抖阴社区

Ending : Selepas Kepergian Mereka

1.7K 90 2
                                        

-----
Happy reading
-----

Satu tahun berlalu.

Ya, tak terasa. Sudah setahun Bumi dan Langit  pergi dari dunia yang fana ini. Meninggalkan mereka, keluarganya juga sahabatnya. Semuanya berjalan seperti biasanya, walaupun ada beberapa yang hilang. Keluarga, sahabat, guru-guru dan warga sekolah merasakan kehilangan itu.

Berbicara mengenai siapa pelaku penabrakan motor satu tahun silam, hingga menewaskan Bumi dan Langit, dia Devan. Setelah menghilang selama hampir dua bulan, sebelum kejadian, Devan kembali dengan membawa dendamnya. Hari itu, saat Devan di drop out dan ketahuan menggunakan narkoba dirinya langsung didepak oleh keluarganya sendiri. Dengan alasan mempermalukan keluarga. Dan dirinya menyalahkan semua ini pada Bumi.

Maka saat melihat Bumi dan Langit yang sedang berboncengan disertai berbincang, terlihat seru, dan  Devan tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menabrakkan mobil yang dikendarainya pada motor Langit.

Hingga menyebabkan motor itu terjatuh, beserta dengan badan Bumi dan Langit. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil yang tengah melaju kencang menabrak kedua tubuh yang sudah terkulai itu.

Tubuh Bumi dan Langit sempat terseret hingga beberapa meter, darah sudah tergenang di jalanan aspal itu.  Devan yang melihat langsung mematung, dirinya tidak tahu jika akan jadi seperti ini. Niatnya hanya untuk memberi sedikit pelajaran pada Bumi, dengan sedikit memberikan luka kecil. Namun, mobil yang melintas disebelahnya malah menabrak dan menyeret tubuh kedua orang itu.

Devan yang panik langsung keluar dari mobilnya, dirinya langsung berlari tak tentu arah. Yang dia tak tahu, ada beberapa saksi yang mengejarnya, hingga berakhirlah dia yang tertangkap dan diamankan, begitupun dengan orang yang berada di mobil yang menabrak tubuh Bumi dan Langit.

Dan Devan harus menerima hukumannya dibalik jeruji besi. Selain karena penabrakan, dirinya juga diberi hukuman yang berat sebab menggunakan narkoba. Ia juga sedang menjalani rehabilitasi setahun ini.

Dan sekarang, Bintang dan Angkasa sedang berkunjung ke lapas tempat Devan di penjara.

Devan menunduk, untuk sekedar melihat wajah kedua orang didepannya saja dirinya merasa takut, entah mengapa. Padahal Angkasa dan Bintang tidak memandangnya dengan tajam ataupun dengan tatapan intimidasi.

"Lo apa kabar?" tanya Angkasa mengakhiri keheningan.

"Seperti yang kalian lihat," balas Devan pelan masih menunduk.

Bintang memperhatikan penampilan Devan, begitupun dengan Angkasa. Tubuhnya yang terbalut baju oren khas tahanan terlihat kurus, pipinya terlihat tirus, begitupula dengan matanya yang terlihat cekungannya, ditambah rambut yang mulai gondrong. Benar-benar beda sekali dengan Devan yang dulu, yang biasanya berpenampilan rapi dan bersih.

Bintang menghela napas, meski sudah berlalu satu tahun lamanya. Dirinya tetap saja masih merasa marah pada orang di depannya ini, orang yang secara tidak langsung sudah membuat kedua sahabatnya merenggang nyawa.

"Kita mau ke makam Bumi sama Langit," ucap Bintang memberitahu.

Mendengar nama dua orang yang disebutkan Bintang, Devan semakin menundukkan kepalanya. Rasa bersalah itu masih ada, dan membelenggunya hingga sekarang, itu membuat dadanya sesak. Sampai rasa-rasanya, Devan ingin pergi saja dari dunia ini. Namun, ia urungkan saat pernah suatu hari Bumi dan Langit pernah datang pada mimpinya. Mereka hanya bilang

"Ini bukan salah lo, lo jangan coba-coba buat melakukan sesuatu yang merugikan diri lo sendiri."

***

"Kalian berdua apa kabar?" tanya Bintang memecahkan keheningan di area tempat pemakaman umum yang sepi ini.

Disana hanya ada dia, Angkasa dan beberapa peziarah yang mungkin saja mengunjungi anggota keluarganya yang sudah tiada.

Bintang dan Angkasa mencabuti rumput liar yang mulai tumbuh di kedua pusara sahabat karibnya itu.

"Udah satu tahun aja kalian pergi, kalian pasti tahu kan gue sama Angkasa sekarang udah lulus sekolah. Tinggal lanjutin ke kuliah," ucap Bintang lagi.

Ya, sebulan yang lalu mereka dinyatakan lulus dari SMA Kertajaya.

"Sebenarnya kita kesini mau pamit sama kalian. Kita berdua memutuskan untuk kuliah ke kota orang lain, memantau lah istilahnya. Tebak kita mau kemana?" Kali ini Angkasa yang bersuara.

"Yap, kita mau ke Bandung. Kota impian kita, untuk dunia perkuliahan."

"Seharusnya kita kesana berempat kan sesuai janji kita? Tapi kalian malah ninggalin gue sama si Bintang, jahat banget lo pada."

"Oh iya, kita juga habis ngunjungin Devan di lapas. Gue sedikit kasihan sama kondisi dia yang sekarang. Tapi, itu salah dia sendiri."

"Udah deh, capek juga gue ngomong gak ada yang nyahutin. Gue harap, semoga kalian disana tenang dan selalu bahagia ya."

"Aamiin," sahut Bintang.

Angkasa dan Bintang mulai menaburkan bunga mawar yang dibawanya. Setelahnya mereka berdoa, mendoakan agar kedua sahabatnya tenang dan masuk surga pastinya.

"Kita pamit!"

Kedua orang itu bangkit dari posisi berjongkoknya. Lalu berjalan meninggalkan pusara kedua sahabatnya.

Sejak seminggu kepergian Bumi dan Langit. Mereka, baik keluarga, Jovian maupun sahabatnya sudah merelakan dan mengikhlaskan kepergian keduanya.

Karena bagaimanapun, setiap yang bernyawa pasti akan meninggalkan dunia yang sementara ini.

Dan saat hari itu tiba, mereka tidak akan bisa lari kemana-mana.

Sekalipun mereka bisa lari ke ujung dunia, mereka akan tetap meninggal

_______________________________________________
Selesai!

Sekarang, bener-bener udah selesai! Pasti udah banyak yang nyangka pelakunya Devan, dan memang bener Devan.

Kalau bisa jangan dulu di hapus dari library ya ceritanya. Soalnya nanti aku bakalan infoin sesuatu di lapak ini.

Terima kasih sudah membaca dan memberikan voment, sampai jumpa di work aku selanjutnya.

Thank you and see you!

SAHABAT ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang