抖阴社区

16

26.9K 2.1K 86
                                    

Chiro sedikit lega dengan sikap Eric yang lebih baik, anak itu tak melontarkan perkataan kejam atau semacamnya, akhir-akhir ini Eric bersikap lebih baik walau masih dingin seperti biasa tapi dia sudah tak membuat perkara lagi. Anak itu seakan pasrah tapi tak menerima.

Malam ini Chiro menyiapkan perlengkapan Luke yang akan pergi urusan pekerjaan, katanya si ada peluncuran produksi drama baru, Chiro tak banyak tahu dan ia kurang mengerti.

Tak tahu saja jika suaminya itu akan pergi meliburkan diri, karena merasa suntuk di rumah. Ia butuh menjernihkan pikirannya dari masalah yang ia buat sendiri. Luke memikirkan banyak hal. Antara menggugat Chiro saat anaknya lahir dan mengambil hak asuh atau membiarkan anak itu bersama submisifnya dan ia hanya perlu memenuhi materinya saja.

"Kau sudah siapkan semua?" tanya Luke yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Sudah Tuan, apa ada sesuatu yang ingin dibawa lagi?" Chiro mendongak melihat dominannya.

"Ambilkan laptop dan berkas diatas meja kerjaku."

Mendengar itu Chiro langsung keluar, ia tak mau sampai Luke marah. Keningnya mengerut saat melihat wajah pucat Eric, di depan pintu kerja Luke.

"Ada apa?" tanya Chiro menghampiri Eric. Kedatangan Chiro semakin membuat Eric panik. Anak itu meremas celananya. Akankah hari ini ia akan mati? Ia akan dihajar habis-habisan jika ayahnya tahu.

"Kenapa kau cemas? Apa kau melakukan sesuatu yang salah?" tanya Chiro lagi semakin penasaran dengan Eric. Tapi anak itu hanya menggeleng lalu pergi meninggalkan sang papa.

Chiro tak mau ambil pusing, ia segera mengambil barang perintah Luke. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat melihat berkas dan laptop Luke terkena tumpahan kopi, ditambah ia masih bisa merasakan kopinya masih panas.

Siapa yang melakukannya? Eric? Chiro curiga dengan Eric, bocah itu baru saja bertingkah aneh.

"Kenapa kau lama sekali?"

Chiro mengepalkan tangannya saat mendengar suara Luke dibelakangnya. Bagaimana ini? Luke akan marah besar.

"An-anu eum ... Tuan ... "

Luke menggeser Chiro, rahangnya mengeras saat melihat berkas penting dan juga laptopnya. Darahnya mendidih, amarah naik ke ubun-ubun siap menerjang mangsa. Mata kelam itu berkilat merah, ada amarah di sana.

"Tidak Tuan ... bukan aku, bukan aku yang melakukannya." Chiro menggeleng ribut, ia tak berbohong. Bukan ia yang melakukannya. Tapi Luke? Siapa yang akan percaya omongan dari mulut orang yang dibenci, Luke tak percaya akan ucapan Chiro. Jelas-jelas, hanya Chiro yang ada di ruangan ini.

Luke mencengkram bahu sang submisif, ia muak dengan Chiro. Kesialan dalam hidupnya, Chiro hama itu selalu saja membuatnya marah.

"Tuan ... aku tak berbohong, aku tak tahu apapun," ucap Chiro lirih memohon belas kasihan sang dominan.

Luke menyeret Chiro ke atas sofa membuat sang empu meringis, sudah biasa Luke melakukan kekerasan pada submisif itu.

"Kau menjijikan! Hama sialan, tak bisakah kau diam?!" Luke murka.

"Kau pria jalang, yang hanya menikmati uang dariku. Kau itu hanya jalang tak lebih, dibandingkan dengan Diandra kau jauh dibawahnya, kau sampah murahan. Orang rendah, yang benar-benar rendahan."

Satu tamparan Chiro terima, Luke bahkan memukul kepalanya. Kepalanya terasa pening, bahkan ucapan Luke tak begitu jelas. Telinganya berdengung karena pukulan demi pukulan yang dibubuhkan Luke padanya.

"Tuan ... aku tak melakukannya." Lagi ucapan Chiro hanya di anggap angin lalu. Luke kesetanan ia menghajar Chiro yang setia melindungi perutnya. Sayang perutnya terkena pukulan Luke membuat Chiro langsung mendorong Luke. Tangannya terkepal sembari menahan rasa sakit di area perutnya.

"Sudah kukatakan bukan aku! Kau boleh menyakitiku, tapi tidak dengan anakku!" Kali pertama Chiro meneriaki Luke yang membuat emosi sang dominan semakin naik.

"Aku terima kau tak menerimaku! Aku terima kau mengabaikanku! Kau yang bajingan, kau sendiri yang menghancurkan pernikahanmu, tapi kenapa seakan aku yang bajingan, seakan aku lah perebut suami orang. Diandra sendiri yang meninggalkanmu, karena tak mau lagi bersama suami bajingan yang menanam benihnya sembarangan!"

Mendengar teriakan Chiro penuh luka itu bukannya berpikir Luke malah mencekik leher Chiro agar berhenti bicara.

"Kau mau menjadi istriku?" ucap Luke dengan nada rendah, membuat Chiro semakin takut akan Luke.

Luke menarik rambut Chiro yang tak seberapa itu, tamparan entah keberapa kali Chiro terima bahkan sudut bibirnya sudah sobek. Luke menarik pakaian Chiro, menelanjangi submisif itu. Tak peduli dengan Chiro yang berontak, ia mengikat tangan Chiro dengan sabuknya.

"Kau akan menjadi istriku," bisik Luke menahan pergerakan Chiro.

"Lepaskan aku!"

"Tidak, jangan .... "

Suara Chiro nyaris menghilang saat Luke menahan pinggulnya dan tanpa perasaan memasukan batang daging miliknya tanpa aba-aba, keduanya seakan melakukan aktivitas yang pernah keduanya lakukan tapi terlupakan.

"Rasakan ini ... ingat bagaimana rasanya," bisik Luke, mulai menggoyangkan pinggulnya.

Chiro meremas ujung sofa, ia merasakan sakit yang teramat disekujur tubuhnya. Ia takut, bagaimana bayinya. Air mata tak terbendung, Chiro berantakan, membiarkan tubuhnya dimasuki paksa, membiarkan tubuhnya terhentak-hentak.

"Mendesahkan jalang, lakukan seperti kau bertingkah menjijikan di bar waktu itu." Luke menekan kepala Chiro ke sofa, membuat Chiro susah bernapas.

"Hh .. eumm ... "

Chiro butuh oksigen, ia meronta ia butuh bernapas. Luke terkekeh, melihat punggung bergetar itu, ia tahu Chiro sesak dan tengah menangis. Tapi itu tak membuat Luke menghentikan hentakannya.

Tanpa keduanya sadari ada bocah yang melihat itu semua di ambang pintu, hatinya bergemuruh, rasa panas sakit melihat itu. Tangannya terkepal, matanya memanas melihat perlakuan ayah kebanggaannya.

Eric merapatkan bibirnya menahan isakan yang keluar, ia melangkah pelan ingin menghentikan aksi brutal sang ayah tapi ia takut, ia takut akan segala hal.

Ketakutan itu seakan sirna saat Eric melihat darah mengalir, bagaimana dengan adiknya? Eric langsung berlari, dengan susah payah ia mendorong tubuh besar sang ayah.

"Hentikan!" Teriak Eric, ia menatap Luke dingin.

"Dia bisa mati Dad," ucapnya bergetar.

Tak seharusnya seorang bocah melihat hal seperti ini. Eric menahan Luke yang akan melanjutkan perbuatannya.

"Jangan membuatnya mati, kau akan menjadi pembunuh." Eric mendorong Luke walau hanya membuat pria itu mundur beberapa langkah.

Eric membangunkan Chiro yang sudah kehilangan kesadaran. Dengan tangan bergetar Eric memakaikan celana Chiro. Ia menggendong pria hamil itu, takut akan sesuatu yang tak bisa ia katakan.

Eric berjalan cepat dengan Chiro yang berada digendengongannya, ia dapat merasakan ada sesuatu yang basah mengenai pinggangnya.

Jangan mati, maaf ... jangan mati ...
Aku takut, aku takut sendirian ... tolong jangan ...

Untuk pertama kalinya Eric menangisi Chiro, untuk pertama kalinya ia mengkhawatirkan Chiro.

____

Double up? Votment banyak-banyak

Destroyed [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang