抖阴社区

1

89 6 0
                                        


3 mobil sport melaju membelah jalanan melewati beberapa kendaraan dengan kecepatan sedang, setelah itu ke 3 mobil sport tersebut pun berbelok memasuki pekarangan sekolah yang sangat elit di negara tersebut yaitu SMA BIMA RHAJA. Setelah mereka memasuki basement dan memarkirkan kendaraan, keluar lah ke 7 pemuda tersebut dari dalam mobil yang berbeda-beda, setelahnya mereka pun berjalan beriringan menuju kelas mereka. Ketika mereka memasuki lorong suara riuh dan ricuh pun terdengar dari telinga mereka masing-masing yang dimana para siswi disana memekik tertahan karena kedatangan 7 pemuda yang sangat terkenal dan sangat berpengaruh disekolah ini. Bagaimana tidak? Orang mereka semua termasuk keluarga konglomerat dan jangan lupakan ada sosok Chandra yang merupakan cucu dari orang terkaya no 1 se-Asia. Karena ketampanan mereka lah banyak para kaum hawa yang tertarik bahkan tak segan-segan mereka memberikan banyak hadiah dan menyimpan nya di dalam loker mereka. Tetapi bagi mereka itu adalah hal yang sangat biasa dan sudah menjadi makanan sehari-hari, biasalah udah mah cakep orkay lagi pasti banyak sih fans nya, tapi juga jangan lupa kalau diantara fans-fans kita pasti ada beberapa orang yang tidak suka dengan kita walaupun lebih banyak orang yang menyukai kita.

Mereka pun memasuki kelas XII MIPA 1 yang dimana kelas tersebut terkenal karena hamper semuanya berisikan orang-orang pintar termasuk ke7 pemuda tersebut. Merekupn duduk dibangkunya masing-masing yaitu barisan paling pojok kelas deket banget sama jendala plus meja guru. Sengaja sih mereka ambil disana biar bisa liat pemandangan yang indah kalo lagi bosen sama pelajarannya, bahkan seluruh penghuni kelas pun tahu bahwa bagian pojok sana adalah tempat khusus ke7 pemuda tersebut. Mereka pun mendudukan diri di kursi masing-masing yang dimana barisan paling depan adalah Renjana seorang diri dia terlalu malas katanya mempunyai chairmate, lalu barisan kedua ditempati oleh Jean dan juga Jendral, biasalahhhh temenan dari orok yaaa jadi begitu deh, lalu dibarisan ketiga terdapat sang leader dan sahabat sematinya yang sangat jahil, yaaa siapa lagi kalau bukan Haikal dan Mahendra, lalu dibarisan keempat atau yang terakhir berisikan manusia yang memilki suara cempreng dan teman tiang listriknya, yaps itu adalah Chandra dan Ajiaksa.

Bel masuk sekolah pun berbunyi membuat semua para siswa dan siswi yang masih berada diluar pun bergegas masuk kedalam kelas mereka masing-masing. Kalau ditanya kenapa mereka gak jaga gerbang? Secara merekan kan anggota OSIS inti. Tenang dah ada yang jaga kok, untuk sekrang bukan jadwal mereka menjaga gerbang, mereka mah jaganya pas hari senin soalnya kan upacara tuh jadi yaaa mereka tau pasti banyak yang menipu para anak OSIS bahwa mereka gak telat (padahal mah banyak yang telat). Guru pun memasuki kelas tersebut dan membuat semua para murid berdiri dari duduknya dan mengucapkan salam yang dipimpin oleh Jiyun. Setelah itu mereka pun kembali duduk dan mendengarkan penjelasan guru tersebut, tetapi ditengah jam pelajaran ke7 pemuda tersebut dipanggil oleh Pak Doni selaku guru BK untuk menemuinya diruangan beliau, akhirnya ke7 pemuda tersebut meminta izin kepada Bu Irene selaku guru kimia, beliau pun mengizinkan mereka untuk menemui guru BK tersebut.

"Kira-kira tuh bapak BK mau ngapain ya manggil kita-kita?" tanya Jendral kepada yang lain.

"Heh Jen! Lo kira kita semua tau apa kenapa tuh bapak doni manggil kita?" gas pemuda berkulit tan, Haikal.

"Yaudah sih mbul gak usah nge-gas juga kali, orang gw nanya nya baik-baik kok. Iya gak na?" Tanya Jendral kepada teman oroknya yaitu Jean atau Nana.

"Lo nanya gw jen?" Sahut Jean.

"Ya iyalah, kan gw manggil nya Na bukan yang lain. Emang diantara kita-kita ada ya yang namnya ada Na nya?" Kata jendral.

"Noh si Renjana, dibelakang nama dia kan ada Na nya." -Jean

"Tapi kan dia beda na~." Rengek Jendral kepada Jean

"Heh Jendral! Bisa diem kaga sih tuh mulut, gedeg juga gw lama-lama. Gw ambil PS lo baru tau rasa." Marah Renjana.

"HAHAHAHA, Mukanya jendral jelek banget habis dimarahin sama mamih. Makanya jen, jangan berisik dah tau mamih kita emosian. Emang enak dimarahin sama mamih, WLEEE~~~." Ledek Haikal kepada Jendral yang daritadi sudah masam ditekuk pula wajahnya.

"Lo juga kal, mending diem sebelum gw lempar lo pake sepatu mahal gw ini, dan satu lagi. BERHENTI PANGGIL GW MAMIH." Tegur Renjana sekaligus menekankan kalimat terkhirnya.

Sedangkan yang lain hanya diam dan menahan tawa melihat Haikal dan Jendral habis dimarahi oleh Renjana. Akhirnya mereka pun sampai didepan ruanga BK, tak lupa mereka mengetuk pintu sebagai tanda bahwa ada orang yang ingin mendatangi ruangan tersebut. Setelah mendapatkan sahutan dari dalam akhirnya mereka pun memasuki ruangan BK tersebut dengan tertib. Berjalan menghampiri meja beliau untuk mengetahui lebih jelasnya tujuan mereka disuruh datang kesini.

"Maaf pak, ada apay a bapak memanggil kami ber7?" Tanya Mahen mewakili yang lainnya.

"Sebelumnya bapak meminta maaf karena mengganggu Pelajaran kalian, bapak hanya ingin memberikan ini kepada kalian ber7." Katanya sambal menyerahkan sebuah ampolp coklat yang lumayan tebal.

"Ini apa isinya pak?" Tanya aji yang sejak tadi berangkat hanya menyimak saja.

"Bapak ingin kalian membuka ini di apartement kalian, bapak tau kalau kalian itu tinggal dalam satu apartement yang sama jadi, bapak mohon kalian jangan pernah membuka nya disekolah ini." Kata Pak Doni.

"Oh sama satu lagi,. Jika ada yang bertanya tentang amplop ini maka kalian jangan pernah memberitahu satupun, bahkan semua guru-guru yang berada disini." Sambung Pak Doni.

"Emangnya kenapa pak?" Tanya Chandra.

"Kalian akan mengetahui nya nanti setelah kalian membukanya di apartement. Kalau bisa langsung kalian taruh amplop ini mobil salah satu diantara kalian ya. Bapak khawatir ada yang curiga tentang ini, karena disana ada sebuah rahasia besar. Tetapi bapak percaya kepada kalian bahwa kalian dapat bertanggung jawab dalam hal ini." -Pak Doni.

"Ya udah deh pak kita mau langsung ke parkiran aja ya, buat naruh amplop ini."-Haikal.

"Baiklah silahkan." -Pak Doni.

"Kalau begitu kita izin pamit dulu ya pak, terimakasih sebelumnya. Kami akan menjaga rahasia dan amplop ini dengan baik, permisi pak." Pamit Jean mewakili yang lainnya.

"Silahkan." Sahut Pak Doni.

Setelah ke7 pemuda tersebut keluar tak berapa lama kemudian terdengar bunyi ketukan dipintu, lalu muncul lah seorang guru sekaligus sahabatnya.

"Lo dah ngasih sama mereka don?" Tanya Jamal, seseorang yang mengetuk pintu tadi.

"Udah gw kasih ke mereka." -Pak Doni.

"Syukur deh lo dah ngasih ke mereka." Sahut Jamal.

"Bagaimana puncaranya mereka harus tahu dan dapat memecahkan hal ini mal." Kata Pak Doni. 

Never ExpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang