Setiap orang tercipta berpasang-pasangan, tidak ada yang bisa menebak takdir yang telah dirancang sedemikian sempurna.
Benang merah yang melingkar dijari kelingking mengikatmu pada pasangan hidupmu, tiada yang tau seperti apa pasanganmu kelak.
Apa...
Ia terlalu sempurna untukku, tapi aku sendiri tak siap jika ada orang lain yang menjadi pasangannya selain aku
Apa aku cemburu? Atau aku hanya tak ingin ia mendapat seseorang yang tak sebanding dengannya?
Mengapa aku harus overthinking dipagi ini!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku memilih masuk ke ruanganku, pada akhirnya ruangan ini di bersihkan dan menjadi studio mini untukku. Hal lain yang aku syukuri, Jaehyun hyung memberikanku privasi. Ia tak sekalipun membuka ruangan ini, meski isi ruangan ini hanyalah lukisan-lukisan
Aku mengambil kanvas kosong sembari mengunci pintu, aku meletakkan kanvasku di easel dan mulai membuat sketsa
Aku membiarkan tanganku bergerak menyampaikan apa yang ada pikiranku dengan bebas, bayangan Jaehyun hyung memenuhi pikiranku. Semakin lama sketsa mulai terlihat semakin jelas
Wajah Jaehyun hyung yang sedang tertidur...
Entah mengapa aku sayang untuk membuang sketsa itu, terlebih pipuku merona dengan merah
Aku malu....
Hanya satu lukisan ini saja....
Aku mulai mempertegas arsiran dari sketsaku, membuat lukisanku semakin realistis. Aku mulai gatal untuk mewarnai lukisanku
Aku mulai mencari oil paint milikku, aku bersyukur semua warna yang aku butuhkan ada. Aku mulai menuangkan warna yang aku butuhkan dan juga mencampurnya dengan linoil
Pertama aku memulainya dengan warna hitam, perlahan aku mewarnainya dengan mengikuti sketsa yang telah aku buat sebelumnya
Aku melukis dengan membayangkan setiap detail dari apa yang aku rasa, seolah lukisan itu adalah replika dari dirinya. Kuas milikku seakan menari dengan indah di atas canvas, membuat alur lambaian lembut seperti bagaimana tanganku ketika menyentuh rambutnya
Melukis membuatku seakan terisolasi dari dunia nyata, aku seakan berada dalam imajinasiku sendiri. Aku menikmati setiap detik yang tercurahkan untuk goresan dalam canvas
Setelah aku selesai mewarnai rambutnya aku mulai mewarnai wajahnya, aku membuat dasar warna pastel dan mencampurkannya dengan warna putih. Aku kembali membiarkan tanganku mengayun dengan bebas, memberi warna pada canvas putih di hadapanku
"Ren... Apa kau masih melukis?" Ucap Jaehyun hyung dengan keras
"Sebentar lagi aku selesai" ucapku
Aku melihat lukisanku, tersisa mata dan bibir serta beberapa warna yang harus di timpa untuk menambah aksen nyata dalam lukisanku. Penggunaan pewarna minyak membuatku harus menunggu warna dasarnya kering sebelum aku timpa dengan warna selanjutnya
Aku memilih menghentikan sejenak lukisanku dan keluar. Jaehyun hyung sudah bersiap dengan kaos santainya, cukup aneh melihatnya dengan pakaian seeprti itu. Terlebih ia sangat sering bahkan hampir setiap hari memakai kemeja dan jas