Ada typo tandain😘
________
Chiro membuka pintu kamar Eric, ia menghampiri Eric dengam sebaskom kecil air dan es batu.
"Apa kau sudah merasa sebagai Nyonya? Sampai masuk ke kamar tanpa izin?" Eric berkata sarkas.
"Aku tadi mengetuk pintu tapi kau tak mendengarnya, jadi aku masuk. Coba kulihat pipimu, itu pasti sakit." Chiro menyimpan baskom itu di atas nakas.
"Sini kukompres pipimu, jangan sampai itu bengkak," ucap Chiro.
Eric mengepalkan tangannya, selembut apapun tutur kata Chiro tak bisa melunakkan hati keras Eric yang sangat membencinya.
"Tak bisakah kau diam sehari saja? Jangan ganggu aku!" Eric mencengkram tangan Chiro, menatap submisif itu tajam.
"Hanya tolong obati pipimu, lihat sudut bibirmu terluka. Itu pasti sakit. Jika kau tak mau aku yang melakukannya, lakukanlah olehmu sendiri," ucap Chiro.
Eric mendengus, tak mau Chiro bicara lagi ia mengobati lukanya sendiri membuat Chiro tersenyum tipis.
"Lalu apa yang kau lakukan di sini?" Eric bertanya sinis.
"Tidak, hanya saja Eric bukankah besok hari libur? Kau mau mengantarku belanja bulanan? Sekarang tugas itu aku yang pegang," ucap Chiro antusias.
Eric mendengus. "Aku sibuk, pergi saja dengan pelayan atau berikan saja tugas itu pada pelayan," ucapnya.
Chiro menghela napas, ia mengajak Eric agar anak itu lebih dekat dengannya tapi sepertinya bukan hal mudah dekat dengan Eric, dia sama seperti Luke, keras dan susah di atur, andai Eric selembut Diandra mungkin Chiro akan lebih mudah mendekatinya. Memikirkan hal itu Chiro jadi ingat dengan Diandra.
"Bagaimana jika kita sekalian bertemu Nyonya Diandra?" Chiro tak akan menyerah begitu saja, Eric pasti mau di ajak bertemu Diandra, terlihat dari wajahnya yang tampak berpikir akan pertanyaannya.
"Aku akan menghubunginya, kita akan membuat janji dengannya. Dia pasti akan datang, kau mau kan?" ucap Chiro lagi.
"Jam berapa?"
Senyuman Chiro mengembang saat Eric bertanya.
"Siang atau jam sepuluhan, kau siap-siap saja. Akan kupastikan kalian bertemu, eum. Sekarang kau tidurlah ini sudah malam, selamat istirahat Eric."
Setelah mengatakan itu Chiro keluar dari kamar dengan senyuman yang tak luntur-luntur, tadi ia menangis bak orang menyedihkan sekarang ia tersenyum oleh orang yang sudah membuatnya menangis. Eric hanya anak kecil yang belum tahu harus bagaimana bersikap, jika ia ikut keras seperti Luke mendidik Eric maka bocah itu akan semakin keras. Jika batu dipukul oleh batu akan sama kerasnya.
__________
Seperti janji semalam, Chiro sudah membuat janji temu dengan Diandra. Hanya saja satu hal yang dipersulit itu Luke, pria itu tiba-tiba saja ingin ikut.
"Tuan apa tidak apa-apa kau ikut? Maksudku ... kita akan belanja bulanan juga," ucap Chiro membuat Eric mendengus dengan kegugupannya.
"Apa hakmu melarangku?" Luke bertanya dingin. Chiro menelan saliva-nya, ia tak mau Luke ikut karena ia merasa itu tak akan baiknya baginya. Chiro pasti bagaikan nyamuk berada ditengah-tengah mereka.
"C'mon biarkan saja Daddy ikut, lagipula apa masalahnya? Kita akan bertemu mama dan itu akan sangat bagus, Daddy dan mama akan bertemu," tutur Eric.
Chiro bisa apa jika sudah begini? Ia hanya mengangguk seakan menyetuji ucapan Eric. Jujur saja buruk mencegah Diandra dan Luke bertemu, ia takut jika ia akan kembali terluka. Cinta Luke untuk Diandra begitu besar, bayangkan saja keduanya sudah menikah belasan tahun berbeda dengan dirinya yang baru beberapa bulan.
Alhasil Chiro pergi bersama dengan Luke, ia duduk di kursi belakang sendiri sedangkan Eric dan Luke duduk di depan.
Selama perjalanan Chiro hanya diam berbeda dengan eric yang tampak bersemangat, bocah itu terus berceloteh merindukan ibunya.
