"Mau makan siang di luar? Atau... Kita makan di apartemen??"
"Makan siang di apartemen terdengar menarik"
"Aku berencana membuat malatang hotpot dan mala xiang guo"
"Pantas saja kau mengajakku belanja, ada barang lain yang perlu dibeli?"
"Aku perlu menyetok buah-buahan dan pasta"
Kami pun menyelesaikan makan kami, kali ini tugas Jaehyun hyung untuk mencuci piring. Akupun langsung ke ruang TV, menyandarkan tubuhku ke sofa dan mulai mencari film yang bagus
Sisi sebelahku memberat karena Jaehyun hyung yang langsung duduk dan bersandar padaku. Tanganku langsung di genggam olehnya dan tentu saja ia mulai memainkan tanganku dengan matanya yang fokus ke TV
"Bagaimana kabar pameranmu?"
"Masih dalam bisa aku handle"
"Mengenai satu bagian yang kau ceritakan?"
"Aku belum memikirkan mengisi apa di bagian itu"
Dahi Jaehyun hyung menyengit ia mempertanyakan keputusanku. Hal ini salah satu perbedaan kami, Jaehyun hyung yang merencanakan sesuatu dengan matang. Sedangkan aku lebih pada beradaptasi dengan segala kemungkinan
Pada awalnya aku memang tak tertarik untuk menambah 1 bagian khusus, tentu saja itu akan membebankan diriku sendiri karena harus melukis tema yang sama untuk bagian itu
Hanya saja aku merasa perlu menambah satu bagian di pameranku meski aku belum tau harus ku isi dengan apa.
Kami memilih bermalas-malasan sembari menunggu jam 10, aku tak tertarik untuk berdesak-desakan dengan pembeli lain dan tentu saja weekend membuat jalanan cukup padat akibat adanya pengalihan lajur.
Bagian pundakku terasa lebih berat dan tak ada genggaman tangan Jaehyun hyung lepas
Jaehyun hyung tertidur...
Aku bergeser hingga ujung sofa dan memindahkan kepala Jaehyun hyung ke pahaku, tubuhnya seketika menegang dan ia hampir terbangun
"Tidurlah hyung" ucapku, aku mengusap rambutnya yang menyapa tanganku lembut
Aku selalu suka ketika ia membaringkan kepalanya di pahaku, karena aku bisa memainkan rambutnya yang lembut itu. Padahal shampoo yang kami gunakan sama dan ia tak melakukan perawatan rambut sepertiku tapi miliknya selalu lebih lembut dariku
Cukup lama aku membiarkannya tidur di pahaku, entah mengapa tangaku terasa gatal dan mulai membelai wajahnya. Aku tau betapa sibuknya hyung, melihat ia bisa mengosongkan satu hari aku yakin ia mengorbankan seluruh jam tidurnya
Mempunyai dua hyung dengan pekerjaan yang sama membuat toleransiku akan kesibukannya cukup besar, itu juga yang membuatku tak menuntutnya lebih. Aku sadar jika Jaehyun hyung sering menjadikanku prioritasnya, membuatnya rela menggeser tugasnya untuk sekedar menemaniku
Aku senang menjadi prioritasnya, akan tetapi dilain sisi aku mrmbenci hal itu. Secara tak langsung aku yang membuatnya menjadi sering lembur dan mengerjakan pekerjaannya selepas aku tidur
Aku tau... Beberapa kali aku melihatnya mengerjakan berkas selepas aku tidur, mengorbankan waktu tidurnya. Ia kembali tidur sesaat sebelum aku bangun
Sungguh siapapun yang menjadi pasangannya, ia orang yang sangat beruntung
Bolehkah aku berharap posisi itu milikku?
Rasanya aku terlalu rakus jika mengambil semuanya. Aku merasakan kontradiktif akan hal itu, aku ingin menjadi pasangan dari Jaehyun hyung tapi aku tak yakin bisa mengimbanginya

KAMU SEDANG MEMBACA
Red String
RomanceSetiap orang tercipta berpasang-pasangan, tidak ada yang bisa menebak takdir yang telah dirancang sedemikian sempurna. Benang merah yang melingkar dijari kelingking mengikatmu pada pasangan hidupmu, tiada yang tau seperti apa pasanganmu kelak. Apa...
On The Way
Mulai dari awal