"APA-APAAN INI! DASAR JERAPAH ALBINO GILA!"
Entah kenapa Gojo sekarang bisa menahan ke-barbaran dari (Y/n), sepertinya walaupun (Y/n) mengumpatinya dia juga akan baik-baik saja.
"BRENGSEK! LEPASKAN!" Ternyata (Y/n) benar-benar mengumpatinya.
.
.
Ter...
Bulan purnama, ombak pantai, hingga elemen-elemen alam yang membuat siapapun tenang berada di sana. Tempat yang begitu damai sehingga para arwah baik maupun buruk dapat dengan tenang menunggu nasibnya di sana.
Hanya arwah yang bisa ke sini, kecuali (Y/n) manusia spesial yang bisa dikatakan mati maupun hidup.
Sembari menghela nafas pasrah, (Y/n) menatap bunga Krisan yang indah. Kombinasi yang cocok untuk bulan purnama kali ini. Mulut kecil muncul dibawah kantung matanya, "Kenapa kau sangat cemas, (Y/n)?"
"Sukuna, apakah kau tahu kenapa aku tiba-tiba menjadi baik?" Jari lentiknya menyentuh kelopak bunga Krisan putih dengan lembut, "Karena aku tersegel?"
"Hampir benar, tetapi ada banyak hal yang terjadi setelah kau tersegel." Begitu gagang bunga Krisan digenggam dia berusaha untuk menariknya kuat-kuat, tapi sia-sia saja. "Aku terkena 'hukuman'." Ujarnya lirih.
"Siapa?" Nada suara dari Raja kutukan itu terlihat sangat mengintimidasi. (Y/n) mengehela nafas gusar, "Kau tidak akan bisa menemui wujudnya, 'sesuatu' selalu menampakkan diri dengan suara saja."
Kini hanya ada keheningan diantara keduanya, "Ini tidak seperti dirimu yang biasanya (Y/n), jika terkena hukuman pun kau pasti akan melanggarnya."
Kau terdiam menatap bunga menyebalkan yang ada di depannya, "Sial...!"
Kau merebahkan diri di rerumputan, menatap langit-langit gelap penuh tipuan itu. "Mungkin aku hanya bingung, seperti manusia yang terlahir di dunia ini tanpa tahu harus melakukan apa. Kalau pada akhirnya hanya ada kematian kenapa harus terlahir di dunia ini?"
"Ibu ku merawatku sebagai tujuan hidupnya, setelah dia mati dengan cara mengerikan. Aku jadi memiliki tujuan hidup untuk membunuh seluruh penyihir Jujutsu, tapi setelah itu apa?" Ombak yang menerjang batu karang, mengahasilkan suara dentuman keras. Kala itu angin sedang dengan kerasnya menerjang wajahnya.
"Ah! Ini seperti bukan diriku!" (Y/n) bangkit menatap urat-urat mentari yang mulai nampak.
"Aku rasa si six eyes sialan itu sudah mengubah mu menjadi seperti ini." Tatapan mata (Y/n) menjadi datar.
"(Y/n)... Apakah kau tidak mau berburu?"
.
.
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.