Renjun turut membantu Jeno mengurus tetek-bengeknya cafe baru Jeno, dari bagian dekorasi, furniture, sampai hiasan lebih banyak ide dari Renjun
Jeno manut aja kok, soalnya selera mas tercintanya itu patut di acungin jempol. Renjun kalau berswafoto dengan background biasa saja bisa jadi luar biasa aesthetic.
Beneran deh, Jeno gak boong soal itu
Setelah mereka selesai makan malam di warung makan mie ayam & bakso nya kang ujang, barulah mereka pulang kerumah Jeno, soalnya Renjun dipakasa nginep dirumahnya, kalau Renjun nolak Jeno ngancem bakal selingkuh sama tukang lukis dinding cafe Jeno tadi.
Renjun cuma gelengin kepala sambil senyum maklum. Maklum memang tingkah kekanakkan Jeno itu yang sebenarnya Renjun tahu Jeno gak bakalan setega itu buat selingkuh karena hal sepele, itu hanya ancaman belaka, ancaman kekanakkan. Tapi bodohnya Renjun nurut juga kemauan Jeno
Aslinya Jeno gak bakalan milih untuk selingkuh sebesar apapun kesalahan Renjun, dia lebih milih untuk mengakhiri hubungan, lalu cari yang baru. Lebih baik begitukan dari pada selingkuh?
"Hah, capek Jen" ucap Renjun
"Humm iya mas, tapi capek ku gak terlalu karena seharian bareng mas Ren, hehe" ucap Jeno yang diakhiri dengan cengiran bodoh nya
"Dih, gembel" jawab Renjun Julid tapi sambil senyum
Jeno tak menyahut lagi, dia cuma terkekeh pelan. Jujur, gerah banget.
Mereka sekarang lagi rebahan dilantai keramik tepat dibawah AC. Kebayang gak tuh betapa ademnya?
Tak lama Jeno beranjak duduk "aku mau mandi mas" ucapnya sambil mengamati rambut basah Renjun akibat keringat, dan masih tersisa bulir-bulir keringat didahi mas-nya itu.
Sungguh terlihat sexy
Renjun ikutan bangun "bareng?"
Ooooo...... Apakah ini sinyal bahaya yang berated 21+ ? Bagi Jeno sih, sinyal keberuntungan
Seketika Jeno tersenyum miring "apa pun untuk mas" jawabnya seraya menggendong tubuh Renjun ala koala.
Sesampainya dikamar, Jeno segera mengunci pintu kamar dengan sebelah tangan sedangkan tangan satunya menahan pantat Renjun. Setelahnya mereka masuk kekamar mandi
Jeno menurunkan Renjun dan langsung meraup bibir ranum yang lebih tua. Tangan Jeno tak tinggal diam, merayap kesana kemari masuk kedalam baju kaos yang Renjun kenakan
"Hah hahh" Renjun terengah-engah setelah Jeno melepaskan tautan bibir mereka. Jeno menatap wajah Renjun lamat-lamat, tapi tangannya tetap bergerak melepas pakaian Renjun hingga Renjun full naked
Jeno menangkup pipi Renjun yang tembem itu. Tangan Renjun juga sudah melingkar apik di leher Jeno "mas...." Jeno mengusap lembut pipi Renjun
"Iya, dek?"
"Rasanya aku pengen tiap hari ngewein mas, hehe" cengiran bodoh itu lagi
Kenapa sih disuasana seperti ini Jeno malah ngelawak dengan cengirannya itu? "Jenooooo!" Renjun memukul dada Jeno agak kenceng
"Aduh mas aduh, maaf maaf"
"Lagian! Lagi begini juga"
"Maaf sayang" Jeno mencium kening Renjun penuh perasaan "sekarang, lepasin pakaian aku"
Oh, dengarlah omongan cabul itu? Tapi bodohnya Renjun menuruti keinginan Jeno yang kali ini tanpa ancaman kekanakkan khas Jeno.
Setelah semua pakaian Jeno dilepaskan, Renjun berjongkok menepatkan wajahnya tepat didepan kejantanan Jeno.
