Stella Guani Abraham,seorang mahasiswi Manajemen semester 5 disebuah Universitas terbaik di kota Jakarta. Hidup Stella yang semula datar-datar saja kini berbanding terbalik semenjak kehadiran seseorang yang memberikan dinamika dalam kehidupannya. St...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini Stella telah memiliki janji untuk menemui Arkan diruangannya. Semalam Hanif menghubunginya dan mengatakan bahwa acara bazar yang telah Stella dan teman-temannya yang lain siapkan akan tetap dilaksanakan pada hari h dies natalis fakultas.
Stella yang mendengar penuturan Hanif dari sebrang sana tentu saja senang. Hanif juga menjelaskan bahwa Arkan juga bersedia menjadi narasumber di acara talkshow dies natalis nanti. Stella sebenarnya bingung kenapa pak Arkan tiba-tiba bisa padahal kemarin saat ditemui beliau bilang sudah memiliki janji.
Tapi Hanif bilang janji temu Arkan telah di undur jadi ia bisa menghadiri acara dies natalis. Selain itu juga Hanif juga menjelaskan bahwa Arkan juga turut membantunya bernegosiasi dengan pak Dimas dan beberapa panitia dosen yang lainnya untuk tetap melaksanakan bazar mahasiswa. Sehingga hasilnya bazar mahasiswa tetap dilaksanakan.
Hanif juga bilang bahwa hari ini Stella harus menemui pak Arkan untuk memberikan MOU dan TOR untuk di mintai tanda tangan pak Arkan.
Stella dengan senang hati menerimanya.
Saat ini Stella telah berada di depan ruangan Arkan. Stella tengah menunggu Arkan untuk mempersilahkannya masuk. Setelah mendengar sahutan dari dalam baru Stella masuk dan mendudukan dirinya di sofa kosong ruangan pak Arkan.
"Pak Arkan ini saya bawakan MOU dan TOR untuk acara talkshow dies natalis nanti." Terang Stella sembari memberikan setumpuk kertas dihadapan Arkan.
Arkan menerimanya dan kemudian membaca untuk menelaahnya. Setelah selesai membaca dan merasa sudah cukup memahami Arkan segera membubuhkan tanda tangannya di sana.
"Sudah kan, tidak ada lagi?" Tanya Arkan mengecek satu satu lembar yang perlu ia tanda tangani.
"Sudah pak itu saja." Jawab Stella sembari merapikan lembar kertasnya.
"Terimakasih banyak pak Arkan atas bantuannya, saya kemarin dengar ceritanya dari Hanif pak." Stella dengan tulus mengucapkan terimakasih pada Arkan yang telah membantunya sekian kali, walaupun ia tahu Arkan membantunya pasti semata mata bukan karena dirinya. Stella tau Arkan pasti punya alasan sehingga ia mau membantu Hanif kemarin.
Arkan sendiri hanya melirik Stella sekilas dan menganggukan kepalanya.
"Saya rasa memang bazar Mahasiswa cukup untuk membantu para mempromosikan usaha mereka, jadi tidak ada salahnya kan saya membantu." Terang Arkan pada Stella. Membuat Stella menganggukan kepalanya dengan semangat.
"Maka dari itu pak alasan kenapa saya kekeh banget mau pertahanin acara ini, soalnya kan nanti pas malam puncak kita open untuk umum pak acaranya jadi saya rasa ini bisa jadi wadah buat temen temen semuanya." Stella menjelaskan dengan semangat kepada Arkan alasannya tetap ingin mempertahankan acara ini.
Arkan yang mendengar penuturan Stella kembali memusatkan seluruh perhatiannya pada Stella. Arkan terkekeh sendiri saat melihat wajah berapi-api Stella yang menjelaskan kekecewaannya saat acara ini hampir ditiadakan.