-Dianggap bisa karena terlihat baik-baik saja, dan dianggap sempurna seolah terlihat memiliki segalanya-
Mereka berkata mengerti, namun mereka tidak tahu bahwa selama ini, primadona mereka hanyalah seorang gadis penipu semesta dan media dengan seuta...
Bukan keringat, melainkan air yang terus berjatuhan dari matanya. Begitu deras hingga di hapus berapakalipun belum mau berhenti.
Ia menggigit bibir bawahnya lalu menggumamkan sebuah kalimat yang membuatnya semakin kalut dalam pikiran "Daddy baik baik aja kan?"
"Nia kenapa? Kamu bangun?"
Suara yang berasal dari handphone yang berada tepat di samping bantalnya itu membuat nya tersadar dari lamunan.
Ia menghela nafas kasar sebelum mengambil handphone itu dan meletakkannya di samping telinga nya.
"D-daddy.... baik baik aja kan Chris?"
Bukannya menjawab pertanyaan dari Chris ia malah terlebih dahulu menanyakan apa yang saat ini sangat menganggu pikirannya.
Ini aneh, ia berusaha mengingat ingat kejadian yang sebenarnya. Ia yakin yang tadi hanyalah mimpi.
"Om Yohan pasti baik baik aja sayang.."
"Tenangin diri kamu oke? Om Yohan cuma tidur sebentar kok, sebentar lagi juga pasti bangun," lanjut Chris dari balik telepon.
Ia menarik nafasnya panjang lalu menghembuskan nya secara kasar.
"B-beneran? s-sekarang daddy masih di... rumah sakit kan?"
"Masih sayang... Emang Daddy kamu mau kemana lagi? Kan ga boleh di rawat di rumah," ujar Chris
Air matanya masih setia mengalir pada pipinya. Suaranya serak ia enggan membalas ucapan Chris.
Tuut
Sambungan di putuskan sepihak olehnya ia benar benar enggan untuk mengucapkan sepatah katapun. Ia tidak mau membuat Chris khawatir dan membuat laki laki itu datang kerumahnya tengah malam seperti ini. Ia menghela nafas frustasi lalu beranjak dari kasurnya menuju meja rias.
Menatap pantulan cermin yang memperlihatkan sesosok perempuan dengan kondisi terburuk yang ia pernah lihat.
Rambutnya tidak rapi, air deras yang tak kunjung berhenti mengalir dan bibir yang ia gigit hingga mengeluarkan noda merah.
Gadis itu duduk pada bangku meja rias dan menyanggah dagunya dengan kedua siku di meja.
Tangisannya semakin deras, pikirannya kalut. Jika malam itu ia menemani Daddy-nya apakah sekarang dirinya tengah tidur bersama dengan Daddy-nya? Di bacakan dongeng seperti saat dirinya masih kecil?
"H-hiks... I Miss you so much."
"I hope this is just dream, i'm tired especially after daddy left me alone."
"Dad pls come back I'm always here waiting for Daddy every day every night every time, i miss you so much h-hiks.."
Tangisnya pecah, ia meraung sekeras kerasnya, membiarkan hewan hewan nokturnal menjadi pendengar melodi tangisnya.
Ia merasakan perlahan matanya menjadi berat, ia menulungsupkan kepalanya di antara kedua tangan yang berada di atas meja, lalu tak lama mata yang terlihat bengkak itu sudah terpejam.
Yessenia crying
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.