Arka berhenti, langsung menatapnya. "Nggak. Gue udah bilang lo nggak boleh nemuin siapapun selama di sini."
"Dih, egois. Tadi aja kamu ketemu cewek!"
"Lah, lo juga ketemu," balas Arka.
"Beda! Dia bilang kangen kamu. Berarti sering ketemu kan sebelumnya? Atau kalian pernah pacaran?"
Arka diam, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa menanggapi. "Masuk mobil."
Gea berancang-ancang kabur.
"Masuk atau gue tabrak," ucap Arka lagi.
Gea berdecak. Arka tetap tidak menyenangkan. Dia tidak seseru dulu! Katanya dia akan berubah jika Gea tinggal seminggu bersamanya. Tapi mana? Belum terlihat tuh.
Dengan terpaksa, Gea masuk ke mobil dan diam cemberut.
"Itu senior gue, Nana, Kalana Santoso."
Gea menoleh. Matanya melebar.
"Ya, transgender," Arka memandang balik matanya. "Gue nggak mungkin pernah pacaran sama dia."
****
"Hahaha, jadi kamu dikejar-kejar transgender selama ini?" Gea tak berhenti tertawa bahkan hingga mereka sampai ke apartemen.
"Gue sial terus di mana-mana," kata Arka menghela nafas. "Di indo ada lo, di sini ada Nana."
"Kok aku? Emang aku kenapa?"
Arka menunduk, geram. "Cengeng, bego, manja, nggak jelas. Masih nanya kenapa?"
"Oh, kamu ninggalin aku ke sini karena itu?"
"Akhirnya sadar."
"Kalau aku nggak cengeng lagi, nggak manja lagi, kamu mau balik nggak ke rumah?"
Arka menaikan alisnya karena ucapan Gea terdengar serius. "Heh kutil, gue bukan homeless. Pasti balik ke rumah walaupun lo nggak berubah segala."
"Nyebelin!" kata Gea lalu melangkah pergi.
"Mau ke mana?" Arka menarik lengannya, membuat Gea membalik tubuhnya menatap cowok itu. "Ngumpet terus nangis?" tebak Arka.
Gea tampak terkejut. "Tau dari mana?!"
Arka berdecak lalu menoyor lembut dahinya dengan telunjuk. "Gue lebih kenal lo daripada diri lo sendiri, Gea."
Gea cemberut. Pipinya mengembung, bibirnya maju. Arka jadi gemas melihatnya. Tapi mulutnya berkata sebaliknya. "Jangan sok imut," hujat Arka.
"Emang imut," jawab Gea dengan memainkan rambutnya centil. "Imut, cantik, seksi. Cowok mana yang nggak mau sama aku coba?" katanya terkekeh guyon.
Arka memasang ekspresi datar. "Gue."
"Orang jelek nggak diajak!" seru Gea kesal.
"Ck, mau ke mana sih?" tanya Arka saat melihat gadis itu berbalik. Kali ini ia menyeret kerah cewek itu. "Coba diem dulu, jangan kaya ulet nangka!"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lethal Boy Friend
Teen FictionTeman tapi posesif? Arkanza Archeron itu galak, kejam, tidak berprikemanusiaan. Dia sering membunuh orang dengan mulut pedasnya. Begitulah menurut Geandra Liona selaku sahabatnya sejak kecil. Gea yang cengeng, Arka yang emosian. Mereka tidak pernah...
20 - Confess?
Mulai dari awal