抖阴社区

The Unexpected Arrival

Mulai dari awal
                                        

"KALIAN STOP!" Teriak Julliete yang magisnya mampu menghentikan perkelahian keduanya secara mendadak.

"Apa yang kalian lakukan?." Intonasinya berubah menjadi tinggi pertanda bahwa ia marah dan juga frustasi, sementara orang-orang disana hanya memandang Julliete bingung, merasa asing dengan bahasa yang di ucapkan olehnya.

Setelah tak lama berdiskusi dengan satpam, alhasil kerumunan mulai bubar satu-persatu termasuk Dikey, hinga menyisakan Joshua dan Julliete yang saling tatap dengan pikiran masing-masing.

"Who is he?" Tanya Joshua.

Alih-alih menjawab Julliete malah balik bertanya.
"Ada apa tadi? Kenapa kalian bisa berantem?"

"Sebelum kamu tanya aku tanya duluan, kenapa ga jawab pertanyaan aku dulu?" Rintih Joshua yang baru Julliete sadari bahwa ujung bibir pria jangkung tersebut mengeluarkan darah.

"Okay, I'll answer you after I have cleansed your wounds."

***

"Bukan aku yang memulai duluan." Joshua memulai percakapan sedikit membela dirinya takut-takut Julliette tidak percaya.

"Explain!" Titah Julliete.

"Aku memang ingin mengunjungimu selepas kelas kuliahku selesai, karena aku ingin membawakan ikan haring ini yang kebetulan aku beli dari toko yang baru buka didepan kampusku." Ujarnya lalu menunjuk sebuah kantong berisi makanan di meja ruang tamu menggunakan dagunya.

"Sesampai aku disini aku melihat dia diam lama didepan pintu appartmentmu, aku kira dia orang jahat. Aku menepuk bahunya dan berkata 'Wat doe je hier?' Tetapi sepertinya dia tidak mengerti."

Julliete tertawa, sementara Joshua berdecak heran.

"Aku belum selesai cerita kenapa kau tertawa? Apa yang lucu?"

"Tidak ada, kau lucu saja menurut ku karena begitu expresif." Ucapnya terkekeh sementara Joshua hanya memutar bola matanya malas. Sebuah kebiasaan Julle yang selalu Joshua tiru di moment tertentu ketika ia bersamanya.

"Kemudian aku menjelaskan kepadanya ofcourse with my english skill, dan ya dia mengerti. Aku bertanya mengapa dia disini dan dengan wajah yang menantang dia bilang aku tidak perlu tahu urusannya."

"Aku dengan sebal bilang bahwa tindakan dia tidak sopan, seperti orang yang sedang menguntit, lalu pada saat aku ingin memanggil satpam dia merebut ponselku. Dia bilang dia ada urusan denganmu tapi aku tidak percaya dan aku bertanya hubungan apa yang dimiliki dia dengan dirimu, dan dia bilang bahwa kau adalah pacarnya." Jelas Joshua panjang lebar.

"Serius dia bilang seperti itu? You need to know Josh, he's my ex tapi aku udah ga ada hubungan serta urusan apapun dengan dirinya. Bahkan untuk menatapnya saja aku tidak mau." Bantah Julliette dengan sebal.

"I know right Julle, makannya aku tidak percaya dan langsung menghardik dia dengan mengatakan bahwa kau adalah milik ku hehehe i'm sorry Julliette."

"ARGH Julle." Erang Joshua ketika Julliette menekan lukanya menggunakan kasa alkohol.

"Mengapa kau mengatakan itu? Aku bukan milik mu aku milik ibu ku."

"Jadi kau tidak senang ya amu berkata seperti itu? Maaf Julliette."

Julliette hanya memutar bola matanya malas dan memukul lengan Joshua pelan, tanpa Joshua ketahui bahwa itu hanyalah upaya untuk menutupi debar jantungnya yang gila. Bisa dikatakan tidak ingin terlihat salah tingkah didepannya.

"Bukannya aku tidak senang, lupakan saja. Lalu bagaimana selanjutnya?"

"Dari situ dia tidak percaya, dia berkata bahwa aku orang yang aneh dan dia mengumpati juha menyumpah serapahi aku. Dia tidak senang atas jawabanku, karena aku kesal terbawa emosi ya aku memukul dia, lalu terjadilah pertengkaran itu."

Julliette mengangguk paham, setelahnya dia membereskan kotak obat yang dirasa sudah selesai untuk mengobati luka ringan diwajah Joshua.

"Aku mengerti, memang Dikey sangatlah menyebalkan jikalau aku jadi kamupun aku akan kesal. Tapi Josh, tidak baik memulai sesuatu dengan tangan seperti itu, kau bisa menyelesaikan masalah dengan berbicara, tanpa kekerasan."

Joshua menggeleng-gelengkan kepalanya dan menganga, membuat Julliette yang melihatnya tertawa.

"Jadi kau membela dia Julle?" Tanya Joshua masih dengan kegiatan nya sementara Julliete semakin tertawa lebar. Sangat dramatis menurutnya.

"Aku tidak membela nya."

"Kau membelanya."

"Tidak."

"Iya kau mem─" belum selesai Joshua menyelesaikan omongannya Julle sudah menghentikannya dengan menangkup kedua pipi Joshua pelan.

"Stop berkata aku membelanya atau aku akan ....." Ucap Julliette menggantung.

Joshua menyingkirkan tangan Julle lalu menggenggamnya dengan halus.

"Akan apa?"

"Akan mencium mu." Ucap Julliette yang entah dia sadar atau tidak mengucapkan hal tersebut, dirinya pun tidak tahu sementara Joshua membelalakkan mata kaget.

"Ekhm." Deham Joshua.

"Kalau begitu, ayo cium aku." Lanjutnnya menggoda Julliette sementara Julle kalang kabut berusaha menutupi wajahnya yang memerah, lalu mencubit pinggang Joshua tanpa henti.

Menyebalkan sekali pikir Julliette, padahal ia yang memulai.

Setelah selesai tertawa ria dan bercanda, mereka menghabiskan waktu dengan memakan ikan haring. Salah satu makanan Belanda khas Denmark yang terkenal, dengan saus mustard didalamnya.

Sampai akhirnya Joshua memutuskan untuk Pulang karena tidak terawa waktu sudah menunjukan pukul 5 sore.

Sebelum ia berpisah ia berkata "Julle, aku bukan orang yang suka kekerasan. Semoga kau paham apa yang aku lakukan dan apa yang aku rasakan atas peristiwa tadi. Sumpah aku tidak suka dan itu tidak akan terjadi kepadamu, akan kupastikan kau aman bersamaku."

Ujarnya sembari mengusap kepala Julliette.

***
"Wat doe je hier?" (Sedang apa anda disini?)
Hii guys it's been a long time im so sorryytt updatenya lama banget ya;( huhu semiga kalian ttp nungguin ceritaku yaa, jangan lupa votment babay💗

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang