Jakarta, itu adalah tempat kelahiran Ran, dia sendiri merupakan anak dari keluarga sederhana yang kondisi ekonomi nya tidak stabil, terkadang berada di atas terkadang berada di bawah dan kebetulan pada saat Ran lahir keluarganya sedang berada di krisis ekonomi karena cukup banyak perut yang harus di beri makan, Ran sendiri adalah anak ketika dari 3 saudara yang berarti dia adalah anak terakhir dan jarak antara saudaranya tidak lah jauh hanya berkisar 2 tahun setiap anak nya, kondisi ini lah yang cukup menyulitkan pada saat itu karena secara normal nya kebutuhan anak kecil, balita, bayi adalah kebutuhan yang cukup banyak maka berada lah posisi keluarga Ran di dalam krisis ekonomi tersebut dan untuk mengatasinya Ran di kirim ke rumah kakek dan nenek nya yang berada di pulau sebrang untuk di titipkan perawatannya sampai ekonomi keluarga Ran sudah kembali normal.
Tidak lama dari penitipan tersebut kurang lebih hanya sekitar 1 tahun saja Ran sudah kembali ke keluarga utamanya, long time short Ran sudah berumur 3 tahun, disinilah permulaan dari kejutan di keluarga Ran, se ingat Ran dalam kehidupan masa kecil nya yang berumur 3-4 tahun itu dia hanya ingat satu kenangan indah bersama keluarga nya, dia jarang bertemu ayah nya karena bekerja, kakak dan abang nya berada di pondok pesantren dan dia hanya sendiri bersama ibu nya, kenangan itu hanya sebatas dia melukis bersama ibu nya, baginya hal itu cukup menyenangkan karena ibunya pada saat itu sangat baik kepada nya dan bahkan hasil lukisan Ran pun di abadikan di tembok rumah

Sayang nya hanya sampai situ saja kenangan indah Ran bersama ibu nya, selanjutnya dia hanya memiliki kenangan buruk terhadap ibu nya, dia memiliki ketakutan yang luar biasa bila bertemu ibu nya sendiri, tidak berani mengobrol berdua tidak betah berada di satu ruangan yang sama dengan ibu nya, dia masih ingat ketika itu dia pernah sedang memakan makanan bernama somay bersama dengan ibunya, pada saat itu satu piring berdua, terdengar menyenangkan bukan? Bagai pasangan yang memakan makanan mereka.
Sayangnya itu tidak terjadi kepada Ran, somay itu terkenal dengan pedas atau manis tergantung dari yang ingin dirasakan oleh pemakan nya dan kebetulan sekali pada saat itu rasanya pedas. Bisa di bilang lebih sangat pedas bagi anak berumur 3-4 tahun dan yah pada saat itu ibu Ran menjejalkan Ran dengan makanan tersebut dia sudah menangis tidak kuat karena sangat pedas nya makanan tersebut dan juga seperti yang kalian tahu, menjejalkan makanan itu seperti apa kelihatannya yap sangat tidak gentle lalu pada saat Ran sudah menangis kepedasan ibu Ran menawarkan minuman pada nya akan tetapi "kenapa kau, kepedesan? Mau minum? Nih ambil" ketika Ran ingin mengambil nya "eitss enak aja kau, aku yang minum kau ga usah" dan yap memang Ran tidak di berikan minum lalu ibu Ran meninggalkan Ran begitu saja.
Kehidupan Ran seterusnya pun mulai di isi dengan ketakutan, dia juga tidak punya teman dirumah, tidak juga di luar rumah, dia tidak ingat kapan memiliki teman di luar rumah nya, pernah suatu ketika dia di bermain mandi hujan dengan kakak dan abang nya tetapi sayang, pada saat bermain tersebut dia justru menangis lagi karena di isengi oleh kakak dan abang nya bahkan dengan teman teman abang nya, di saat dia menangis itu pula abang dan kakak nya tidak menunjukan yang namanya "abang" atau pun "kakak" yang seharusnya, mereka malah menyuruh Ran untuk pulang saja bila menangis dan yap Ran pun pulang sendirian di tengah hujan kerumah nya untungnya masih ada ART dirumah yang masih mau mengurusnya membersihkan badan Ran, memberikan baju kering, menyetel tv untuk Ran, sementara ibu Ran tentu saja dia tidak memedulikan Ran bahkan hanya menatap layar Handpone nya saja.
Setelah di ingat kembali Ran jadi teringat kalau dahulu pernah memiliki kenangan dengan Ayah nya, ayah nya Ran pernah mengajarkan Ran bermain sepeda, Ran cukup menikmati kegiatan itu dia walau yah dia jatuh jatuh dari belajar bermain sepeda nya tetapi disitu dia mendapati bahwa masih ada ayah nya yang peduli dengan nya, ketika dia jatuh dari sepeda nya, ayah nya selalu datang mengelus rambut nya....yah itulah kenangan yang di ingat nya pada umur segitu, untung keseharian lainnya seperti yang bisa di bayangkan dari beberapa cuplikan kenangan baik dan buruk Ran kalau seterusnya dia hanya di penuhi dengan ketakutan dan ke sendirian.

KAMU SEDANG MEMBACA
A F T E R T A S T E
Short StoryI'm a psychologist and this is the story one of my patients have All the name and location are fiction The only real information is the action and the dialogue