抖阴社区

1. Dijual oleh bawahan sendiri

Mulai dari awal
                                    

<Tunggu, kau belum mendengar penjelasanku dulu!>

"Aku bilang tidak, ya tidak ya! Asal kau tau saja, dunia itu sudah aku masukkan kedalam dunia blacklist!

Lihat ini! Mereka adalah dunia yang membuatku pusing setelah apa yang terjadi!" Menyerahkan daftar dunia novel yang sudah aku masuki dan yang belum salah satunya TCF.

<Aku mohon! Kawanku yang baik hati dan tidak sombong~ please, please, please~. Akan aku kabulkan permintaanmu asal kau mau membantuku, yah~>

"Enggak!"

<Cih, suka atau tidak kau harus membantuku!>

"Heh! Mana bisa!" Melotot tak terima akan perkataannya.

"Ya! Itu namanya tak berperikemanusiaan!" Cage ikut berseru karena merasa jengkel dengan dewa yang selalu mengoceh dikepalanya itu.

<Hehe, tentu saja bisa~ lihat, ini kontrak yang telah sistemmu tanda tangani atas namamu~> Abbys, bajingan itu melambai-lambaikan formulir kontrak dihadapan ku dengan nada minta dihajar.

Tapi bisa aku lihat memang disana ada tanda tangan sistemku atas namaku diatas kertas kontrak.

"KEYHART!!!" teriakku mencari keberadaan si biang kerok tapi tak ketemu.

[Maaf master, tapi kuenya benar-benar enak! Aku tidak tahan~]

[(・∀・)]

Menatap tak percaya pada layar dihadapan ku.

Dia menjual ku?! Demi sebuah kue?!

"Ck ck, bajingan sial lainnya"
"Manusia, dia benar-benar sial sepertimu!" Raon ikut menimpali Eruhaben.

"Yang termuda benar nya~"
"Nya~" On mengangguk setuju dengan adik-adiknya.

Cale menatap tak percaya pada ketiga anak-anaknya tapi memilih mengabaikan.

'tidak, itu semua karena bajingan dewa itu!'

<Yah, semoga perjalananmu lancar wahai temanku~ bye~>

Jepret!

Menjentikkan jarinya menciptakan portal penghisap dibawahku sambil melambaikan tangan dengan senyuman~

"SIALAN KALIAN SEMUAAAAAA—!!!!"

"Dia benar-benar dijual.."
"Oleh bawahannya sendiri" pemuda 2 menimpali ucapan pemuda 1.

"Aku merasa kasihan padanya" gumam pemuda 3.
"Sudah jadi takdirnya" sahut pemuda 4 disisinya.

Langit yang cerah...

Krack!

Semua orang terlonjak kaget melihat langit retak bak kaca.

Krack—!

PRAAANG—!!
Wush!
BAAAM!!

Itu sebelum sebuah celah dimensi terbuka mengeluarkan sebuah cahaya layaknya meteor sebelum tertutup kembali.

Sementara ditempat meteor itu mendarat, terlihat seorang pemuda berwajah hitam dengan aura penindasan merembes keluar darinya.

"Keyhart Kagezane..." Panggilnya tapi sang empu nama diam tak menjawab.

"Jawab aku atau kau aku usir ke dunia hukuman"

[Master...]

Untaian cahaya internet muncul dihadapan ku membentuk seorang pemuda bersurai putih bermata ungu, menunduk sambil menautkan kedua tangannya.

"Kau tau apa kesalahanmu?" Tanyaku dingin.

[Maaf...]

"Aku bertanya apa kesalahanmu, bukan permintaan maafmu!"

[Hiks, iyah... Hiks, aku tau hiks.. maaf master, maaf...] Menunduk menahan Isak tangis hingga tubuhnya gemetar.

Sebenarnya aku tak tega, tapi aku harus melakukan ini agar dia tak bertindak sembarangan hingga membahayakan orang lain.

"Dia benar, terkadang kita harus bersikap tegas untuk mendisiplinkan anak-anak kita" seorang ibu mengusap rambut anaknya dengan sayang sementara sang anak hanya mengangkat alis bingung pada sang ibunda tapi ia biarkan.

Mungkin ibunya sedang senang.

"Beruntung aku yang kena, tapi bagaimana jika ini terjadi pada orang lain hah? Apa kau tau apa konsekuensinya?"

[Hiks, maaf...]

"Mana kuenya?" Mengulurkan tangan meminta benda yang menjadikanku harus kedunia ini.

[....]

"Jangan membuatku mengulangi untuk kedua kalinya, Key"

[....ini]  memberikan setoples kue seperti good time yang dia ambil dari dimensional space.

"Yang lain?" Kau pikir aku tidak tau berapa banyak kue yang kau ambil huh?

[.....] Tanpa berkata-kata lagi, dia kembali menyerahkan 3 toples kue yang sama kepadaku.

Akupun menyimpannya didalam dimensiku dan berkata dengan dingin.

"Oh ya, kue ini... Aku sita"

Jdeer!

Bak ada petir di siang bolong, Key jatuh berlutut berteriak dramatis ketas langit.

[TIDAAAAAKKKK—!!!!]

Duaak!

"Berhenti berteriak, cepat kita pergi! Jangan lupa sepatunya bawa" meninggalkan dirinya setelah  menimpuk kepalanya dengan sepatuku.

[Baik....] Berjalan gontai menyusulku sembari membawa sebelah sepatu yang aku lempar.

"""HAHAHA—!!!"""" para warga tertawa terbahak-bahak dengan aksi yang ditampilkan.

"Mereka lucu" gumam Tasha menutup mulutnya.

"HAHAHA!!! ITU BARU LEMPARAN YANG BAGUS!" Toonka ikut berkomentar sementara ajudannya duduk menahan tawa dibelakang.

"fftt—"
"Tuanku, kau tertawa?!" Sayeru menatap terkejut karena baru kali ini melihat tuannya tertawa bukan tawa sinis.

"Apa? Tidak, mungkin hanya khayalanmu" elak White star.

'apa aku benar-benar tertawa barusan?'

[Hey yo! Jadi bagaimana hm? Apa kalian menyukainya?! Suka gak? suka gak? Sukalah masa enggak~ haha.

Untuk sekarang mari kita istirahat sebentar kemudian kita lanjut oke~

Jangan khawatir, untuk saat ini dunia kalian membeku tapi kalian bisa bergerak bebas hanya saja ada syaratnya yaitu jangan pernah saling menyerang atau menyakiti atauppun menuduh yang belum pasti di Vidio selanjutnya karena itu cukup sensitif!

Kalian juga jangan pernah berani menggunakan informasi yang ditampilkan untuk melakukan aksi tercela, kalau tidak—]

Matanya bersinar merah membuat yang lain meringkuk ketakutan, bahkan untuk para naga merasakan dampak aura.

[—aku yakin kalian tau konsekuensinya kan~]

Seketika banyak orang mengangguk menyetujui bahkan para bangsawan yang awalnya berniat melakukan kejahatan langsung berhenti karena aura penindasannya.

[Yah, kalau begitu sampai jumpa lagi. Bye~]

Laki-laki itu menghilang menyisakan layar paling besar membuat para warga menghela nafas lega.

.................................................................................

Maaf kalo jelek, baru pertama kali buat cerita reaksi:)

Jangan lupa vote dan comentnya
Yah, see you next chapter 🍁







REACT to Traveler in the TCF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang