"Ilang ingatan?"
" Cih! Mana ada ilang ingatan, orang gue masih inget nama gue kok, JISUNG VIRENDRA umur 16 tahun kelas 11 SMA. Tuh gue inget!"
"Tunggu jangan-jangan AAAA eh muka gue gak berubah? Ini gue yang ilang ingatan apa keluarga setan itu y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagi dan lagi jisung kembali menangis setiap kali punggungnya di obati, lukanya masih cukup basah karena itu rasanya sangat perih saat di beri salep yang dokter sarankan.
"Udah...hiks udah perihh jangan di sentuh teruss sakit hiks hiks" tangis jisung yang tengah di gendong william.
Kenapa? Karena tadi jisung merengek pegal berbaring terus, kepalanya juga keram, karena itu william gendong.
"Iya tahan sedikit lagi ya" ucap dokter
"Gak mau! Sakit! Huwaaaaaaaa sakitttt" tangis jisung yang semakin kencang.
Dia bahkan sedari tadi terus memukul pundak william dengan sesekali menggigit pundaknya.
"Adik jangan pukul-pukul terus kasian om will nya, pegang tangan kakak jie aja, remas aja gak papa" ucap jie yang berusaha menenangkan jisung.
"Sakit hiks hiks sakittttt udahan" tangis jisung
"Sabar...namanya juga lagi di obatin" tutur jeno
"Sabar-sabar! Sini lo gue cambuk biar tau rasanya sakit! Hiks hiks dasar junsu sialan! Liat aja gue sembuh bakal gue santet dia pake boneka sama paku! Hiks hiks" oceh jisung sambil terisak
"Nah udah selesai, sekarang suntik dulu ya" ucap dokter tersebut.
"ENGGAK! Udah di obatin kenapa harus suntik juga! Lo mau bunuh gue ya? Lo siksa gue terus dari tadi, gue gak maammppppp" mulut jisung di tutup oleh jaemin
"Ssssst adik gak sakit kok, orang kayak di gigit semut doang" ucap jaemin
"Engggg"
"Maaf tolong bisa di lemesin tangannya? Kalau keras gini jarumnya bisa patah di dalem loh" ucap dokter
Jisung semakin memberontak dan menangis.
"Adik diem dulu, cuma sebentar kok ya" ucap jie
"Abang beliin permen yang waktu itu kalau adik diem gimana?" Bujuk mark
"Koko buatin kue berotot lagi yang banyak, khusus buat lo" timpal renjun
Jisung menggeleng keras, kakinya juga sekarang sudah tidak mau diam.
"Chenle, jeno, pegangin kakinya. Ini lama-lama om gak seimbang" pinta william
Keduanya mengangguk dan memegang kaki jisung.
"Udah dok cepet suntik" ucap william.
"Gak bisa tangannya bener-bener keras, harus di lemesin gak boleh tegang ya..." ucap dokter pada jisung