抖阴社区

?????? ?

71 5 0
                                        

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

🌙🌙🌙

Aku mengekori Alfa dari belakang persis seperti anak ayam. Setelah tadi beradu pendapat, alhasil aku menuruti keinginannya untuk makan malam bersama. Tak apalah, anggap saja ini sebagai rasa terima kasihku karena telah diberi makanan dan mau menerima sup buatan Mama.

Alfa membuka pintu begitu sampai di lantai teratas apartment. Saat pintu terbuka, angin malam langsung berhembus menerjang tubuhku.

Jadi ini alasannya nyuruh aku pake jaket?

"Mau diem di situ terus, Lun?" tanya Alfa.

Aku meliriknya sinis lalu berjalan mendahuluinya. Satu kata yang bisa mendeskripsikan tempat ini. Indah. Pemandangan kota dari atas sini sangatlah indah. Lampu dari jalanan dan gedung-gedung menyala seperti bintang di langit.

"Suka tempatnya gak?" tanya Alfa dari arah belakang. Aku menoleh sekilas lalu mengangguk. "Tau dari mana?" tanyaku balik bertanya. Selama aku tinggal dua tahun di sini, aku baru mengetahui jika ada rooftop di apartment.

"Kamu maunya dari mana?"

"Ck, gak nanya."

"Bercanda, Lun."

Aku tidak menjawabnya dan menyapu pemandangan sekeliling. Di sini tidak ada meja ataupun kursi, lalu aku harus makan di mana?

"Di sini gak ada kursi sama meja, Lun. Sementara duduk di bawah sini aja dulu. Kamu gak keberatan, kan?"

Aku langsung duduk di bawah seraya meletakkan kantong plastik yang berisikan makanan dan minuman. "Gak duduk?" tanyaku padanya.

"Iya, ini mau duduk."

Aku mengangguk sekilas lalu mengeluarkan mangkok plastik dan air mineral kepadanya. Entahlah, aku juga tidak tau mengapa aku mau berbaik hati kepada orang asing seperti Alfa.

"Makasih," ucapnya dan aku balas dengan deheman.

Sekarang giliranku mengeluarkan makan malam yang akan aku santap dengan minuman bersoda. Aku membuka kaleng dan bersiap akan meminumnya.

GRAP

"Kamu?!" seruku marah ketika Alfa tiba-tiba merampas minumanku. Untung saja isinya tidak tumpah ke bajuku. Jika saja isinya tumpah, aku tidak segan-segan untuk memukulnya.

"Jangan minum soda. Ini aja," katanya santai sambil menyerahkan air mineral yang aku berikan kepadanya tadi.

"Gak mau. Sini balikin." Aku hendak meraih kaleng itu, namun Alfa dengan gesit menyembunyikannya ke belakang tubuhnya.

"Mau apa?" tanya Alfa mengejekku dengan tangan yang bersiap menangkap pergerakanku jika aku bersikukuh untuk mendapatkan kaleng tersebut kembali.

Karena kesal, aku lantas memukul lengannya keras. Aku tidak peduli dengan rintihannya. Aku tau jika Alfa berpura-pura kesakitan karena sekeras-kerasnya pukulan perempuan, tidak akan berdampak sedikitpun terhadap tubuh laki-laki. Kecuali jika perempuan tersebut pandai bela diri, baru aku percaya.

???? ( ??? )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang