? ?????????? ?????????, ???????????, & ??????????
[Follow untuk membuka bab terkunci]
Kapten dari organisasi kriminal pembuatan dan penjualan narkoba secara illegal(BB) telah ditangkap. Meskipun telah melalui...
Chapter selanjutnya update jika vote mencapai 350 seperti chapter² sebelumnya, ya! 😊
***
Bagaikan langit yang segera runtuh dengan badai yang menerjang tak tentu arah serta diiringi guntur yang mengamuk, kata-kata itu membuat Tizanna terkejut bukan main, tubuhnya seakan melemas dan telinganya terasa berdengung.
Gambaran janin dalam monitor itu membawa ingatannya menuju tragedi menakutkan yang sama sekali tak ia inginkan. Mata Tizanna memanas, bibirnya terasa kelu sampai-sampai suaranya tertahan, begitu sulit untuk bersuara, bahkan hanya untuk menangis pun rasanya sulit.
"..."
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa janin di perutnya baik-baik saja? Apa dia sehat?" tanya Julie.
"Dia baik-baik saja, namun masih sangat lemah, itu semua karena pola hidup ibunya yang tidak teratur dan sehat. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan berdampak besar pada bayinya."
"Lalu..."
Tizanna tak bisa lagi mendengarkan obrolan itu lebih lama, perlahan-lahan langkahnya mundur menjauh secara tak sadar, namun mata hitamnya masih setia menatap monitor yang menunjukkan hasil USG 2D itu, seakan-akan ia berusaha untuk memastikan lagi, lagi, dan lagi.
"Kheuk--Hicc!"
Suara isakan tangis yang menyedihkan sehingga membawa rasa sakit tersendiri keluar tanpa bisa dicegah, dengan segera Tizanna menutup bibirnya dengan tangan guna mencegah suara menyedihkan itu timbul.
Akan tetapi, itu terlambat, suara itu telah di dengar oleh Julie, dari dalam sana Julie tengah bertatapan mata dengannya. Sorot mata Julie terlihat terkejut bukan main, wanita itu seakan memaku melihat Tizanna.
Tak ingin ditatap lebih lama oleh tatapan yang mengganggu seolah dapat menghilangkan ketenangan diri itu, dengan cepat Tizanna berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu dengan langkah cepat seakan melarikan diri dari segalanya.
Tizanna berjalan cepat melalui lorong yang dilewati beberapa orang, sambil menahan isak tangisnya Tizanna ikut menahan rasa sesak pada dadanya. Air matanya tak bisa ia bendung lagi seolah tak mendengarkan kemauannya, cairan bening yang terasa asin itu mengalir membasahi pipi mulusnya seakan membawa rasa sakit itu menjauh. Namun karena air mata yang membulat penglihatannya menjadi kabur, Tizanna tak dapat melihat dengan jelas jika ada orang di depan sana, berkat itu Tizanna menabrak orang itu tanpa sengaja hingga membuatnya terjatuh ke lantai.
Brukk--!!
"Ughh--Ah!!?"
"Erggh--!!?"
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.