Setelah mendapatkan jawaban dari yang lain nya, Mahen pun segera membuka amplop coklat tersebut. Betapa terkejutnya mereka bahwa isi dari amplop tersebut seperti sebuah kasus rahasia yang tersembunyi yang di dalam nya terdapat banyak sekali bukti-bukti foto dan juga sebuah kertas.
Karena penasaran akhirnya mereka pun membaca kertas tersebut yang ber isi,
"Aku tak percaya dengan ini, mereka semua membohongi ku. Dialah dalang utama dibalik peristiwa itu, aku menjadi korban nya. Ku berharap yang lain tidak akan ada yang mengalami kejadian seperti ku. Dia sangat pandai memanipulasi orang lain, bahkan kami semua terkena imbasnya. Ku berharap dia cepat MATI atau paling tidak ia dipenjara seumur hidupnya." -CHR1525." Begitulah kira-kira isi dari kertas tersebut.Selesai mereka membaca suratnya, tiba-tiba hawa disekitar menjadi sangat dingin dan sejuk seperti ada seseorang yang memperhatikan mereka bertujuh.
"Kok gw merinding ya habis baca suratnya?" -Mahen.
"Jangan gitu dong hen, gw juga takut nih." -Jendral.
"Badan aja segede gaban, tapi urursan beginian kok malah ciut." Sindir Jean.
"Ya tap ikan ini urusan nya beda lagi na. Hawanya juga serem banget." Sahut Jendral.
"Terus apa hubungan nya isi amplop ini sama kita?" Bingung Aji.
"Gw ngeras kalo seluruh guru yang ada disana percaya banget sma kita dalam hal apapun itu. Makanya mereka percaya kalau kita bisa jaga rahasia sekolah yang udah lama banget ditutupin." Jelas Haikal menjawab pertanyaan Aji.
"Tapi kan kita gak ngelakuin apa-apa kal, kenapa harus kita yang turun tangan bukan polisi atau detektif aja?" -Renjana.
"Masalahnya kalau sampe polisi sama detektif yang turun tangan, sekolah bakalan heboh ren. Mereka takut reputasi sekolah ini jadi turun plus banyak murid yang mau keluar dari sekolah." Terang Mahen.
"Gw setuju apa kata mahen." -Chandra.
"Tapi kayaknya kita disuruh ngebantu buat nyelidikin kasus ini deh. Sekalian pantau anak murid yang lain, takutnya kejadian di ruang musik terulang lagi." -Haikal.
"Jadi sekarang intinya kita nyamar jadi kayak semacam detektif gitu kan?" -Jean.
"Iya." -Haikal.
"Gw tau sedikit tentang kasus kayak gini. Gw pernah baca sekaligus belajar dari buku yang mamah punya." -Aji.
"Nah bagus itu ji! Bawa coba ji bukunya, biar kita-kita bisa baca." -Renjana.
"Iya besok gw bawa bukunya." -Aji.
"Nah sekarang intinya kita pantau-pantau aja dulu kejadian yang ada selama disekolah, kita harus teliti banget. Kalo ada yang mencurigakan lapor ke gw sama haikal, biar nanti kita kumpulin buktinya, terus di catet di buku rahasia kita. Baru deh nanti kita cari bareng-bareng siapa pelaku yang paling mencurigakan gerak-gerik nya." Jelas Mahen kepada yang lain nya.
"Oke lah. Gw mah ngikut aja sih." -Renjana.
"Dah sekarang kita mending makan. Dah laper banget ini gw." Keluh Jendral sambil memegangi perutnya.
"Ya udah gw masak dulu. Kal, Ren! Bantuin gw masak yuk." Ajak Jean kepada mereka berdua.
"Emangnya kita mau bikin apaan na?" -Haikal.
"Hehehe..... masak ramyeon aja yuk!" Cengir Jean.
"Ck! Gw kira mau masak apaan na." Decak Renjana.
"Intinya mau bantuin kaga lo berdua? Ribet amat buset cuma urusan beginian doang." Kesal Jean.
Setelah perdebatan yang terjadi akhirnya mereka bertiga pun berjalan menuju dapur untuk membuat makan malam. Beberapa saat kemudian terdengarlah teriakan Haikal yang menyuruh mereka untuk pergi ke meja makan.
"MAKAN MALAM SUDAH SIAP!" Teriak Haikal.
Setelahnya orang-orang yang berada diruang tamu pun berjalan menuju dapur untuk menyantap makan malam mereka.
Setelah mereka selesai menyantap makan malam, mereka semua bergegas pergi ke kamar masing-masing untuk persiapan tidur karena besok mereka harus datang pagi-pagi sekali untuk melakukan piket kelas.
--------------------------------------------
Keseokan harinya.....
"Ayo guys buruan! Udah mau jam 7 ini. Kita harus piket dulu jangan lupa." Panggil Jean kepada teman-temannya.
Setelah nya mereka pun menuju basement. Satu persatu mobil itu pun mulai keluar dari basement di ikuti 2 mobil lain dibelakangnya. Setelah menenpum perjalanan selama 15 menit, akhirnya mereka pun sampai dipekarangan sekolah dan langsung memarkirkan kendaraan mereka di parkiran yang sudah tersedia.
Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas mereka. Setelah sampai, mereka pun menruh tas dibangku masing-masing dan langsung melaksanakan piket sebelum jam pelajaran pertama dimulai.
Bel istirahat pertama pun berbunyi, seluruh siswa siswi pun berlarian kluar kelas untuk menuju kantin dan mengisi perut kosong mereka dengan makanan yang nikmat.
"kal, kal, kal, ngantin yuk!'' Ajak Jean kepada Haikal
"Ck! Lo gak liat apa gw lagi nyatet na?" Kata Haikal.
"Elah ngantin bentar doang kal, lagian juga gak akan ilang kali tuh buku." Sahut Jendral.
"Lagian tuh ya, si renjana sama Chandra ge gak ada tuh" -Haikal.
"Eh iya ya? Kok gw baru sadar mereka berdua gak ada sih?" Bingung Jean.
"Tadi katanya mereka berdua izin pergi ke toilet." Jawab Aji mewakili isi otak membingungkan Jean.
Beberapa saat kemudian, terdengarlah teriakan dari seseorang yang menurut mereka itu adalah Renjana.
" DANGEROUS! DANGEROUS! DANGEROUS!'' Teriak Renjana.
" Why?'' Tanya Mahen.
" Lo pada gak akan percaya sama apa yang kita omongin." Sahut Chandra.
" Lo berdua ngomong kayak gitu bikin kita pada makin penasaran bambank.'' Kesal Aji.
" Tadi pas kita pulang dari toilet, gw liat ada orang yang lag-'' Omongan renjana pun terhenti disaat mereka mendengar suara riuh ricuh di luar kelas mereka,.
" Ada apa itu ribut-ribut diluar?'' Tanya jean kepada yang lainnya.
" Coba gw liat keluar dulu bentar.'' Kata Jendral
" Eh! Ikut dong gw jen.'' Sahut Jean dan Aji secara bersamaan.
" Jangan bilang kalau itu....." Tebak Haikal sambal melirik Mahen,
Mahen pun membalas tatapan haikal dan sepertinya feeling mereka berdua sama, " Apa jangan- jangan....." Kata Mahen.
" Kayaknya gw tau sesuatu deh hen..." Kata Haikal sambal menatap sendu Mahen.
Setelahnya ketujuh pemuda tersebut pun berlarian keluar kelas untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di luar. Setalah sampai ditempat mereka dikejutkan dengan salah satu siswi disana tiba-tiba berteriak histeris sambil memukul kepalnya berulang-ulang. Semua orang berusaha untuk membantu menahan pergerakan siswi tersebut, tetapi dia memberontak bahkan sampai ada yang memukul kepala salah satu siswa disana yang membantu untuk memberhentikan aksi tersebut.
Mereka bertujuh sangat shock denga napa yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri. Siswi tersebut teriak-teriak sambil menangis histeris. Semua orang menatapnya dengan sendu termasuk ketujuh pemuda tersebut.
"Jen....." Lirih Jean sambil melirik Jendral.
Jendral yang sadar pun membalas tatapan Jean dengan sendu.
"Semoga gak kenapa-kenapa deh na." Lirih Jendral.

KAMU SEDANG MEMBACA
Never Expected
Short StoryMengisahkan tentang 7 pemuda yang bersekolah di SMA BIMA RHAJA yang ternyata sekolah tersebut menyimpan banyak rahasia misterius yang tidak pernah sekalipun diketahui oleh para penghuni sekolah terkecuali para guru yang mengajar disana, Hingga suat...