She was 15 when she finally has some courage to talk to her crush.
December 2013, Freshman year.
Jelas Seulgi ingat hari itu.
Bagaimana bisa ia lupa hari dimana pertama kali dirinya mempunyai keberanian untuk menyapa Irene? Orang yang ia taksir sejak mereka duduk di bangku menengah pertama?
Sebenarnya tidak pernah terlintas di benak gadis monolid itu untuk menyapa apalagi menjadi dekat dengan gadis pujaannya. Kalau bukan karena Sehun yang memohon kepada Seulgi untuk mendekatkannya dengan Irene, mungkin Seulgi tidak akan pernah berinteraksi dengan gadisnya itu.
Jadi apakah Seulgi harus berterima kasih atau menyumpahi Sehun karena suka dengan gadis yang sama dengannya?
"Gi.."ucap Sehun saat tiba di lokernya, kalau di total dalam bulan Desember ini. Sudah 50 kali Sehun menganggu waktunya di sekolah, belum lagi saat malam hari.
Seulgi memutarkan bola matanya."For God's sake, Oh Sehun... Gue bilang gue gak mau."
"Kenapa sih?" tanya Sehun."Irene kan cantik terus baik lagi."
"Yaudah kenapa gak lo aja yang deketin? Yang naksir kan lo. Kenapa juga harus gue?"
"Lo inget gak sih kata Mbak Victoria?"
Seulgi mengerutkan dahinya."Mbak Victoria who?'
"Beckham. Victoria Beckham, Spice Girls."ucap Sehun."Anyway kata paguyuban nya Mba Victoria, if you wanna be my lover, you gotta get with my friends. Nah, kalo gue mau jadi pacarnya Irene, berarti harus deket dulu sama temannya."
"Gue bukan temennya Irene."ketus Seulgi
"You will be, pas lo kenalan sama dia."sanggah Sehun."Jadi? Mau kan lo? Mau lah, lo kan temen gue banget, Gi. Emang lo gak mau temenan apa sama Irene? Udah pinter, cantik, baik."
Enggak, Seulgi gak mau temenan sama Irene. Dia mau nya pacaran sama Irene.
But she doesnt even know, if Irene into girls or not. Kalau memang iya, belum tentu juga Irene suka kepada Seulgi.
Seulgi menghela nafasnya dan Sehun tersenyum kemenangan."Lo inget gak Gi, waktu itu gue nolongin-"
"Okay, okay.. i'll help you."
Sehun terkekeh."Nah gitu dong. Lo emang temen gue banget sih, Gi."
Seulgi memutarkan bola matanya. "Terus gue harus apa? Mulai kapan?"
"Now."ucap Sehun lalu menunjuk dengan dagunya kearah gadis yang berdiri di depan mading."Talk to her. Be friends with her."
Seulgi menatap Irene disana, lalu menghela nafasnya.
Well, setidaknya jika ia tidak bisa memilik Irene sebagai kekasihnya, ia masih bisa dekat dengan Irene sebagai teman bukan?
Seulgi menutup lokernya, menyiapkan diri untuk menghampiri Irene. Kaki nya mulai melangkah perlahan, jantungnya berdegup dengan kencang. Ia bahkan bisa merasakan keringat yang mengalir di telapak tangannya. Entah karena gugup atau karena ia meremas tali tasnya terlalu erat.
Seulgi berhenti untuk mengatur nafasnya, menatap punggung Irene yang berada tepat di depannya.
Seulgi mengangguk, its now or never.
"Hai, Irene ya?"
🐻🐰
Paris, January 2023
“Udah wangi, Gi. Gak usah lo tambahin parfum lagi. Heran, ke PFW doang berasa mau ketemu mertua lo.“protes Wendy kepada temannya yang menyemprotkan parfurm tiap 5 menit.
“Kita harus all out, Wen."Bela Seulgi.“We cant let Dior down, i'm their BA.”
Wendy terkekeh dan memutarkan bola matanya,“Hmm iya aja deh gue, anyway nanti seat lo di samping Irene ya.”
“Hah?” sentak Seulgi membuat Wendy tertawa
“Bercanda-bercanda, panik amat. Padahal seneng kan lo?"ledek Wendy dan menatap ipadnya."Lo bakal duduk di samping Johnny Suh. You met him once at Grammy, i think."
Seulgi mengangguk dan melirik ke arah Wendy beberapa kali, membuat wanita blasteran itu menaikan alisnya dan bertanya."Lo mau nanya apa?"
“Enggak.."ucap Seulgi dan membenarkan posisi duduknya."By the way.. uhmㅡsi itu... si Irene, di seat mana?"
Seulgi melirik ke arah lain berusaha terlihat tidak peduli, namun hal itu malah membangkitkan rasa jahil dari sahabatnya.
"Kenapa?" Wendy mengangkat alisnya sambil tersenyum jahil
“Nanya ajaa..”
“Nanya apa kepo?”
“Nanya doang anjir.”
“Gak kebagian seat dia.”
“Hah? Serius lo? Gak mungkin anjir.”
“Iya serius."Wendy mengangguk lalu mengangkat bahunya."Soalnya yang gue denger sih, nanti dia duduknya di pangku sama lo hehehehehe.”
“Sialan lo." Protes Seulgi dengan pipi yang mulai memerah
🐻🐰
“Thank you.” Seulgi melempar senyum kearah staff yang membantu nya, sambil duduk di bangku nya. Melihat sekitarnya yang masih terhitung sepi, Seulgi pun mengelurkan ponsel nya sambil ber-koordinasi dengan Wendy.
Beberapa menit kemudian seat mulai terisi, tetapi mata nya fokus kepada seat di paling depan yang masih kosong.
“Typical.“ gumam Seulgi, lalu kembali lagi mengetik di handphone nya, berbincang dengan Wendy.
“Thank you.” ucap suara familiar membuat Seulgi mengangkat kepalanya dan bertemu dengan kedua mata cokelat yang sangat familiar untuknya.
Mata Seulgi melebar perlahan saat matanya bertemu dengan gadis di hadapannya. Perlahan senyum di wajah Seulgi muncul saat Irene tersenyum manis kearahnya sekilas, sebelum kemudian Irene duduk di tempatnya.
imess
Manager Galak (wendy)
01.00 PMWen, cariin wo dong |
Pake tema apa ya enaknya? |
Lo mau jadi bridesmaids gue gak? |
Mama gue pasti seneng sama calon| mantunya
Tolong buat janji sama pihak cartier ya |
Mau beli cincin |
Tapi gue nyari cincin yang simple aja|
sihIrene sukanya yang simple |
Eh tapi menurut lo kalo nikah nanti|
Mending gue jadi seulgi bae atau irene| jadi irene kang?
| MENDING LU SEKARANG IKUT GUA KE PSIKIATER, KANG SEULGI
Ingat, its now or never.

KAMU SEDANG MEMBACA
The 1 ? sr
Fanfiction???? ???? 15 ???? ???? ???, ??? ???? ???? 25 ???? ??? ???????? ?????? ?? ???? ???? ????? ????. warning; gxg! harsh words! 抖阴社区 in bahasa Semi-baku Another fluff from me that make...