jangan lupa vote, follow sama komen
jangan lupa
ok
happy reading
•••
Heeseung menatap tajam Heuningkai. Ia sangat marah dengan keputusan yang diambil oleh Heuningkai. Beberapa waktu lalu setelah dirinya tersadar, Heuningkai memberi tahukan keadaan tubuhnya. Dan mengatakan keputusannya untuk menggugurkan janin yang dikandung Heeseung.
"Gugurkan!"
"Kita harus menggugurkannya!" ujar Heuningkai pada Heeseung.
"Kau gila?! Dia anakmu Kai!" Heeseung sangat marah ketika mendengar perkataan Heuningkai. Ia tidak habis pikir dengan Heuningkai.
"Tapi nyawamu terancam!"
"Aku tidak peduli, bagaimanapun anak ini tidak bersalah. Dia pantas untuk hidup. Dan ingat, aku hamil karena mu!" jawab Heeseung dingin. Heuningkai menggelengkan kepalanya, ia terdengar tidak setuju dengan perkataan Heeseung.
"Mengertilah, aku mencoba melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawamu Hee. Aku tidak ingin kehilanganmu." ujar Heuningkai sambil memeluk tubuh Heeseung erat. Ia terdengar sangat frustasi dan sedih.
"Dengan membunuh anakmu sendiri yang bahkan belum lahir ke dunia? Tidak, aku tidak akan mau menggugurkannya. Keputusanku sudah bulat, tolong hargai aku." ujar Heeseung.
"Aku tidak mau kehilanganmu Hee. Sungguh. Janin ini menyebabkan tubuhmu semakin lemah Hee, vitamin saja tidak cukup. Bahkan obat penguat kandungan pun tidak akan bertahan lama Hee." Heuningkai menenggelamkan kepalanya pada bahu Heeseung.
"Tidak Kai. Aku pasti akan bertahan dan melahirkan anak ini dengan selamat. Tolong hargai keputusanku ini, dan mengertilah." ujar Heeseung lemah. Ia membalas pelukan hangat Heuningkai dan membiarkan sang enigma menenggelamkan wajahnya pada bahunya.
"Baiklah. Aku akan membiarkanmu mengandung janin itu, tapi jika keadaanmh semakin lemah jangan salahkan aku jika aku memaksamu membunuh anak itu bahkan dengan tanganku sendiri." setelah berkata seperti itu, Heuningkai melepaskan pelukannya dan pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.
Meninggalkan Heeseung yang memandang sedih kepergiannya.
Sementara diluar, Heuningkai bertemu dengan Mama dan Papa Heuning. Mereka berdua menunggu hasil keputusan keduanya di luar. Namun saat melihat ekspresi wajah sang anak yang tampak murung dengan emosi tertahan membuat mereka paham.
Heeseung tidak mau melepaskan anaknya. Jadi mereka hanya bisa melindungi keduanya semampu mereka. Entah takdir akan berkata apa nantinya, mereka hanya bisa berdoa agar keduanya bisa bertahan sampai ia lahir.
Mama Heuning mengelus pundak anaknya dengan lembut. Mengerti bagaimana perasaan anaknya namun tidak bisa berbuat lebih. Mereka harus menghargai keputusan Heeseung.
"Tidak apa, Kai. Percayalah, Heeseung adalah omega yang kuat. Hargai keputusannya dan jaga dia dengan baik, oke?" ujar Papa Heuning sambil tersenyum. Alpha dominan ini berusaha menenangkan anaknya. Heuningkai tidak memberikan reaksi apapun. Dia hanya diam.
Mama mengajak mereka berdua untuk turun kebawah. Tidak menganggu waktu istirahat Heeseung.
•••
Mama masuk kedalam kamar. Membawa nampan berisi bubur yang masih hangat, segelas air putih dan juga vitamin. Ia dapat melihat Heeseung yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang yang empuk karena dilapisi oleh busa tebal. Sementara televisi yang diletakkan tidak dauh dari ranjang menyala menampilkan film yang baru baru ini keluar.
Heeseung tersenyum kepada Mama ketika omega wanita paruh baya itu masuk kedalam kamar. Mama membalas senyum yang diberikan Heeseung sambil berjalan mendekati ranjang. Ia duduk dipinggir ranjang setelah meletakkan nampan tersebut diatas nakas.
Sudah waktunya bagi Heeseung untuk makan siang. Walau Heeseung sebenarnya tidak menyukai bubur namun mengingat kondisinya, Mama harus memberinya bubur. Walau terdapat protein dari ayam dan serat dari sayur yang Mama haluskan dan masak bersama bubur agar mudah dicerna oleh Heeseung.
Mangkuk bubur sudah berada ditangan Mama. Sambil menyendokkan bubur dan meniupnya pelan sebelum memberikannya kepada Heeseung. Walau sempat menolak untuk di suapi, tapi melihat Mama yang memaksanya membuatnya akhirnya menyerah dan membiarkan Mama menyuapinya makan.
"Tidak mual?" tanya Mama setelah satu suapan pertama bubur masuk kedalam mulut Heeseung. Kepala Heeseung menggeleng. Perutnya tidak terasa mual. Padahal biasanya ia akan muntah bahkan jika baru mencium aroma makanan.
Namun kini, ia bisa memakannya tanpa harus memuntahkannya. Masakan Mama memang yang terbaik sama seperti masakan Bunda. Ah, Heeseung jadi teringat dengan omega cantik itu. Bunda-ibu kandungnya. Sudah lama ia tidak bertemu dengannya.
Ada rasa rindu yang besar tertahan di hatinya. Ia terlalu takut untuk bertemu Bunda setelah gender keduanya ini mengalami perubahan menjadi omega. Ia tidak sanggup melihat reaksi yang ditunjukkan Bunda ketika mengetahui fakta ini.
Terlebih Bunda saat itu sedang sakit. Ia juga takut dengan kemarahan ayahnya. Tidak mungkin Alpha Dominan itu tidak mengamuk ketika mengetahui fakta bahwa anaknya yang tercatat sebagai Alpha berubah menjadi omega.
Pikiran-pikiran buruk tentang rekasi kedua orang tuanya selalu menghantuinya selama ini. Dan itulah salah satu alasan Heeseung tidak pulang untuk menemui kedua orang tuanya. Namun ia beruntung karena masih ada kedua orang tua Heuningkai yang menemaninya.
Tapi, mau bagaimanapun juga kedua orang tuanya harus tau tentang fakta ini. Dan besok dia akan menemui keduanya. Bersama dengan Heuningkai dan Mama Papa Heuning.
"Hee?" panggil Mama Heuning pelan sembari menepuk pelan tangannya. Heeseung yang sedari tadi terlihat melamunkan sesuatu tersentak karena terkejut.
Ia langsung menoleh, melihat Mama yang memandangnya khawatir.
"Ada apa? Ceritakan sama Mama. Mungkin Mama bisa membantu Hee." ujar Mama sambil mengusap-usap tangannya yang tertaut satu sama lain.
Heeseung menggeleng pelan sambil berkata bahwa ia tidak apa apa. Mama terlihat menganggukkan kepala, tidak ingin bertanya lebih jauh lagi. Namun matanya masih menyiratkan kekhawatiran.
"Jika ada sesuatu, ceritakan pada Mama. Jangan khawatir, Mama sudah menganggapmu seperti anak Mama sendiri." ujar Mama. Heeseung tersenyum teduh. Merasa senang karena perhatian yang Mama berikan.
"Dan, jangan khawatir tentang Bunda dan ayah ya? Biarkan Heuningkai nanti yang mengatakannya. Jangan dipikirkan, Mama yakin mereka pasti mau menerimanya." Mama kembali berkata. Dan kata-kata Mama bagaikan sihir yang menghilangkan perasaan khawatir yang hinggap di hati Heeseung karena memikirkan reaksi kedua orang tuanya.
———————————————
terakhir ya sebelum aku Hiatus. mungkin bulan juni atau mei aku balik lagi. mau persiapan buat kelulusan, jadi banyak ujian praktek.
so, jangan bosen sama cerita ini yaa. jangan lupa vote, komen dan follow akun aku.
selamat malam, jangan bergadang dan jangan lupa makan.
14 - 01 - 2025

KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA FOR ENIGMA [KAISEUNG]
Fanfiction[ONGOING] HUENINGKAI X HEESEUNG TXT X ENHYPEN Setelah hampir ribuan tahun, keberadaan Enigma mulai diketahui oleh dunia. Satu orang laki-laki dengan status Enigma membuat gempar dunia. Alpha dari segala Alpha kembali. Semua orang tunduk kepadanya t...