抖阴社区

Episode 3 - Kating Galak

12.6K 577 15
                                        

Jangan lupa vote dan komen

Happy reading ^^

Chaka menaikkan sebelah alisnya, heran melihat Mosha yang senyam-senyum sendiri. Saat ini dia berada di teras kosan Mosha, menunggui cewek itu yang sedang memakai sepatu. Seperti biasa mereka akan berangkat ke kampus bersama. Tadi ketika dia datang menjemput dan berteriak memanggil Mosha, yang membukakan gerbang justru Tara. Kalau sudah begitu Chaka yakin Mosha masih bersiap-siap. Dengan sabar, Chaka pun menunggu di teras.

Lima menit lebih menunggu, Mosha akhirnya muncul dengan senyum lebar. Cewek itu menyapa Chaka kelewat ceria, bukannya membalas Chaka justru menatap Mosha aneh. Iya aneh, tidak biasanya Mosha bersemangat. Selama pekan ujian ini, ekspresi yang ditampilkan Mosha tidak jauh dari muka datar, suram, dan kusut. Namun kali ini, rona wajah gadis itu tampak berbeda.

“Lo kenapa, Mo? Abis menang lotre?” tanya Chaka, nyeleneh.

“Dih, bukan!” Beruntung mood Mosha sedang bagus, kalau tidak sepertinya dia akan menimpuk Chaka dengan sepatunya.

“Terus kenapa dong?”

“Kepo ih kek dora!” balas Mosha disusul tawa renyah. Bagi orang lain yang mendengar tawa Mosha mungkin akan menganggapnya lucu dan imut, tapi bagi Chaka suara Mosha itu termasuk menyebalkan. Dia jadi keki sendiri.

“Huh, serah deh. Buruan pake sepatunya, lama amat.”

“Iya, baginda, tunggu bentar.” Mosha menjawab sambil mengikat tali sepatu. Karena sepatu kets nya kotor, Mosha terpaksa memakai sepatu converse. Sebenarnya Mosha punya beberapa sepatu wedges, tapi dia tidak mau memakainya ke kampus. Mosha lebih nyaman dengan sepatu kets, lebih tepatnya dia tidak mau terlihat feminim dengan memakai sepatu-sepatu tinggi itu.

“Ayoo berangkat!” Gadis itu berdiri, lalu berjalan mendahului Chaka menuju gerbang.

Perkataan Mosha kemarin bukan omong doang, dia ingin membuktikan hal itu pada Chaka. Mosha betulan bertekad untuk memiliki kehidupan seperti Tara. Karenanya, pagi ini Mosha memulai dengan memasang senyum ceria. Setidaknya Mosha tidak boleh terlihat suram dan dingin lagi, biar orang lain tidak segan untuk mendekatinya.

Mosha merasa selama ini, alasan kenapa dia tidak kunjung dekat dengan teman-teman seangkatannya karena dirinya sendiri. Ekspresi datar yang selalu Mosha tunjukkan seakan menjadi benteng. Jelas sekali wajahnya itu seperti mengatakan dia tidak ingin didekati.

Sampai saat ini, hanya pada Chaka, Tara dan beberapa orang terdekat saja dia menunjukkan sisi ceria dan cerewetnya. Jika pada orang lain, Mosha akan menjadi cewek introvert yang pendiam dan pemalu.

"Awas loh, Mo, kebanyakan senyum entar lo nangis," kata Chaka yang berjalan di belakang.

Gerakan Mosha yang hendak membuka gerbang kosannya terhenti. Dia berbalik menghadap Chaka, mengerucutkan bibirnya pertanda sebal. "Lo mah, jangan ngomong gitu! Firasat gue jadi nggak enak, nih."

"Ehh?" Chaka kaget sendiri Mosha semudah itu percaya ucapannya. Padahal dia hanya bercanda, mengolok-olok seperti biasa, tanpa ada maksud serius. Tidak disangka Mosha malah terpengaruh. "Katanya sih, Mo, ah udah mitos doang paling ituu. Udah udah, lupain aja."

Kalimat penenang dari Chaka sama sekali tidak membantu, Mosha sudah terlanjur kepikiran. Cewek itu balik badan, hendak melanjutkan langkah sebab sepertinya mereka terlalu banyak membuang waktu. Namun, saat itulah ….

Dug!

Mosha menabrak sesuatu, atau mungkin seseorang?

"Awss," ringisnya sambil mengelus jidat yang entah menghantam apa, tapi Mosha dapat merasakan teksturnya yang keras.

Balance Shee(i)t [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang