Di dunia ini kami dapat dua kesempatan untuk hidup kembali. Aku ingin terus bersamanya disetiap kehidupan yang ada, bisakah aku?
"Bagaimana jika kita tidak bertemu di kehidupan selanjutnya?" -Renjun.
"Aku akan menemukanmu lagi dan lagi entah dikehid...
"Hoamm~ eh?" Jeno mengerjap masih dengan mulut yang terbuka lebar.
Bukan tanpa sebab, dihadapannya kini Renjun sedang duduk di meja makan.
"Hehe, ayo sarapan?"
Sesuatu yang tidak pernah Renjun lakukan.
"S-sarapan? Bersamaku?"
Hati Renjun mencelos. Bodoh, karena ia baru sadar seberapa tidak pedulinya ia terhadap Jeno selama ini, sampai-sampai mengajaknya sarapan bersama membuat lelaki itu terkejut setengah mati.
"Terima kasih Renjun. Masakanmu enak, seperti biasa." Jeno mengusak helaian rambut sang tunangan.
"Benarkah? Maaf ya, tidak ada jus tomat hari ini. Tomat dikulkas busuk." Jawab Renjun sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hei~ Tidak apa-apa. Lagipula Renjun, sebenarnya...aku tidak begitu suka tomat..."
Fucking hell. Renjun merasa sangat buruk sekarang. Kenapa bisa ia baru tahu? Ia selalu memberikan jus tomat pada Jeno sejak awal mereka tinggal bersama. Ck!
Bagai mengerti perubahan ekspresi Renjun, Jeno cepat-cepat menjelaskan. "Ah! Begini Renjun...sebenarnya aku suka-suka saja sih, tapi memang bukan favorit. Aku masih bisa minum kok."
"Hm, maaf Jeno..."
"It's okay, it's okay. Oh ya, malam ini kita dinner bareng ya? Aku pesankan tempat, aku tau tempat makan milik kenalanku dan makanan disana sangat enak! Kamu pasti suka."
Mata Renjun berbinar. "Sungguh? A-ayo! Tapi...aku harus pergi ke agency untuk mengurus, itu..., hmm, masalah--"
"Ok, no problem. Nanti aku jemput."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi bagaimana nasibmu Na Jaemin?"
Jaemin mengedikan bahunya, tak mengindahkan pertanyaan dari Kim Jungwoo, model sekaligus teman masa kecilnya.
"Karirmu diambang kehancuran, atau bahkan sudah hancur. Namun Huang Renjun masih dipertahankan oleh brand-brand besar itu. Tidakkah kau kesal?"
"Satu-satunya yang membuatku kesal adalah Lee Jeno sialan itu merebut apa yang ku punya."
Jungwoo memutar bola matanya. "Kau 'memilikinya' tidak lebih dari 2 hari. Sisanya dia--"
"Direbut oleh penulis itu. Sumpah, lelaki itu berlagak ingin dikasihani. Pada akhirnya Renjun tidak menyukainya, dia hanya iba."