Tak butuh waktu lama kini mereka sudah sampai ditempat janjian seperti kata Diandra. Cafe dekat persimpangan jalan dekat sekolah Eric adalah pilihan Diandra. Kini mereka sudah duduk menunggu wanita itu.
"Kau mau pesan apa?" tanya Luke yang menerima gelengan Chiro. "Kenapa? Kau diet?" lanjutnya.
"Tidak, hanya saja aku sedang tak selera," ucap Chiro.
Luke tak menanggapi lagi, ia membiarkan Eric memesan apa yang di mau, tak peduli dengan Chiro yang tak mau lagipula untuk apa memaksa orang yang tak mau?
"Wahh maaf apa kalian menunggu lama?" Suara lembut penuh kasih sayang menerpa telinga Luke, suara yang selali ia rindukan.
"Luke?" Diandra tampak terkejut akan kehadiran Luke, Chiro berjanji hanya mengajak Eric saja tapi dominan ini? Untuk apa pria bajingan ini ikut serta membuat Diandra muak saja.
"Hai ... bagaimana kabarmu?" tanya Luke tak peduli dengan eskpresi kecut Diandra.
"Tentu saja baik, bahkan jauh lebih baik." Diandra memberikan senyuman tenangnya seakan tak ada beban dalam hidup.
"Mama aku sangat merindukanmu. Kenapa kau jarang sekali menghubungiku," ucap Eric, ia merengut eskpresi yang belum pernah Chiro dapati. Sosok Eric yang selalu sinis kini seperti kucing manis dihadapan ibunya.
Mereka terlibat pembicaraan ringan, bahkan Diandra begitu tenang menanggapi ucapan Luke. Chiro hanya diam menyimak setiap canda tawa mereka, ia benar-benar seperti figuran. Ada sesal kenapa ia harus ikut, seharusnya ia membiarkan Eric dan Luke saja yang menemui Diandra. Chiro benar-benar melihat keluarga manis jika tak ada dirinya, bagaimana Diandra yang menyuapi Eric, Luke yang memaksa Diandra untuk menerima suapannya. Seharusnya Chiro tak di sini.
Diandra menghela napas, ia tak suka dengab keterdiaman Chiro. Pasti sulit menjadi Chiro yang harus menghadapi kedua laki-laki keras ini.
"Chiro bagaimana dengan keadaan baby? Apa kau sudah cek kandungan?" Diandra berusaha melibatkan Chiro dalam perbincangan.
"Sudah, kami sehat." Chiro tersenyum tipis.
Diandra balas tersenyum, melihat Chiro ia seperti melihat adiknya dulu. Ia sangat menyayangi adiknya, tapi sayang adiknya tak bisa menemaninya setelah kejadian itu, Diandra merasa melihat figur adiknya pada diri Chiro.
"Sepertinya aku tak akan berlama-lama, nikmatilah waktu kalian," ucap Chiro membuat kerutan dikening Diandra.
"Apa kau ada acara?" tanya Diandra.
"Tidak, aku hanya akan belanja bulanan. Jika terlalu siang, maka akan sangat melelahkan." Chiro menggaruk tengkuknya.
Eric dan Luke hanya diam membiarkan keduanya berbincang.
"Luke apa kau gila? Kau membiarkan Chiro akan belanja bulanan sendiri, lagipula sejak kapan tugas itu dilakukan Chiro bukankah setiap bulan, pelayan yang akan melakukannya?" Diandra nampak kesal dengan sikap Luke yang acuh tak acuh.
"Kenapa kau seakan menyalahkanku? Dia sendiri yang mau, lagipula ia memang selalu seperi itu, bertingkah seakan hidupnya berat padahal aku tak menyuruh apapun, dia hanya duduk diam manis di rumah dan setiap bulan menerima uang dariku, apa aku salah?" ucap Luke membela diri.
"Yang dikatakan Daddy benar Ma, dia sendiri yang mempersulit hidupnya. Dia melakukan itu agar mama mengasihaninya, di rumah dia bak Nyonya yang tak tahu malu. Sungguh Ma, tolong kembalilah ke rumah aku tak menyukainya, dia benalu!" ucap Eric meninggi di akhir kelimat, mendengar itu Diandra naik pitam.
"Apa aku pernah mengajarimu bicara seperti itu? Dia Papamu Eric, jangan sampai ucapan itu kembali keluar dari mulutmu!" ucap Diandra.
Adu mulut itu membuat Chiro tak nyaman, ia telah membuat ibu anak berdebat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyed [Lengkap]
RomancePesta kelulusan membawanya ke dalam permasalahan, Chiro menjalani pernikahan rumit dan penuh luka dengan Luke yang terpaut usia jauh dengannya. Ia selalu berharap semua bisa di ulang kembali, dimana ia tak harus mengandung benih pria itu. Chiro di a...