"Mas Renjun, ahhhh" Jeno mendesah pelan kala tangan Renjun membelai lembut penis Jeno, sesekali menggoda lubang kencing Jeno
Mata Jeno merem-melek dibuatnya. Jeno tersiksa dengan kenikmatan ini disaat Renjun bermain-main dengan penisnya. Jeno ingin lebih, lebih dari sentuhan-sentuhan. Jeno ingin mas-nya mengulum serta menjilat kepunyaannya
"Nghh. blow job, please"
Renjun menyeringai, ini yang dia inginkan, Jeno yang memohon minta dipuaskan lebih dan lebih. Dengan senang hati Renjun menuruti kemauan Jeno dengan mengulum penis besar nan panjang itu. Renjun membayangkan kalau benda yang ada dalam mulutnya ini adalah sosis
Jeno meremat rambut Renjun kala dia merasakan penisnya digigit "Shhh mas, jangan digigit"
"Enough, mas. Aku mau langsung ke intinya, udah gak tahan."
Renjun merengut tak terima karena belum selesai bermain-main dengan penis sang adik (adik-adikkan maksudnya)
Jeno cuma tersenyum lembut melihat tingkah menggemaskan mas-nya itu, membuat Jeno makin gak tahan.
Jeno mencium bibir Renjun yang berawal lembut tapi lama-kelamaan menjadi ganas. Ketiga jari Jeno langsung dia masukkan didalam lubang Renjun "mhhh" Renjun mendesah tertahan disela ciuman mereka
Jeno beralih mencium leher serta tulang selangka Renjun hingga menimbulkan bercak kemerahan dikulit putih Renjun "indah" ucap Jeno sambil melihat karyanya di tubuh Renjun apalagi pemandangan wajah Renjun yang memerah keenakan
Merasa cukup longgar, Jeno mengeluarkan jarinya dari lubang Renjun " kok dikeluarin? Bentar lagi gua cum, njir!"
"Hehe, sorry mas. Aku mau langsung masuk"
Dengan perlahan Jeno memasukkan kepala penisnya dilubang Renjun "nghh ahh dalem lagi, Jen"
"Sabar ya mas, aku gak mau nyakitin mas"
Jeno memasuki Renjun dengan perlahan namun setelah masuk semua, kepala penisnya tepat mengenai titik nikmat Renjun "AHHHH"
Jeno menggerakkan pinggulnya langsung dengan tempo cepat "nghh nikmat mas, mas selalu nikmat mhh" geraman Jeno terdengar sexy dengan suara berat itu
"Ahhh ahh Jeno, mau nungging"
"Sure, baby" dengan cepat Jeno melepaskan tautan mereka dan membalikkan badan Renjun agar menbelakanginya
Plak
Pantat Renjun ditampar dengan telapak tangan besar Jeno "JENOO!"
"hehe, gemes mas. Kenyel-kenyel kayak jelly"
Jleb!
"Ahhh, Jen. Ughh"
"Mas"
Bunyi penyatuan kulit antar kulit terdengar nyaring didalam kamar mandi disertai dengan desahan dan geraman mereka bedua. Gerakkan Jeno kian cepat saat hampir di ujung sedangkan Renjun sudah keluar dari tadi, tapi sekarang dia mau keluar lagi saking nikmatnya.
"Nghh mas, bersiap lah"
"Gue mau ahhh"
Jeno kenumbuk prostat Renjun pelan namun kuat, disaat itu juga Jeno menyemburkan pejunya disusul Renjun
"Hahhh hahh, nanti aku beli bathub buat kita ya, mas?" Ucap Jeno sambil membalikkan tubuh Renjun
Renjun cuma bisa mengangguk pasrah. Ah, puting itu... Jeno lupa menghisapnya. Mungkin puting itu cocok untuk kudapan Jeno sebelum tidur nanti.
•
•
•
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
MAS REN! (NoRen)
Short Story[BxB] Noren (Jeno x Renjun) (?) cerita tentang keterlambatan pertumbuhan Jeno Leonardo dari lahir hingga SD yang membuatnya lebih kecil dan lebih pendek dari Renjun Mahandika, karena itu Renjun minta di panggil mas dan ditambah lagi Renjun lebih tua...