"Mau kabur ke mana, Sayang?"
?????
Daniel, lelaki yang menjabat sebagai kakak dari Ceysilia akhirnya kembali dengan aura dan sifat yang berbeda.
Bertemu Daniel setelah tiga tahun berpisah membuat Ceysilia merasakan suasana rumah yang amat berbeda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
happy, Reading!!🫶🏻
Please jangan jadi siders, Moy. Jangan buat aku males update🥲
Kalian hargai aku dengan vote dan komen kalian, sedangkan aku hargai kalian dengan terus update cerita ini tanpa Hiatus💘
****
"Kak River! Please, stop!"
Ceysilia berlari mengejar River yang pergi meninggalkannya di kantin setelah melihat bagaimana lancangnya Daniel mengecup bibirnya begitu saja.
Ceysilia tahu, River pasti marah akan hal itu. Terbukti bagaimana cara cowok itu menatapnya sebelum pergi dan juga tangan yang terkepal menahan amarah.
River terus berjalan cepat dengan langkah lebarnya. Mengabaikan panggilan serta teriakan Ceysilia sepanjang koridor. Takut jika ia meladeni Ceysilia, justru amarahnya akan melayang ke gadis itu.
"Kak! Please, berhenti!" teriak Ceysilia, lagi.
"Kalo kamu gak berhenti, nanti aku yang marah!"
Tap!
Terbukti. Langkah River langsung terhenti begitu saja setelah mendengar ucapan Ceysilia yang terakhir. Ceysilia sontak bernapas lega dengan dada yang naik turun. Ia menatap punggung River karena posisi cowok itu membelakanginya.
"Balik badan!" perintah Ceysilia.
River tak menanggapi. Setelah terdiam beberapa saat, bukannya berbalik cowok itu malah ingin kembali melangkah seolah tak mendengarkan Ceysilia.
"Satu langkah kamu maju, aku marah satu Minggu!"
Lagi dan lagi, River dibuat diam di satu titik. Ia memang marah, tapi jika Ceysilia yang marah padanya, River tidak pernah mau. Maka dari itu, River selalu menurut jika Ceysilia sudah mengancam.
"Kamu ...." Ceysilia menggantung ucapannya. Ia menunduk lesu dan berjalan mendekati River.
"Jangan marah," lanjutnya memeluk River dari belakang.
"Aku bener-bener gak tau kalo Kak Daniel bakalan ngelakuin hal ini."
"Maafin aku," cicitnya lesu. Ia memeluk River erat masih dengan posisi yang sama. Tangan kecilnya saling bertaut di depan perut River yang terbalut seragam.
River diam. Ia memejamkan matanya mencoba merendam emosi. Mau seberapa banyak gadis itu meminta maaf dan membujuknya, jika hal yang membuatnya marah bukan berasal dari gadis itu bagaimana ia bisa memaafkan?
Ceysilia tidak bersalah, Daniel lah yang brengsek. Bahkan dirinya yang bernotabe pacar saja tidak berani untuk mengecup Ceysilia tepat di bibir dan hanya berani di kening ataupun di pipi. Sedangkan Daniel? Benar-benar di luar dugaan banyak orang. Meskipun hanya sebuah kecupan sekilas, tetap saja menimbulkan banyak reaksi dan kesalahpahaman.