Udara panas langsung menyambut Windy begitu dia keluar dari salah satu ruangan dosen, sedikit tidak rela karena harus bergerak menjauh dari pendingin ruangan yang sudah membuatnya nyaman selama tadi dia menjalani proses pengisian KRS. Seharusnya dia sudah bisa bergerak pulang, namun pukul sebelas siang nanti Windy memiliki janji rapat dengan beberapa rekannya di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik.
Sekarang masih pukul sepuluh. Namun karena kegiatan perkuliahan semester genap belum dimulai maka tidak banyak teman yang dapat Windy temukan di sekitar area kampus. Windy pun enggan menunggu sendirian di luar area gedung dengan sinar matahari menyengat kota Depok di pagi menjelang siang hari ini.
Maka Windy memutuskan untuk menunggu di ruang BEM saja. Pendingin ruangan di dalamnya sepertinya bisa meredakan suhu panas dari luar yang sudah terserap tubuh. WIndy pun berjalan menuju gedung lain yang berada dekat dengan gedung jurusannya, menuju ruang BEM yang terletak tidak begitu jauh dari pintu masuk gedung.
Ketika Windy sudah sampai di depan ruang BEM dan membuka pintunya, ternyata ruangan itu sudah terisi sekitar tiga anggota BEM yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Adalah mereka dua orang perempuan di meja rapat yang sedang mendiskusikan sesuatu sambil sesekali menunjuk layar laptop, serta seorang laki-laki yang sedang duduk bersila di atas karpet sambil membaca buku yang entah apa judulnya.
Windy tidak begitu mengenal dua perempuan tadi, tapi dia tahu pasti siapa laki-laki itu.
Dia adalah Sadam, mahasiswa jurusan Teknik Industri yang juga berada di angkatan yang sama dengan Windy. Sadam pun merupakan salah satu anggota BEM yang akan ikut rapat dengannya nanti. Ternyata bukan hanya Windy saja yang hadir lebih awal dari jadwal yang sudah direncanakan.
Ketika akhirnya menyadari kehadiran Windy, Sadam langsung mengalihkan perhatian dari buku yang sedang dibacanya.
"Oh? Windy udah dateng?'"
Windy sedikit terkejut karena Sadam masih mengingat namanya. Seingatnya, selama ini mereka sangat jarang berurusan dan sudah lama sekali sejak mereka terakhir kali berinteraksi. Tapi itu bukanlah suatu hal yang harus membuatnya heran karena mungkin sebelumnya Sadam sudah mengetahui keikutsertaan Windy di rapat ini dari anggota BEM yang lain.
"Iya. Kecepatan, sih. Gapapa kan kalau gue nunggu di sini?"
"Gapapa banget. Gue juga baru kelar ketemu dosen dan males nunggu di luar. Makanya ke sini, sekalian ngadem juga. Hehehe."
Ternyata alasan Sadam juga tidak jauh berbeda dengan dirinya. Pendingin ruangan di ruang BEM memang selalu menjadi penyelamat bagi beberapa anggotanya yang butuh menghilangkan gerah di badan. Windy perlahan masuk dan menutup pintu. Dia menatap sekeliling, sedikit ragu ingin duduk di mana.
"Duduk di sini aja, Win." Ucap Sadam sambil menunjuk ruang kosong di atas karpet di hadapannya.
Windy pun melepas sepatu dan meletakkannya di rak di dekat pintu sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Sadam. Dengan kikik dia duduk di hadapan Sadam, sedikit jauh dari posisi lelaki itu berada tentu saja.
"Gue lanjut baca, ya." Ujar Sadam lagi yang hanya dibalas Windy dengan anggukan singkat.
Setelah itu hening. Dua orang perempuan yang hanya sempat menyapa Windy sekilas tadi sudah kembali ke kegiatan mereka. Sementara Sadam mulai disibukkan lagi dengan buku yang ada di genggamannya. Suasana mendadak canggung dan seketika Windy menyesali keputusannya untuk datang lebih awal. Menunggu sendirian di luar panas-panasan terasa menjadi opsi yang lebih baik dibanding harus duduk berada di satu ruangan dengan orang-orang yang tidak terlalu dikenalnya.
Dari pada duduk diam saja tanpa melakukan apa-apa seperti orang yang kebingungan, Windy pun akhirnya mengeluarkan ponsel dari saku celana dan mulai bermain game Sudoku yang memang selalu menjadi andadlannya jika bosan melanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Real
RomanceWindy dan Sadam merupakan rekan organisasi kampus yang sedang terlibat dalam suatu kegiatan di awal semester. Namun, dikarenakan satu peristiwa absurd yang tidak pernah terpikirkan oleh Windy sebelumnya, dirinya dan Sadam harus terseret dalam sebuah...