-Dianggap bisa karena terlihat baik-baik saja, dan dianggap sempurna seolah terlihat memiliki segalanya-
Mereka berkata mengerti, namun mereka tidak tahu bahwa selama ini, primadona mereka hanyalah seorang gadis penipu semesta dan media dengan seuta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote dulu sebelum baca kak 🙏💓
====HAPPY READING====
Cahaya yang sangat terang itu menusuk netra cokelat nya. Sebisa mungkin ia menutupi cahaya itu dengan kedua tangannya. Beberapa saat kemudian ia bangun dari duduk dan mendapati seorang dokter yang tengah melakukan RJP.
Ia bisa melihat Elektrokardiogram itu tidak stabil.
Tapi... Siapa pasien nya?
"Shock!" instruksi dokter itu
"Shock!"
"Shock!"
Alat yang merekam aktivitas listrik jantung itu belum menampilkan garis yang stabil. Semua yang ada di sana bernapas gusar. Ia juga bisa mendengar sayup sayup suara teriakan perempuan yang tengah menangis.
Berjalan keluar ia dengan mudahnya menembus pintu, bagaimana bisa?
I-itu... Aku kan? Kenapa aku nangis di situ?
"Daddy.. hiks aku mohon selamat!!"
"Aku janji setelah ini akan lebih menghargai semua.."
"Meskipun semuanya cuma image semata tapi aku tahu daddy lakuin itu juga buat aku h-hiks.."
"Dan karena itu aku mohon bangun h-hiks.."
"Daddy bangun!!"
Daddy? Tunggu- Jadi pasien yang di dalam adalah Daddy?
Ia membelalak terkejut dan bergegas meninggalkan dirinya yang tengah menangis itu menuju ruang ICU.
Namun kali ini ia tak bisa menembus pintu itu. Memegang dan mendorongnya juga tak bisa. Ia seperti arwah di sini.
Sesaat kemudian ia melihat dokter yang sempat ia lihat di ruang ICU tadi. Dan melihat Bunda? Dan grandma?
Setelah semua yang menimpa Daddy apa kalian baru peduli Hahh?!!
Ingin sekali ia berteriak seperti itu, namun tidak bisa. Suaranya sama sekali tidak mau keluar.
"Maaf. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain. Pasien di nyatakan meninggal," ujar dokter itu dengan berat hati.
Deg!
Matanya memanas, pandangan nya mulai kabur. Ia hanya bisa mendengar sayup sayup tangisan histeris yang di lontarkan semua orang disana. Tak lama kemudian kesadarannya hilang dan tubuhnya ambruk.
"Hahh..Hahh!!"
Kedua mata itu terbuka lebar. Tubuhnya seketika terduduk dengan dahi yang di banjiri oleh keringat. Nafasnya tersengal, ia mengusap wajahnya frustasi dan mendapati pipinya yang basah.