>>> Lanjutan dari cerita berjudul; Sherlock
...
Sudah hampir tiga tahun Starla tinggal di luar negeri, kini ia memutuskan untuk kembali ke Tanah Air. Kembali pada kehidupan lamanya, kembali pada rumah sebenarnya.
Ia kira pertemuannya di Australia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• •
"Sumpah lo nyebelin banget, ini gue masih ngantuk anjir gila."
Seorang remaja tampak sibuk menggerutu dengan wajah mengantuk, matanya beberapa kali menutup. Bukan tanpa sebab, remaja itu kesal karena anak dari majikannya begitu menyebalkan.
Hari ini ia dipaksa untuk ikut menyambut keluarga Prison di bandara, mereka akan kembali ke Indonesia setelah sekian lama tinggal di Switzerland.
Dipaksa bangun disaat ia baru saja tidur tidak lebih dari dua jam, alasannya? Ya siapa lagi kalau bukan anak dari majikannya, Tuan Sky yang terhormat. Remaja itu mengajaknya bermain game semalaman tanpa tahu waktu, memaksanya untuk terus bermain tanpa henti, dan sekarang remaja itu kembali memaksanya untuk menemaninya ke bandara. Gila, memang gila lelaki itu.
"Lo harus nurut sama gue, inget kalau gue itu ma-"
"Ah sorry sorry aja bro, majikan gue itu cuma Om Prison, bukan lo." Dengan cepat ia menyela.
"Gue anaknya?"
"Ya terus? Lagian tugas gue juga bukan jagain lo, melainkan jagain Starla. Jadi selain Om Prison majikan kedua gue itu Starla. Paham lo?"
Sky berdecih, mengabaikan saja remaja bernama Benedict. Remaja yang ia tahu bertugas menjaga adiknya ketika di Swiss kala itu.
Saat itu Ben tiba-tiba muncul, datang paling awal dan mengatakan akan tinggal di rumah atas izin sang ayah. Sky hanya mengiyakan saja, toh di rumah juga ia hanya sendirian. Kakaknya Starga lebih sering tinggal di markas miliknya, berkutat dengan segala berkas kantor dan mengajar para pria bela diri tiada habisnya.
Selang beberapa menit, Ben tiba-tiba mengguncang lengannya seraya berteriak memberitahu keberadaan keluarganya. Sky langsung menoleh, keluarganya benar-benar hadir, berdiri di depan sana tengah tersenyum ke arahnya. Tanpa pikir panjang ia langsung berlari dan memeluk wanita yang selalu ia rindukan. Ibunya. Sky terus menggumamkan kata rindu, cinta dan terakhir mencium keningnya begitu lama.
"Makin tinggi aja nih dilihat-lihat."
"Udah nyusul abang kan Bun?" ujarnya sembari melirik sang kakak yang juga tengah menatapnya malas. Pria itu memang datang bersama mengingat beberapa minggu sebelumnya menghabiskan banyak waktu di Swiss. Sky jadi iri.
"Abang sama Sky tuh aslinya pendek, Starla yang paling tinggi."
Tatapan semua orang mengarah pada perempuan yang baru saja menguap menahan kantuk. Sky terkekeh pelan berpindah pada Starla dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.