sambil membawakan minumannya.

"Siapa?" Tanya Kai menelisik tajam.

"Aku Kang Taehyun, kalian pacaran?" Baik Kai maupun Beomgyu, keduanya menggeleng cepat.

"Kami saudara!" Jawab mereka bersamaan. Lagi, Taehyun terkekeh geli.

"Hmm, sebagai ucapan terima kasih, bagaimana kalau aku memberikan  tumpangan? Kebetulan aku mengendarai mobil ke sini."

"Tentu, itu terdengar menyenangkan..." ucap Beomgyu antusias.

'Yak, sepertinya tinggal aku sana yang masih setia menyandang gelar pejantan tangguh...' batin Kai meringis.

Selama di perjalanan ketiganya terlihat asik bertukar cerita. Dan karena terlalu asik pula, mereka sampai tak sadar jika sudah sampai. Taehyun memarkirkan mobilnya agak berjarak sedikit dari lokasi. Mereka pun turun sambil membawa barang belajaan dan mulai berjalan santai menuju kafe.

"Jun, aku sudah menanam mawarnya!"
Langkah Taehyun terhenti seketika. Suara itu terdengar familiar di telinganya.

Kedua manik belo itu menatap jauh punggung lebar seorang laki-laki yang terlihat sibuk dengan tanaman-tanamannya. Perlahan ia mulai melangkahkan kakinya dengan cepat. Beomgyu meneriakinya, tapi ia mendadak menjadi tuli. Semakin dekat semakin jelas lah semuanya.

Tak salah lagi, sosok itu adalah orang yang ia cari selama ini. Laki-laki tinggi berwajah kelinci yang membuatnya kelimpungan setengah mati.

"Apa kabar, Choi brengsek Soobin..."

To Be Continue...

Get Into You (SooJun/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang