抖阴社区

delapan . satu langkah

965 177 45
                                        

Hujan tidak kunjung reda sementara Jungwon, Riki dan Sunoo sudah siap dengan baju olahraga mereka untuk bermain sepak bola di lapangan. Kendala tersebut mau tak mau membuat ketiganya kembali ke kelas dengan bahu merosot merasa lesu. Jam olahraga harusnya menjadi jam paling menyenangkan untuk anak kelas 12. Hanya pada jam itulah mereka bisa bersenang-senang tanpa memikirkan beban tugas dan latihan soal yang menumpuk, akan tetapi derasnya hujan tidak mendukung kegiatan mereka hari ini. Mungkin saja kebahagiaan mereka digantikan untuk kebahagiaan orang lain yang telah menanti turunnya hujan sejak lama, seperti contohnya petani.

Merasa bosan, Jungwon mengeluarkan ponsel dari tasnya. Melihat-lihat sosial media di jam kosong seperti saat ini rasanya tidak masalah. Nilainya tidak akan terjun bebas hanya karena bermain sosial media selama satu jam pelajaran di sekolahan. Dia membuka instagram, menonton video dari youtube, mengkritik apa saja yang lewat di twitter, dan sesekali tertawa ketika melihat video dari tiktok, kemudian bermain game untuk menaikkan level, tipikal anak muda masa kini sekali.

Masih merasa bosan, dia iseng mengecek aplikasi chat yang ada di ponselnya. Ruang obrolannya dengan Jay tentu disematkan paling atas setelah grup kelas.

Kali ini ia betulan hanya iseng mengecek, tidak berniat mengirim pesan, mungkin saja ada status online dari Jay. Dan benar saja, tidak lama notifikasi muncul di layar ponselnya.

Aku punya tiket konser
lebih buat minggu ini! 
Kamu mau ikut?
Kalo mau segera kabari, ya.
Ini terbatas!

Sejenak senyum Jungwon langsung merekah seperti bunga di musim semi. Dia mendekatkan wajahnya ke ponsel, takut dirinya salah lihat atau halusinasi di siang hari yang mendung dan lembab ini.

Loh, udah dibaca. 
Kamu nggak pelajaran? 

Belum sempat Jungwon membalas pesannya, menyusulah notifikasi lain yang masuk ke dalam ponselnya. Bocah itu menggigit bibir, menahan dirinya untuk tidak berteriak histeris sembari mengetikkan jawaban untuk Jay.


Jam olahraga kosong
soalnya hujan :(


Gimana, tiketnya mau?

Ya, maulah.
Masa gratisan aku tolakk.

Oke, sabtu malam aku jemput

Ini cuma buatku aja ya?


Iya nih.
Temenmu nggak kebagian
maaf ya hehe.

Ih, nggapapa sih kak! Santai aja!
Mereka mah nggak penting!
nanti aku suruh mereka cari
sendiri kalo mau nonton konsernya!

Wkwk, waduh..
ya udah nanti aku tanyain
temenku yang panitia ya.
Barangkali masih ada.
Semangat belajarnya, Jungwon

wkwk belajar kok semangat :'
MAKASIH BANGEET TAPI LOH KAK!!
ILY!


?
Sama-sama. 

(author's note : wkwwkwk i love you dibalas sama sama)


Usai obrolan singkat via chat, Jungwon mematikan layar ponselnya. Dia menunduk, menyembunyikan wajahnya di meja menggunakan kedua tangan yang terlipat. Dia sekarang senang bukan main. Hubungannya dengan Jay menunjukkan kemajuan, mereka jadi lebih sering bertukar kabar dan banyak waktu senggangi dihabiskan bersama.

Jungwon pun sejenak merasa paling bahagia sedunia. Bocah itu benar-benar jatuh cinta sejatuh-jatuhnya dengan sosok bernama Jay.


----



"Lia! Dicariin cowo lo tuh yang dari hutan!" Ucap Taehyun teman satu kelasnya dengan asal.

Mulut dia memang begitu adanya sangat blak-blakan. Lia yang mendengar kalimat itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala merasa heran. Soalnya Taehyun dengan sangat waras mengucapkan kalimat tadi dihadapan sang empunya yang sudah berdiri menunggunya di pintu kelas.

"Jay! Ada apa nih, tumben." Sapanya ramah seperti biasa.

Jay menurunkan topinya dan mengulurkan selebaran kertas untuk Lia.

"Tiket konser, buat kamu." Katanya singkat dengan pergerakan kikuk yang malu-malu.

Lia tersenyum lebar menerima tiket tersebut. "Wah, bagi-bagi tiket konser gratis ya!" Ucapnya cukup lantang mengundang perhatian orang yang lalu lalang di depan kelas. Jay yang panik langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Eh, bukan. Ini tinggal satu, buat kamu aja."

"Loh?" Heranlah Lia seketika.

Jay memutar bola matanya panik. Sial, katanya dalam hati. Dia tidak pernah segugup ini berbincang dengan perempuan di hadapannya. Mungkin saja gugup yang dirasakan itu pengaruh karena menjadi pusat perhatian orang-orang.

"Anggep aja hadiah, soalnya kamu udah ngajak aku buat ikut tim proposal dan sekarang lolos ya, kita menang. Anggap aja ini rasa terimakasih aku," Kata Jay tidak begitu tertata bahasanya. Padahal dia pentolan anak mapala. Tapi yang namanya anak hutan juga anak manusia, dia masih sama-sama gugup ketika menghadapi lawan jenis yang cantik seperti Lia.

"Oh, kalau begitu makasih ya." Respon Lia dengan suara riang yang menyenangkan. Kalau saja Jay menyukai wanita. Mungkin dia sudah naksir bukan kepalang dengan yang namanya Lia.

----


Udah gue kasih ke orangnya, monyet!

Wkwkw bagus.

Tai lu 
kenapa demen banget
nyuruh-nyuruh gue sih!

Soalnya lo kalo nggak
disuruh, nggak jalan.

Monyet.

Besok gue jajanin sushi.

Btw anaknya mau?

Mau.









 

------ 

GOMENN balik-balik update sedikit doang, bakalan ku persiapin buat dua next chapter yang insyaallah cukupp beratt. 

btw tebakk itu jay chat sama siapa diakhir hehe, terus tiket yang mana yang aselieee dari jay wkwk bukan dari orang

elang ; jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang