抖阴社区

Bab 19

169 22 0
                                        

"Apakah Anda ingin langsung ke istana atau ke tempat lain dulu, Baginda?" tanya Felix pada Taehyung.

Sebentar lagi kereta kuda mereka akan sampai ke ibukota kerajaan. Sudah dua minggu sejak mereka berada di Wedra, sebuah wilayah di bagian selatan yang mana memakan waktu perjalanan dari Ibukota selama dua hari.

"Bawa aku ke Grand Duchy lebih dahulu."

Felix tampak terkejut, pasalnya perjalanan dari Ibukota ke Grand Duchy adalah sekitar tiga jam. Apakah Taehyung tidak lelah? Padahal sekarang sudah lebih dekat dengan istana.

"Baiklah, Baginda." Setelah mendapatkan informasi seperti itu, tetap saja Felix hanya bisa menurutinya dan membuka jendela kereta kuda untuk memberi kabar pada pasukan serta kusir yang menjalankan kereta kudanya.

Sesampainya di mansion, Taehyung segera masuk ke dalam mencari keberadaan Jihyo.

"Putri!"

Jihyo tidak ada di manapun, mungkin dia sedang berada di kamarnya. Oleh karena itu, Taehyung melangkahkan kaki menuju kamar Jihyo di lantai tiga.

"Put-"

Plak!

"Dasar menyusahkan! Apa Anda tidak bisa langsung makan saja! Kenapa Anda memerintahkan kami ini dan itu, Anda pikir Anda siapa!"

"Aku tidak menyukai ikan!" Jihyo berteriak dan ingin melawan sampai pelayan lain menjambak rambutnya.

"Perempuan murahan ini gila! Anda itu sudah dibuang oleh Baginda, itulah mengapa beliau menaruh Anda di mansion bukan istana. Beraninya Anda yang merupakan orang buangan baginda masih memerintah kami!"

Taehyung mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia pikir para pelayan sudah tidak melakukan hal seperti ini pada Jihyo. Jadi, selama ini Jihyo masih mendapatkannya?

Ia memindahkan Jihyo ke sini bukan untuk mendapatkan kekerasan seperti ini!

Brak!

Taehyung membuka pintu kamar Jihyo dengan tergesa-gesa. Lima pelayan itu terkejut.

"B-baginda."

"Kalian semua sudah gila rupanya." Taehyung menatap mereka tajam.

"Baginda, ini tidak seperti-"

"Keluar dari kamar ini sekarang," ucap Taehyung dingin.

"Tidak, baginda-"

"JANGAN MEMBUAT SAYA MENGULANG UCAPAN SAYA, APA KALIAN DUNGU?"

Para pelayan itu segera keluar dari kamar Jihyo sementara Jihyo masih terduduk di lantai dengan rambut yang sudah berantakan beserta pipi yang merah bekas tamparan.

Darah Taehyung mendidih hanya dengan melihat keadaan Jihyo yang tidak masuk akal ini. Bagaimana tidak? Pelayan yang harus tunduk pada majikannya, tapi tadi Jihyo yang bersimpuh di depan mereka seolah Jihyo lebih tidak berharga.

Memori tentang punggung Jihyo yang telah kembali beberapa hari lalu juga membuat Taehyung semakin marah kepada para pelayan yang sudah melayani Jihyo sejak hari pertamanya menginjakkan kaki di rumah ini.

Apakah itu berarti Jihyo sudah menerima kekerasan sejak itu? Sejak enam tahun lalu? Dan dia bahkan tidak pernah sekalipun mencoba mengadukannya pada Taehyung dengan meminta pelayan baru.

Rupanya Jihyo tidak memercayainya. Mungkin dia berpikir bahwa jika mengadukan perbuatan para pelayan kepada dirinya itu tidak berarti apa-apa karena selama ini ia pun mengabaikannya.

Taehyung berlutut di depan Jihyo dan memegang pipi Jihyo yang memerah dengan jejak air mata.

"Akan aku obati, tidak perlu menangis." Taehyung menghapus air mata Jihyo.

Akan tetapi, lagi-lagi Jihyo menyeret tubuhnya menjauh. Taehyung hanya mematung di posisinya.

"Kau takut denganku, Putri?" tanya Taehyung.

Jihyo mengangguk pelan.

Melihat reaksi Jihyo membuat jantungnya seperti berhenti. Jadi, Jihyo takut dengannya? Karena ingatan masa lalu itu?

"Aku tidak akan menyakitimu, aku berjanji." Taehyung memaksakan senyumnya sementara air matanya ingin mendesak keluar.

Entah mengapa sangat sakit mengetahui fakta bahwa Jihyo tidak suka berada di dekatnya karena takut.

"Pedang." Jihyo menunjuk pedang yang selalu ada terpasang di bagian sabuk pinggangnya.

Mendengar hal itu, Taehyung segera melepaskannya dan melemparkan pedang itu menjauh.

"Aku tidak akan menyakitimu, Putri. Jangan takut kepadaku," kata Taehyung sambil mengangkat tangannya, memastikan ia tidak mempunyai barang yang bisa melukai Jihyo.

Jihyo mengangguk dan saat itu Jihyo baru mau menerima uluran tangannya.

"Aku akan mengambilkan makanan yang baru untukmu, tunggu di sini, mengerti?" Setelah mendudukkan Jihyo di sofa, Taehyung segera meninggalkan kamar Jihyo.

Begitu menutup pintu kamarnya, Taehyung segera merosot jatuh dan terduduk bersandar di tembok yang menjadi pembatas antara kamar dan koridor.

Kakinya lemas tiba-tiba.

Jihyo takut kepadanya dan pedang itu. Berarti, ingatan itu masih menyakitinya hingga hari ini.

Tapi bagaimana bisa gadis itu selama ini hanya menunjukkan kesetiaannya dan patuh padanya sementara ternyata dia sangat ketakutan padanya.

Dan lagi, bagaimana mungkin Taehyung bisa mencelakai Jihyo. Meski Taehyung memikirkannya, Taehyung tidak akan pernah bisa membayangkan ia mengayunkan pedang untuk membunuh Jihyo.

Taehyung segera turun ke lantai satu, lebih tepatnya ke dapur sendiri tanpa meminta bantuan para pelayan.

Juru masak yang melihat itu sontak menundukkan tubuhnya patuh.

"S-salam kepada matahari kerajaan Alfscia, semoga Anda selalu dalam lindungan dan berkat Dewa Altair!"

Di mana para pelayan hingga baginda raja sendiri yang masuk ke bagian dapur yang sangat tidak pantas dimasuki Baginda Raja!

"Masaklah makanan yang baik untuk seseorang yang baru sembuh dari sakit berhari-hari." Taehyung memerintah dan menatap tajam pada kepala juru masak itu.

Mereka semua bertanya-tanya, apakah itu untuk baginda sendiri hingga ia datang ke sini secara langsung karena tidak ingin menunjukkan bahwa ia baru sakit?

Mendengar Baginda Raja datang ke sini setelah perjalanan panjang saja sudah mengejutkan.

"Kenapa diam? Cepat lakukan! Makanan itu juga tidak boleh dimasak secara lama." Taehyung duduk di kursi tempat para juru masak di mansion ini beristirahat.

"Baginda, Anda tidak boleh duduk di sini. Ini tempat yang sangat sederhana dan tidak pantas."

Mereka semua lantas heboh dan meminta Taehyung pergi.

"Kerjakan saja tugas kalian dengan cepat. Makanan itu untuk Putri, jangan sampai kalian memasukkan ikan dan beberapa bahan yang membuat Putri alergi."

Kali ini, bahkan semuanya lebih terkejut. Taehyung datang ke sini hanya untuk memantau makanan untuk Putri? Apa yang terjadi hingga akhirnya gadis yang tidak pernah dipedulikan itu mendapatkan perlakuan seperti ini?

Bagaimanapun, mereka semua mengenal hubungan Taehyung dan Jihyo selama enam tahun sejak pernikahan mereka. Bahkan ketika Jihyo sempat alergi, Taehyung memerintahkan makanan yang mengandung bahan itu tetap di sajikan di atas meja dengan alasan hanya Jihyo yang alergi bukan berarti seluruh orang tidak dapat memakannya di rumah ini.

Alhasil setiap menyajikan makan dengan bahan itu, kepala juru masak menginformasikan kepada Jihyo mana yang mengandung persik dan nanas, kedua bahan makanan yang membuat Jihyo alergi.

-TBC-

Regresi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang