Asa mulai menerima suapan pertama, tatapan matanya tak lepas dari mata Rora.
Hingga suapan kedua kembali Rora berikan, Asa langsung memakannya. Suapan ketiga, keempat, kelima, dan berhenti di suapan keenam karena Asa yang menahan tangan Rora.
"Wae?"tanya Rora bingung.
Asa diam, ia menatap lekat mata indah Rora perlahan pandangannya jatuh sedikit kebawah tepat di bibir Rora.
Rora menyadari arah pandangan Asa tersebut sontak membuat jantungnya berpacu lebih cepat. Ia memperkuat genggamannya pada mangkuk sup tersebut.
Asa sedikit mendekat, hingga jarak antar wajah mereka tersisa beberapa centimeter saja. Rora menutup kedua matanya, sedetik kemudian Rora merasakan pelipis Asa menempel tepat di pelipisnya.
"Masih panas enggak?" Tanya Asa. Hal itu sontak membuat Rora membuka kembali kedua matanya lalu menjauhkan sedikit wajahnya.
"Ma-maksudnya?"
"Kedua tangan lo kan lagi pegang sendok sama mangkuk, enggak bisa rasain panas gue jadi gunain pelipis lo buat ngerasain panasnya" ucap Asa tanpa ekspresi.
"Coba ulang.." pinta Rora.
Asa pun mendekat, lalu menyatukan kembali pelipis mereka. Rora memejamkan matanya, mencoba merasakan suhu pada pelipis Asa. Namun sedetik kemudian, Asa mengecup hidung Rora lalu dengan cepat merebahkan tubuhnya, menarik selimut dan membelakangi Rora yang terkejut.
"Gue udah selesai makan, lo bisa pergi" ucap Asa tanpa merubah posisinya. Sementara Rora masih diam mematung sembari memegangi hidungnya.
Dengan ekspresi tak percaya, Rora bangkit perlahan lalu bergegas ke bawah menuju kamarnya tanpa mengatakan sepatah katapun.
Asa terlihat menahan senyumannya dengan tangannya menepuk-nepuk pelan dadanya.
-
"Sayang, besok kamu ada pemotretan?" Tanya Ruka dengan tatapan fokus pada laptopnya sembari mengetik sesuatu. Saat ini Ruka berada di rumah Pharita tepatnya di kamar Pharita. Ia akan menginap dan akan pulang esok harinya.
"Enggak deh keknya, lusa baru full seharian. Kenapa?" Ucap Pharita yang tengah memakai serum wajah, ia baru saja selesai mandi beberapa menit lalu.
"Bagus deh, besok kita ngumpul yuk bahas soal Asa. Ajak Rami juga" balas Ruka, kemudian menghentikan aktivitasnya.
"Yaudah besok pagi suru Canny kabarin yang lain" Ruka mengangguk, ia menghampiri Pharita di meja Rias. Ia sedikit membungkukkan badannya lalu memeluk Pharita dari belakang dengan dagu yang ia letakkan di bahu kekasihnya itu.
"Kamu tau? I'm so Jealous..." Ucap Ruka pelan.
Pharita mendongakkan kepalanya menatap wajah Ruka yang tepat berada di atas bahunya.
"Wae? Aku enggak dekat sama siapapun kan sayang" balas Pharita lembut.
Ruka menggeleng pelan, "baju kamu di pemotretan kemarin, terbuka banget. Mana jadi sampul majalah, kan banyak orang yang liat" Ruka semakin mengeratkan pelukannya.
"Ya mau gimana lagi sayang, aku harus profesional."
"Umm" wajah Ruka berubah cemberut.
Pharita yang melihat itu di pantulan cermin pun terkekeh gemas, "all of my body it's just for you, baby."
"Aku tau itu, tapi tetap aja aku enggak rela orang-orang ngeliat foto seksi kamu."
"Yaudah ntar pemotretan selanjutnya aku pake Abaya aja"
-
Rora dengan jantung masih berdegup kencang merebahkan tubuhnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hanya tersisa kepala saja yang tak ditutupi selimut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALL FOR LOVE°?RORASA
FanfictionTHE STORY OF RORASA (END) Jangan salah lapak, ini lapak GxG?? Kalau nggak suka skip aja, jangan taro sampah di komen