Happy Reading!
.
.
"Hyung."
Mark yang sedang memakai rompi anti peluru menoleh saat mendengar panggilan lirih dari Sungchan. Wajah anak itu tampak gelisah dan takut. Matanya memancarkan keraguan yang dalam.
"Kenapa?", jawab Mark dengan senyum teduhnya.
Sungchan menundukkan kepalanya. "Entah mengapa aku merasa takut, hyung. Aku tidak siap dengan kehilangan," lirihnya.
Mark segera meletakkan segala perlengkapan yang akan ia pakai, kemudian merengkuh adik keduanya itu, sambil menepuk pelan punggung sang adik.
"Kita akan baik-baik saja, hyung berjanji."
Sungchan membalas pelukan kakak pertamanya itu dengan erat. Sungguh di dalam hatinya ia merasa sangat takut, meskipun ia tahu kedua ayahnya sangat kuat, belum lagi tim yang mereka miliki juga merupakan tim terlatih dan telah terbukti kehebatannya. Ia juga memiliki dua kakak yang siap memasang diri mereka sendiri sebagai tameng.
Namun, tidak dapat dipungkiri perasaan takut itu terus menghantuinya.
Sungchan melerai pelukan mereka, kemudian menatap dalam mata kakaknya. "Hyung, aku berjanji tidak akan menjadi beban bagi kalian."
Mark terkekeh pelan mendengar ucapan tersebut. "Aigo! Hyung tahu kau tidak mungkin menjadi beban, Chan!"
"Sekarang pakai keperluanmu, kita harus segera bersiap," lanjutnya.
***
Berbeda dengan kedua putra Jung yang sedang saling menenangkan, keributan justru terjadi di ruang kontrol utama markas Kings.
"Jung Jeno, dengar apa kata daddy. Jangan membantah." tegur Jaehyun dengan suara dalamnya.
Jeno memasang wajah keras. "Jeno tidak setuju jika Sungchan tergabung dalam tim garis depan. Jeno dan Mark hyung saja sudah cukup, Dad!"
Jeffrey hanya diam melihat perdebatan keduanya. Ia paham tujuan Jaehyun menempatkan Sungchan di tim garis depan. Di tim tersebut, berisi dirinya, Mark, Jeno, S.Coups, serta Mingyu yang mana sangat lebih dari cukup untuk melindungi Sungchan. Namun, di sisi lain, ia juga paham dengan kekhawatiran putranya.
Mendengar suara Jeno yang meninggi, Jaehyun mendekati putra keduanya itu dengan wajah tidak kalah keras.
"Daddy tahu kemampuan Sungchan. Daddy juga percaya dengan kemampuannya." ucapnya dingin.
Jeno balas menatap tajam sang daddy. "Dad-"
"Cukup, Jung Jeno. Dadda juga akan berada di tim garis depan. Kau tidak percaya pada Dadda?" sela Jeffrey menengahi keduanya.
Pasangan ayah dan anak itu menoleh secara bersamaan. Hingga akhirnya Jeno memilih untuk mengalah dan pergi begitu saja dari ruangan tersebut.
"Lu kenapa daritadi diem aja sih! Liat noh tu bocah langsung diem pas lu ngomong." omel Jaehyun yang hanya disambut kekehan oleh Jeffrey.
Mereka berdua secara bersamaan menatap ke arah monitor yang menampilkan setiap sudut markas.
"Ingat hyung, jangan bertindak impulsif. Lu di garis depan dan yang terpenting anak-anak gue ada sama lu semua," peringat Jaehyun dengan tatapan yang tidak lepas dari monitor didepannya.
"Hm. Mereka juga anak-anak gua, bangke."
***
Suasana malam itu terasa mencekam. King of Dragon dibagi menjadi 3 kelompok, dengan kings yang tersebar di ketiganya. Dragon one yang dipimpin langsung oleh Jung Jeffrey berada di garis depan. Tim tersebut berisi Mark, Jeno, Sungchan, Scoups, dan Mingyu. Dragon two bertugas memberi bantuan utama pada tim dragon one, dipimpin oleh Nakamoto Yuta, Jackson dan Johnny. Terakhir Dragon three, bertugas memantau keseluruhan medan perang, yang dipimpin oleh Jung Jaehyun.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRIDE OF JUNG'S
FanfictionKisah dari Jung Jeffrey dan Jung Jaehyun, si kembar dari keluarga Jung yang menikahi seorang Lee Taeyong dan memiliki 4 orang keturunan Jung. "Singkirkan tanganmu dari istriku, bajingan." -Jung Jaehyun "Bermain sedikit tidak masalah bukan? Aku ingin...