"APA-APAAN INI! DASAR JERAPAH ALBINO GILA!"
Entah kenapa Gojo sekarang bisa menahan ke-barbaran dari (Y/n), sepertinya walaupun (Y/n) mengumpatinya dia juga akan baik-baik saja.
"BRENGSEK! LEPASKAN!" Ternyata (Y/n) benar-benar mengumpatinya.
.
.
Ter...
Tidak mungkin, tatapan mata yang selama ini terlihat biasa saja, iris mata (E/c) yang begitu indah, sekarang warna itu begitu menyeramkan.
Apa yang Gojo tahu perkara ini semua? Hanya karena setangkai bunga krisan tumbuh, malaikat pencabut nyawa datang, dan sekarang (Y/n) terlihat ingin membunuhnya.
"(Y/n)... Kau pasti tahu kalau peluru pistol tidak bisa melewati infinity-ku." Ujar Gojo pelan.
"Iya.. Aku tahu, maka dari itu seharusnya tangan ini yang membunuhmu secara langsung!" Telapak tangan yang berbalut sarung tangan hitam tipis nan elegan menembus infinity milik Gojo.
Kedua telapak tangan itu, meraih leher Gojo, menekannya dengan dorongan kekuatan (Y/n) sehingga harusnya Gojo merasa tidak bisa bernafas.
Melihat sosok (Y/n) dari bawah, dengan nafsu membunuh tidak pernah Gojo bayangkan. Bagian hatinya terasa nyeri dan yang paling aneh, kenapa ia tidak bisa melawan?
"K-kenapa kau tidak melawan..?" Nada itu terdengar bergetar, bahkan Gojo bisa melihat (Y/n) mengigit bawah bibirnya.
Wanita yang selalu bersikap kasar, bahkan kata umpatan tak luput darinya, sekarang ia terlihat menyedihkan, bukan mengerikan lagi.
Gojo mengulurkan tangannya, menarik bagian belakang surai (Y/n) dengan pelan, sehingga kepala (Y/n) tenggelam di dada bidang Gojo.
Cekikan (Y/n) melonggar, Gojo menahan tubuh kecil itu dalam dekapannya sekarang. Berharap hal yang dia lakukan bisa menahan nafsu membunuhnya tadi.
"Bodoh, seharusnya kau tendang aku, lalu gunakan teleportasi mu untuk kabur." Ujar (Y/n) pelan.
"Kenapa kau ingin membunuhku?" Gojo bertanya, masih dengan posisinya bersama (Y/n) tadi.
"Ahaha... Ingin saja.. Mungkin?" Jawab (Y/n), ia hendak bangun dari posisinya, tetapi Gojo bersikeras untuk mempertahankan itu. "Lepas! Dasar Jerapah albino gila!"
Mungkin hanya perkiraan Gojo, (Y/n) sekarang sudah kembali menjadi bersifat kasar seperti dulu. Itu membuat Gojo reflek menghela nafas.
Ia mempererat dekapannya terhadap dirimu, menenangkan seluruh sel-sel tubuhnya yang dibawa dalam kekhawatiran karena wanita di depannya.
"Aku bersungguh-sungguh ingin menenangkan diri sekarang..."
.
.
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
