[Story 1]
Fara Azzahra Nendra, seorang mahasiswa yang terpaksa menerima perjodohan yang diajukan oleh sang Ayah padanya.
Tentu saja hal itu membuat dirinya kesulitan untuk menolak permintaan sang Ayah, lantaran ini adalah permintaan pertama Ayah un...
“Pada akhirnya takdir Allah lebih indah, meskipun ada air mata yang mengiringinya.”
Minimal ⭐ sebelum baca!!.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ʚଓɞ
“Mbak, mau ikut aku keasrama putri nggak?” tanya Keyna kepada Fara.
“Emangnya mau ngapain kesana?” tanya balik, Fara kepada Keyna dengan alis terangkat, heran.
Keyna yang mendengar itu, menyungging senyum hangat pada bibirnya. Memang salah jika dirinya mengajak Fara untuk mengenal para penduduk di pesantren ini? Hal itu membuat Keyna, tampak terkekeh geli.
“Mau ngenalin Mbak Fara, sama para pengurus putri dan Ustadzah Anindya,” papar Keyna, yang tak luput dari tatapan heran Fara yang kini sudah tergantikan dengan anggukkan kepalanya, paham.
“Oh ... Gue ngikut lo aja Key,” balas Fara mengiyakan ajakan Keyna untuk keasrama putri.
“Yaudah yuk ...” tuntun Keyna, tersenyum merekah dan salah satu tangannya, Keyna gunakan untuk menggapai tangan kanan Fara, kemudian menggenggamnya.
Mereka hanya berdua, karena Regan tidak lagi membuntuti dari belakang setelah salah satu pengurus memanggilnya. Mungkin Regan, tengah memiliki urusan lain hingga membiarkan keduanya berkeliling pesantren secara bebas tanpa lagi pengawasan Regan.
Hal itu membuat Fara merasa amat lega sekali.
Akhirnya ia bisa bernapas lega, setelah beberapa waktu lalu Regan mengatakan hal-hal konyol seolah dirinya itu sangat berharga baginya.
Fara rasa, kini dirinyalah yang tidak waras karena Regan. Otaknya terasa mendidih akibat, panggilan yang diberikan Regan padanya.
Apa tadi? Istri? Cih. Ingin sekali Fara meraup mulut itu menggunakan tangan lentiknya!
Pluk!
“Mbak! Mbak Fara!” seru Keyna, dengan kedua tangannya mengguncang bahuku.
Suara itu berhasil membuat Fara, tersentak sadar.
Eh, ada apa ini?
“Akhirnya ... Mbak Fara nih buat aku panik aja ... Tadinya aku kira Mbak Fara kenapa, kok dipanggil-panggil nggak nyaut-nyaut.” Keyna bernapas lega, setelah berhasil menyadarkan Fara yang sedari tadi terlihat melamun.
“Gue ngelamun Key?” tanya Fara memastikan lagi.
“Iya Mbak! Untung nggak sampai nabrak tiang loh!” dramatis Keyna, heboh sendiri.