抖阴社区

8. daily life in the office

538 40 1
                                        

"Mata sepet banget, ngopi dulu aah." Farah berdiri dari kursi kerjanya, berniat membuat secangkir kopi untuk menghilangkan kantung di mata. Jam segini memang jam-jamnya mengantuk, matahari yang belum terlalu tinggi dan cuaca mendung berawan sangat memungkinkan jika tiba-tiba kantuk melanda.

"SATU DONG FAH!" Teriak New sebelum temannya menghilang ditelan belokan menuju pantry. Dia sedang sibuk memeriksa laporan bulan kemarin karena perhitungannya agak melenceng dari pengeluaran. "Jan, kirimin gue data produksi dong." katanya agak keras.

"Oke."

Tidak lama terdengar suara Gunawan yang baru turun dari lantai dua, pemuda itu memeluk laptop dan mencangking map di tangan kirinya. Di persimpangan antara lobi dan ruang kerja staff, Gunawan berhenti lalu melongok ke dalam.

"New, Loveta, sama Farah kumpul dulu di lobi ya, gue tunggu." Gunawan memberi komando kemudian lebih dulu pergi ke lobi.

New dan Loveta yang mejanya bersebelahan lantas saling tatap, kenapa semua anak baru dikumpulkan?

"Si Fah belum selesai bikin kopi, kita duluan aja." katanya yang mendapat anggukan dari Loveta. Dia melongok ke meja Jan. "Mba Jan tolong kasih tau Fah ya."

Cewek berdarah keraton itu mengangguk sambil mengacungkan jempol. "Sip."

Di perjalanan menuju lobi, New sempat menganalisis, ada beberapa kemungkinan kenapa mereka diminta menghadap Gunawan; pertama, melakukan kesalahan saat bekerja. Kedua, mau naik gajih.

Dan satu lagi kemungkinan yaitu mereka akan diberi tanggung jawab menggenggam salah satu proyek maupun dipindah tugaskan seperti Ink Widyawati. New tentu memilih opsi ke dua, siapa yang tidak mau naik gajih, itung-itung memperbaiki kemelaratan yang sudah mendarah daging sejak uang sakunya distop oleh sang
Papa.

New memilih duduk di sisi seniornya di sofa panjang sedangkan Loveta duduk di singel sofa, mereka kompak diam dan tidak ada yang memulai pembicaraan karena segan menganggu Gunawan yang tengah sibuk dengan laptopnya.

"Kenapa nih?" Tanya Farah yang baru tiba dari pantry, dia menggenggam dua cangkir kopi, satu cangkir disodorkan kepada New dan satunya diletakkan di atas meja kaca di tengah-tengah lingkaran sofa.

Akhirnya Gunawan mengalihkan atensi, dia mendongak. "Oh udah ngumpul." monolognya sebelum meletakkan laptop ke atas sofa yang kosong.

Gunawan mundur agar punggungnya rapat dengan sandaran sofa, menatap satu persatu karyawan baru yang sepertinya sedang harap-harap cemas.

"Gini guys..." Kata Gunawan yang sengaja tidak langsung diucapkan sekaligus, memang ada niat mengerjai teman-teman kantornya. "Pak bos bilang. Jeng jeng jeeeeng..."

Kampret!

Mereka bertiga seperti orang bodoh yang sedang memperhatikan orang gila yang sedang melakukan pertunjukan tapi tidak mengapa, demi informasi yang akan Gunawan berikan, insyaallah mereka ikhlas.

Gunawan tertawa sendiri. "Pak bos bilang, kalian mau dikasih proyek besar, well... kali ini tanggung jawabnya makin gede."

New tersenyum, jenis senyuman khawatir bercampur senang karena dipercayai memegang proyek besar. "Proyek apa bang?"

"Gedung olahraga yang ada di Menteng, tau gak lo?" Tanya Gunawan.

New mengangguk. "bukan bangun yang baru?"

"Lima puluh persen bangun, lima puluh persen perbaikan. Gue udah survei ke sana, and mayan gede. Luas area sekitar 25.000m², luas bangunanya 9.100m², sekitar segitu lah pokoknya." Gunawan membuka map yang tadi dia bawa.

HATELOVE ? т????wTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang