Between 4 (Hyuckren) [END]

??

"Gua diusir karena dia mau mainan lego sama Chenle."

"Lego apaan?"

"Itu lohh, yang mainan disusun-susun."

"Oalahh, yaudahlah. Ayo nge game,"

"Bolehh, tapi nanti sore gua balik."

"Iyedah, ayo."

Akhirnya Haechan dan Jaemin fokus pada game mereka, sedangkan Renjun dan Chenle fokus menyusun lego yang sudah Renjun beli saat di China dulu.

Awalnya ia ingin memasangnya dengan Haechan, namun keadaannya seperti ini.

"Eh, tapi nyusun ini juga cuma diem kan?"

"Iya, mau lanjut sama Haechan?"

"Engga, ini selesaiin dulu yang bunga. Nanti yang love, terus beruang sama rubahnya sama Haechan."

"Serah dah, atur aja atur."

"Emang ga mau lo gua baikan sama Haechan?"

"Mau lah anjirr, Daegal kesepian karena gua sering kesini."

"Jahat lo sama temen sendiri,"

"Suka suka lah,"

🐻🦊

Jaemin dan Chenle kini sudah pulang dirumah masing-masing. Sebelum pulang Chenle berpesan pada Renjun agar menurunkan rasa gengsinya.

Karena sebenarnya Renjun juga sangat merindukan Haechan, ia ingin kembali disayang-sayang dan dipeluk seperti dulu.

Rasa gengsi yang lebih tinggi membuat Renjun mengurungnya semua niatnya.

Renjun melihat Haechan sedang bersantai dikamarnya sambil menata rak nya yang berisi mobil-mobilan dan juga koleksi sinchannya, suara Haechan saat menyanyi adalah favorit Renjun.

Suara Haechan sangat sopan saat melewati telinga, meskipun suaranya tidak kalah bagus ia tetap menyukai jika Haechan yang menyanyi untuknya.

Haechan terlau fokus menata koleksinya sampai tidak menyadari kedatangan Renjun. Ia terkejut saat si mungil berada disampingnya.

"Anying, kirain setan. Kenapa?"

"Ayo susun lego,"

"Udah ga marahan?"

"Masih, tapi temenin."

"Yaudah ayo, dimana?"

"Di ruang tengah, mau sambil nonton moomin."

"Sini, gua bawain."

Renjun memberikan 3 bungkus legonya pada Haechan, lalu ia pergi terlebih dahulu menuju ke ruang tengah.

Ternyata Renjun sudah menyiapkan minuman dan juga cemilan disana, pantas saja ia mengajak Haechan untuk menyusun lego di ruang tengah.

Haechan pun duduk disamping Renjun dan mengecek bungkus lego yang ia bawa. Saat menyadari itu berbentuk beruang, rubah dan love, Haechan tersenyum hangat.

"Marahan aja gemes,"

Akhirnya Haechan menyusun lego yang berbentuk rubah, sedangkan Renjun menyusun lego yang berbentuk beruang.

Selama 4 jam mereka menyusun lego, tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Haechan pikir Renjun masih marah padanya sehingga ia tidak memulai pembicaraan.

Namun aslinya, Renjun hanya gengsi jika harus memulai pembicaraan terlebih dahulu. Meskipun kini banyak yang ingin Renjun tanyakan pada Haechan.

"Taro sini aja, besok lanjut."

"Gapapa emang?"

"Gapapa, mau tidur. Jangan begadang,"

Renjun beranjak dari duduknya lalu membawa boneka moomin yang ia ambil tadi untuk menjadi bantalan, dan langsung pergi ke kamarnya.

Tidak dengan Haechan, ia terus menonton film sambil memasang lego yang belum sempat terpasang.

Bisa dibilang Haechan tidak bisa tidur jadi ia sengaja menyusun semua sampai selesai dan baru ia akan tidur.

Bahkan ia tertidur diposisi yang sama, duduk sambil memeluk bantal sofa.

Dipagi hari saat Renjun ingin membuatkan sarapan, ia melihat Haechan yang tidak beranjak dari semalam.

"Chan?"

"Tidur ternyata,"

Renjun kembali ke atas untuk mengambil selimut milik Haechan, setelah sudah ia turun kebawah dan menyelimuti Haechan yang masih terlelap.

"Chan, tidur disofa aja kalo masih males buat naik."

"Heem..."

"Serah lah,"

Setelah menyelimuti Haechan, Renjun kembali ke tujuan awalnya yang ingin memasakkan sarapan untuk mereka berdua.

Dan Haechan hanya berpindah tempat tidur di sofa lalu kembali memejamkan matanya. Renjun hanya menggeleng pelan dan tersenyum tipis melihat kelakuan Haechan.

Haechan benar-benar masih seperti anak kecil yang membutuhkan penjagaan ketat dari orang tuanya. Itupun hanya Renjun yang bisa.

maap ngelantur alurnya
aku ngetik difase cape dan ngantuk
moga besok lebih lancar lagi
kalo ada typo maap keun yow

Shaahcx