抖阴社区

Start to Learn About Each Other

76 7 4
                                    

Akhir-akhir ini Windy tidak punya banyak waktu luang. Selain disibukkan dengan tugas kuliah, dia juga harus segera merampungkan film dokumenter kegiatan pengmas di Dusun Cemara. Untung saja semua footage yang diperlukan Windy sudah lengkap sehingga yang perlu dilakukannya sekarang hanya menyelesaikan proses editing video.

Hari ini, tepat seminggu setelah dia membuat kesepakatan dengan Sadam mengenai hubungan mereka, Windy akhirnya berhasil merampungkan film dokumenter tersebut. Setelah sebelumnya berhasil melewati tahap diskusi dengan tim dan beberapa anggota BEM lain dilanjut dengan sedikit revisi sana-sini, akhirnya film itu pun selesai dan akan disaksikan beramai-ramai oleh seluruh panitia sore ini di ruang BEM.

Event nobar dadakan ini dilakukan sebagai perayaan kecil-kecilan atas berakhirnya kegiatan pengmas awal tahun secara resmi. Para panitia tampak antusias sampai rela berdesakan duduk di dalam ruangan yang tidak begitu luas ini, padahal film yang durasinya tidak sampai tiga puluh menit itu juga pada akhirnya akan diunggah secara resmi di kanal YouTube BEM Fakultas Teknik setelah pemutaran offline pertamanya selesai.

Sejujurnya Windy merasa sedikit gugup. Dia memang sudah berusaha semaksimal mungin, tapi tetap saja ada kekhawatiran jika hasil film ini tidak sesuai dengan ekspektasi orang-orang. Kegugupannya pun semakin menjadi ketika melihat Sadam muncul bersama teman-temannya. Ini adalah pertama kalinya Windy bertemu degan lelaki itu di hadapan banyak orang semenjak peristiwa di Kantin Teknik. Seperti yang sudah diduganya, semua orang langsung menyoraki mereka. Apalagi setelah Sadam menyadari kehadiran Windy dan tanpa banyak bicara langsung mendudukkan diri di sampingnya. Sorakan itu terdengar semakin heboh.

"Dih, harus banget deket-deketan gitu?" komentar Nami yang duduk di sisi kanan Windy.

"Biasa, Nam. Namanya juga pasangan baru. Iri aja lo, jomblo ngenes." Sahut Ezra sambil mengambil posisi tak jauh dari Sadam dan teman-temannya yang lain.

"Eh, Nyet. Lo juga ngaca, dong?" sungut Nami tak terima sambil mendelik ke arah Ezra yang hanya balas cekikikan.

Nami dan Ezra sebelumnya memang sudah saling mengenal karena berada di kelompok yang sama saat KKN semester lalu. Tidak heran jika sekarang mereka terlihat akrab.

"Lagi anget-angetnya, tuh. Mana bisa jauh-jauhan." Ujar Rama yang sedang mengatur laptop dan proyektor di ujung ruangan.

Serta komentar-komentar lainnya yang membuat Windy rasanya ingin menghilang saja. Dia tidak begitu suka menjadi pusat perhatian dan selalu bingung jika sudah dihadapkan dengan peristiwa seperti ini.

Menanggapi kehebohan itu, Sadam hanya bisa menyengir geli, "Udah dong, guys. Iseng banget, sih." Lelaki itu menoleh sekilas pada Windy yang dari tadi hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jarinya. Seakan-akan paham dengan ketidaknyamanan Windy, Sadam segera mengahilkan perhatian teman-temannya. "Jadi udah bisa dimulai nih, nobarnya?"

Mereka semua akhirnya kembali fokus ke depan ketika Rama membuka acara dengan kata sambutan. Singkat saja, lalu setelahnya lelaki itu langsung segera bersiap memutar film.

Bukannya semakin tenang, degup jantung Windy malah semakin terpompa ketika perhatian orang-orang kini sudah terpaku pada layar yang mulai menampilkan intro film. Orang-orang mungkin tidak begitu memperhatian, tapi Sadam yang duduk di sampingya sadar betul akan hal itu.

"Santai, Win. Nggak usah khawatir gitu." Sadam berusaha menenangkannya. "Draft yang kemarin sebelum lo revisi itu aja udah keren kok, gimana lagi yang sekarang? Apalagi muka gue yang cakep itu ntar terpampang nyata di sesi wawancara. Makin tambah keren nggak, sih?"

Windy mendengus dan tertawa geli. Awalnya Windy sudah akan terharu dan berterima kasih, tapi kalimat terakhir Sadam mengurungkan niatnya dan sekarang dia malah ingin menonjok lelaki itu. Setidaknya dengan gurauan Sadam kegugupannya jadi sedikit berkurang.

Let's Get RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang